Roy tersenyum.
"Zoya saat ini sedang berada di kedai ice cream milik bang Ikbal, dia ngajak gue untuk ke sana sih nongkrong gitu, lo mau ikut atau enggak?" tanya Roy.
"Gue?" tanya Elzia menunjuk dirinya sendiri.
Roy pun mengangguk.
"Iya dong, jadi siapa lagi?" tanya Roy.
"Gak apa-apa sih, nanti mereka tanda tanya dong kalau gue datang ke sana dengan lo," ucap Elzia.
"Ya gak apa-apa, tadi juga Zoya suruh gue untuk enggak mencari lo lagi karena katanya dia sudah bisa menghubungi lo but you did not tell her di mana lo berada saat ini, kita ke sana berdua dan surprise-in mereka. Gimana?" tanya Roy.
"Penampilan lo gimana?" tanya Elzia.
"Ya udah ini sih gampang, entar gue pakai kacamata terus rambutnya gue rapiin, selesai deh." ucap Roy.
"Lo gak mau tunjukkin diri lo yang sebenarnya ke mereka?" tanya Elzia.
Roy menggeleng.
"Mungkin belum, kayaknya untuk saat ini tuh momennya masih belum tepat deh Zi," ucap Roy.
"Hmm gitu, terserah lo sih. Jadi beneran nih kita mau ke kedai ice cream punya bang Ikbal?" tanya Elzia.
Roy pun mengangguk.
"Iya dong, ya udah ayo kita langsung berangkat aja ke sana," ucap Roy.
"Ya udah, tapi sebentar gue mau ke kamar mandi terlebih dahulu. Lo duluan aja ke mobil," ucap Elzia.
"Ya udah, gue tunggu di mobil ya," ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Oke," ucap Elzia.
Mereka lalu bangkit dari posisi duduk mereka. Elzia pergi ke kamar mandi, sementara Roy pergi ke luar rumah dan memasuki mobilnya yang terparkir di halaman depan rumahnya.
.....
Raka sedang berbicara dengan seseorang di seberang telepon.
"Jadi, kapan lo akan ke sini? Kebetulan rumah di depan rumah baru gue itu mau dijual, mungkin nanti lo bisa beli rumah itu." ucap Raka pada seseorang di seberang telepon.
"Gue belum tahu sih bang karena lo tahu sendiri kan gimana kesibukan gue saat ini, gue benar-benar bingung. Kalau gue keluar gitu aja, dendanya besar banget, sayang bangetlah kalau uang yang gue kumpulkan selama ini untuk membayar denda itu,"
"Iya sih, jadi kira-kira berapa lama lagi pekerjaan lo selesai?" tanya Raka.
"Secepatnya kalau bisa, do'ain aja."
"Oke, gue tutup ya," ucap Raka.
"Oke bang,"
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
"Bersyukur karena waktu itu gue gak terjun ke pekerjaan itu," gumam Raka.
Elzia yang tak sengaja melewati kamar Raka pun sedikit mendengar obrolan Raka.
'Dia berbicara dengan siapa ya? Dan pekerjaan apa yang dia maksud? Gue menjadi penasaran.' ucap Elzia di dalam hatinya.
Elzia lalu beranjak dari sana.
.....
Roy sedang menunggu Elzia di dalam mobil.
"Kenapa Elzia lama banget ya?" gumam Roy.
Baru saja ia bergumam, Elzia sudah memasuki mobilnya.
"Kenapa lama banget, Zi?" tanya Roy.
"Biasalah," ucap Elzia.
Roy pun mengangguk. Ia lalu melajukan mobilnya.
.....
Raka ke luar dari kamarnya karena mobil yang mengantar barang-barangnya di kosan hampir tiba di rumahnya.
Raka mengernyitkan keningnya ketika dia tidak melihat siapa-siapa di ruang televisi dan juga ruangan lainnya yang ia lewati.
"Elzia dan Roy kenapa gak kelihatan ya? Tadi bukannya katanya mereka itu akan ke ruang televisi? Tapi kenapa sekarang gak ada?" gumam Raka yang bertanya pada dirinya sendiri.
"Bi! Bi!"
Bertepatan dengan itu, kebetulan sekali asisten rumah tangganya tengah melewati dirinya sehingga Raka langsung memanggilnya untuk menanyakan tentang Roy dan Elzia.
"Iya tuan?" tanya bibi.
"Roy dan Elzia ke mana?" tanya Raka.
"Oh itu tuan, mereka tadi pergi ke luar pakai mobil, tuan," ucap bibi.
"Mereka ke luar? Pakai mobil? Pergi ke mana?" tanya Raka.
Bibi menggeleng.
"Maaf tuan, saya tidak tahu ke mana mereka pergi," ucap bibi.
"Oh ya udah, bibi kembali bekerja," ucap Raka.
Bibi pun mengangguk.
"Baik mas, permisi," ucap bibi lalu pergi dari sana.
"Mereka pergi pakai mobil? Pergi ke mana ya? Kenapa Roy tidak izin dulu ke aku?" gumam Raka.
"Permisi tuan," ucap Security menemui Raka.
"Ada apa?" tanya Raka.
"Di depan, ada mobil yang katanya membawa barang-barang tuan," ucap Security.
Raka pun mengangguk.
"Oke, saya ke sana," ucap Raka.
Mereka lalu pergi ke luar rumah dan membereskan masalah barang-barang Raka.
...
Ikbal dan Zoya kini sedang mengobrol seraya menikmati ice cream dan menungu pengunjung selanjutnya. Weekend ini kebetulan kedai ice cream milik Ikbal sedikit sepi pengunjung, sehingga Ikbal dan Zoya lebih banyak mengobrol dari pada bekerja untuk melayani para pengunjungnya.
"Sepi ya bang, gak seperti biasanya," ucap Zoya.
Ikbal pun mengangguk.
"Iya Zoy, weekend ini agak sepi," ucap Ikbal.
"Gak ada Elzia juga, gak seru," ucap Zoya.
"Iya sih, by the way teman kalian yang suka sama Elzia itu masih sering mengganggu Elzia dan kalian atau enggak?" tanya Ikbal.
"Hmm belakangan sih udah enggak ya bang, tapi gak tahu deh nantinya. Naufal itu kan bandel banget," ucap Zoya.
.....
Ketika mobil Roy hampir tiba di kedai ice cream milik Ikbal, ia menepikan mobilnya di tepi jalan.
"Kenapa berhenti Roy?" tanya Elzia.
"Gue mau merebah style dan sekalian menunggu anak buah gue datang. Kita tukar kendaraan dengan motor ya, takutnya nanti mereka curiga sama gue lagi," ucap Roy.
"Oh iya ya, iya sih lo benar juga," ucap Elzia.
Roy lalu merubah stylenya. Dan tak lama, sebuah motor matic berhenti di depan mobil Roy.
"Itu mereka Zi, yuk kita turun," ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Iya Roy," ucap Elzia.
Mereka lalu turun dari mobil Roy dan menghampiri pengendara sepeda motor itu yang merupakan anak buah Roy.
Dua orang di atas motor itu lalu turun dari motor.
"Boss," ucapnya.
"Mobil bawa ke rumah saya aja ya," ucap Roy.
Mereka pun mengangguk.
"Iya baik boss," ucap mereka.
"Oke, ayo Zi," ucap Roy.
Elzia pun mengangguk. Roy lalu menaiki motor itu dan menyalakan mesin motornya. Elzia lalu ikut naik ke motor itu pada jok belakang.
"Udah Zi?" tanya Roy pada Elzia untuk memastikan.
Elzia pun mengangguk.
"Iya, udah kok Roy," ucap Elzia.
Roy lalu melajukan motor tersebut menuju kedai ice cream milik Ikbal.
.....
"Sesekali kalian pancing dia ke sini, biar gue hajar dia sekali-sekali. Gue juga gak suka kalau ngelihat dia mengganggu kalian di sekolah." Ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk.
"Gue, Elzia dan Roy cuma males aja sih ribut sama dia bang, ntar panjang urusannya," ucap Zoya.
Sebuah motor berhenti tepat di depan kedai ice cream Ikbal, membuat mata mereka tertuju pada suara motor matic yang berhenti tersebut.
Zoya menyipitkan matanya.
"Bukannya itu Roy ya?" tanya Zoya pada Ikbal.
......