Raka mengernyitkan keningnya ketika Elzia dan Roy yang merupakan adik sepupunya saling menunjuk dan berkata secara beramaan.
"Wait... Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Raka bingung.
Elzia menurunkan jari telunjuknya begitu juga dengan Roy.
"Roy teman sekolah gue.. Tapi kenapa penampilan lo beda, Roy?" Tanya Elzia yang memperhatikan penampilan Roy.
Glek!
Roy menelan salivanya sendiri dengan susah payah.
"Jadi kalian ini teman satu sekolah?" Tanya Raka lagi.
Elzia dan Roy pun mengangguk.
"Satu kelas juga." Ucap Elzia dan Roy secara bersamaan.
"Astaga.. Mati deh lo Roy.. Terbongkar semua deh sandiwara lo selama ini." Ucap Raka.
"Zi, gimana ceritanya sih lo bisa ada di sini?" Tanya Roy.
"Lo belum menjawab pertanyaan gue tadi, Roy." Ucap Elzia.
"Oke... Gue jujur sama lo but please.. Please don't tell anyone.." Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Oke." Ucap Elzia.
"Jadi selama ini gue bersandiwara.. Gue menyamar sebagai Roy yang cupu.." Ucap Roy.
Elzia mengernyitkan keningnya.
"Tapi kenapa? Kenapa lo melakukan ini?" Tanya Elzia bingung.
Roy menatap dalam manik mata Elzia. Ia lalu menggenggam tangan Elzia.
"Karena gue ingin mencari teman yang tulus, Zi.. Selama ini gue hanya mendapat kepalsuan dalam berteman.. Mereka hanya memanfaatkan gue.. Gue tidak pernah benar-benar dianggap teman oleh mereka. So that's why gue melakukan semua ini.. Please maafin gue, Zi.." Ucap Roy.
Elzia melirik tangannya yang digenggam oleh Roy.
"Honesty, mau lo menjadi siapa pun.. Selama lo tetap menjadi orang baik, gue akan tetap mau kok berteman sama lo.. Begitu juga dengan Zoya dan bang Ikbal.." Ucap Elzia.
Roy tersenyum haru. Ia lalu memeluk Elzia.
"Thanks Zi.. Gue tahu kok kalau lo memang benar-benar baik dan tulus.. Gue benar-benar bersyukur bisa berteman sama lo, Zoya dan bang Ikbal." Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Gue juga kok Roy.. Jadi, apakah setelah ini lo masih akan tetap dalam penampilan sandiwara lo?" Tanya Elzia.
Mereka lalu melerai pelukan itu. Roy berpikir sejenak.
"I think yes if it's better for me.." Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Oke.. Whatever it is.. Gue akan selalu mendukung lo dan menjadi teman lo selama hal itu baik." Ucap Elzia.
Roy pun tersenyum. Ia lalu mengusap pundak Elzia.
"Thanks.." Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"By the way, Jadi kalian ini teman baik ketika di sekolah?" Tanya Raka.
Roy lalu merangkul Elzia. Elzia dan Roy pun mengangguk.
"Yupss.. Elzia ini bisa bela diri.. Dan dia juga terkenal sedikit tomboy sih di sekolah.. Ada seorang cowok yang naksir parah sama dia tapi gak pernah dia respon.. Iya kan Zi?" Tanya Roy dengan tawa kecilnya.
Elzia tersenyum simpul.
"Ya maybe.." Ucap Elzia.
"Dan dia juga sering banget tolongin gue.. Dia itu tipe teman yang setia.. Dia akan selalu ada untuk kita dalam kondisi apa pun.. Bahkan dia gak takut mengorbankan nyawanya dia demi menyelamatkan teman baiknya.." Ucap Roy.
"Berlebihan deh lo.." Ucap Elzia.
"Hahahh kan benar sih Zi.. Gue masih mengingat semuanya dengan sangat baik.." Ucap Roy.
"Iya deh iya.." Ucap Elzia.
'Ternyata dia adalah tipe perempuan yang baik dan setia.. Gue baru mengetahui sisi itu dalam diri keras kepalanya.' Ucap Raka di dalam hatinya.
"Sekarang giliran lo jawab pertanyaan gue tadi. Bagaimana bisa lo sampai berada di rumah bang Raka?" Tanya Roy.
Elzia tersenyum kikuk.
"Hmm nanti aja deh Roy ceritanya.. Panjang soalnya.. Gue udah laper nih.. Makan dulu deh." Ucap Elzia.
"Hmm baiklah.. Kita akan sarapan terlebih dulu lalu setelah itu lo harus ceritain semuanya sama gue. Oke?" Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Iya iya siap.." Ucap Elzia.
"Ya udah makan dulu semuanya.." Ucap Raka.
Mereka lalu mengambil posisi duduk dan mulai menikmati sarapan pagi mereka.
...
Ikbal terdiam dan membisu. Ucapan Zoya benar-benar sedikit mengganggu pikirannya.
"Coba deh lo hubungi lagi nomornya.. Nanti kalau gak diangkat juga, kita coba cek lagi ke rumahnya." Ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk.
"Iya bang.. Gue coba hubungi dia lagi ya bang.." Ucap Zoya.
Ikbal pun mengangguk. Zoya lalu mencoba untuk menghubungu nomor Elzia kembali. Namun hasilnya nihil.
"Gimana? Bisa?" Tanya Ikbal.
Zoya menggeleng lemah.
"Gak bisa bang.." Ucap Zoya.
"Oke .. Kalau gitu kita coba cek aja lagi ke rumahnya.. Biar gue tunda aja untuk membuka kedai ice cream gue.. Sebentar ya gue ganti baju dulu di atas." Ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk.
"Iya bang.." Ucap Zoya.
Ikbal lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti bajunya.
Lalu tak lama, ia kembali menemui Zoya.
"Tadi lo naik apa, Zoy?" Tanya Ikbal.
"Gue tadi naik motor sih bang.." Ucap Zoya.
"Ya udah motor lo tinggal aja di sini.. Kita ke sana pakai motor gue aja ya.." Ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk. Mereka lalu bergegas pergi.
.....
Elzia, Raka dan Roy baru saja selesai menikmati sarapan pagi mereka.
Dan kini mereka sedang duduk-duduk di halaman belakang rumah Raka.
"By the way, Roy.. Sandiwara lo ini, apa Zoya dan bang Ikbal boleh tahu?" Tanya Elzia.
"Kalau menurut gue sih kayaknya bang Ikbal emang udah sedikit curiga ya sama gue.." Ucap Roy.
"Terus?" Tanya Elzia lagi.
"Ya mungkin nanti pelan-pelan kita juga akan kasih tahu mereka.. Tunggu waktu yang tepat aja sih Zi." Ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Jadi gimana ceritanya lo bisa ada di sini? Tinggal sama bang Raka? Kalian pacaran?" Tanya Roy beruntun.
"Ihh sembarangan lo.. Gak mungkinlah gue pacaran sama kulkas.. Bisa gila gue.." Ucap Elzia.
Roy tertawa kecil.
"Wkwk ada-ada aja sih lo.. Bang Raka nih kalau udah cinta sama perempuan, dia tuh bakal baik banget, tulus dan romantis lho.." Ucap Roy.
"Gue juga gak sudi menjadi pacar cewek berisik kayak lo.. Arrogant.. Suka ngehalu." Ucap Raka.
"Ya bagus.. Saya juga gak kepengen tuh disukai sama orang kayak bapak. Amit-amit jabang bayi.." Ucap Elzia seraya geleng-geleng kepala dan mengetuk-ngetuk keningnya beberapa kali.
Hal itu tentu membuat Roy tertawa geli.
"Hati-hati lo kalian.. Musuhan tahu-tahu nikahan.. Wkwk.." Canda Roy.
"Ogah!!" Serempak Raka dan Elzia.
"Ekhem.. Kompakan cie.." Ledek Roy.
"Udah ya Roy.. Stop.. Gue males banget kalau gini." Ucap Elzia.
"Iya iya sorry.. Jadi gimana sih ceritanya kalian bisa tinggal bareng begini?" Tanya Roy.
"Tanya aja tuh sama abang sepupu lo.. Kan dia yang lebih tahu.. Gue males deh ceritain awal mula semuanya.. Nyesek Roy.." Ucap Elzia.
"Memangnya ada apa Zi? Apa ini ada kaitannya dengan orang tua lo? Atau jangan-jangan lo kabur dari rumah ya?" Tanya Roy menebak.
...