Zoya dan Ikbal kini telah tiba di depan rumah Elzia.
Mereka lalu turun dari motor.
"Rumahnya sepi banget. Kayak gak berpenghuni. Apa mungkin ya kalau Elzia memang sedang tidak ada di rumah? Tapi jika memang seperti itu, kenapa tumben banget dia gak ada kasih kabar?" ucap Ikbal.
"Bang, gue ke sana sebentar ya. Itu ada anak-anak yang kenal sama Elzia soalnya. Biar gue coba tanya dulu ke mereka. Ya siapa tahu aja kan mereka tahu." ucap Zoya.
Ikbal pun mengangguk.
"Ya udah biar gue coba ketuk pintunya juga." ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk. Ia lalu beranjak dari sana.
...
Roy menghela nafasnya.
"Oh jadi gitu ceritanya. Sumpah sih gue gak menyangka bahwa kisah lo akan serumit ini, Zi. Sorry ya kalau gue harus membuka luka itu lagi," ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"It's okay. No problem, Roy." ucap Elzia.
"Lo udah cerita tentang hal ini ke Zoya?" tanya Roy.
Elzia pun menggeleng.
"Belum, Roy. Mungkin besok aja deh sekalian di sekolah." ucap Elzia.
.....
Zoya kembali lagi ke Ikbal ketika dirinya telah selesai menanyakan tentang Elzia pada anak-anak yang ia temui.
"Gimana Zoy?" tanya Ikbal pada Zoya.
"Kata mereka semalam sore ada seorang polisi datang ke rumah Elzia. Dan selebihnya mereka gak tahu lagi, bang." ucap Zoya.
"Polisi? Apa jangan-jangan polisi yang dimaksud mereka itu adalah polisi yang menilang Elzia kemarin?" tanya Ikbal.
Zoya mengendikkan bahunya.
"Gue gak tahu pasti sih bang, tapi sepertinya iya sih. Kalau memang iya dia, terus kenapa Elzia tiba-tiba menghilang ya sekarang?" ucap Zoya yang kembali bertanya.
"Kita coba menghubungi Roy deh Zoy, barang kali dia bisa bantu kita untuk mencari tahu di mana keberadaan Elzia." ucap Ikbal.
Zoya pun mengangguk.
"Iya bang, lo ada benarnya juga. Ya udah kalau gitu gue coba untuk menghubungi Roy ya bang, semoga aja dia bisa membantu kita untuk menemukan keberadaan Elzia." ucap Zoya.
Ikbal pun mengangguk.
"Iya semoga aja," ucap Ikbal.
Zoya lalu mencoba untuk menghubungi Roy.
.....
Roy pun mengangguk.
"Ya udah terserah lo aja sih, gimana baiknya aja." ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Iya Roy," ucap Elzia.
Drrrttt
Ponsel Roy pun berdering, menandakan jika ada panggilan yang masuk di sana.
Roy lalu meraih ponselnya dan membaca nama penelepon yang tertera di layar ponselnya.
"Dari siapa Roy? Si kutub?" tanya Raka pada Roy.
"Bukan, dari teman gue. Aneh ya lo bang, kutub teriak kutub." ucap Roy geleng-geleng kepala.
"Gue bukan kutub. Gue cuma manusia yang ditakdirkan untuk irit dalam berbicara dan bersikap, that's all." ucap Raka.
"Iya deh terserah lo, semerdeka lo aja." ucap Roy.
Elzia geleng-geleng kepala melihat tingkah Roy dan Raka.
"By the way kalau gue boleh tahu, itu telepon dari siapa Roy?" tanya Elzia.
"Zoya sih Zi, kayaknya Zoya sedang mencari lo deh. Kalian biasanya kan kalau weekend nongkrong di kedai ice cream nya bang Ikbal." ucap Roy.
"Coba aja diangkat. Kalau boleh, dispeaker juga gak apa-apa." ucap Elzia.
Roy pun mengangguk.
"Oke gue speaker ya," ucap Roy.
Roy lalu menerima panggilan yang berasal dari Zoya lalu menspeaker suaranya.
"Halo Zoy, ada apa?" tanya Roy pada Zoya di seberang telepon.
"Halo Roy, sorry nih kalau gue ganggu. By the way, gue cuma mau memberitahu ke lo bahwa Elzia tuh gak ada di rumahnya dan dari tadi gue dan juga bang Ikbal mencoba untuk menghubungi dia tapi gak diangkat," ucap Zoya.
Roy menoleh ke arah Elzia.
"Gimana?" tanya Roy yang membisukan panggilan.
"Gue juga bingung. Pura-pura gak tahu aja deh lo. Takutnya ntar mereka ke sini lagi, terus bang Ikbal menuduh gue yang enggak-enggak lagi karena tinggal serumah sama cowok sombong ini." ucap Elzia menatap malas ke arah Raka.
"Gue juga gak nyaman sebenarnya ya tinggal sama lo. Tapi karena gue kasihan aja sama lo," ucap Raka.
"Woi udah dong, lo berdua kebiasaan deh. Ribut mulu," ucap Roy tak habis pikir.
"Abang lo duluan," ucap Elzia.
"Gak usah fitnah," ucap Raka.
"Stop! Gue mau ngomong ini sama Zoya. Berisik mulu deh lo berdua perasaan," ucap Roy.
Elzia dan Raka lalu diam. Roy lalu melanjutkan teleponnya dengan Zoya.
"Halo Zoy, sorry ya tadi gue ke toilet sebentar." ucap Roy.
"Iya iya gak apa-apa Roy," ucap Zoya.
"Jadi maksud lo Elzia saat ini menghilang tanpa kabar dan gak bisa untuk dihubungi ya?" tanya Roy.
"Iya Roy. Lo bisa gak bantu untuk ikut mencari Elzia? Gue dan bang Ikbal juga akan terus mencoba untuk mencari tahu di mana keberadaan Elzia kok." ucap Zoya.
"Oke Zoy, nanti gue akan membantu untuk mencari tahu tentang Elzia ya. Lo tenang aja," ucap Roy.
"Oke, ya udah kalau gitu makasih ya Roy." ucap Zoya.
"Iya sama-sama Zoy," ucap Roy.
"Gue tutup ya, bye." ucap Zoya.
"Iya Zoy," ucap Roy.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
"Zi, lo kayaknya harus segera kasih kabar deh ke mereka supaya mereka tuh gak terus-terusan mencari tahu di mana keberadaan lo dan mencemaskan lo. Kasihan juga kan kalau sampai bang Ikbal menutup kedai ice cream nya hari ini cuma karena mencari tahu di mana keberadaan lo dan bagaimana kondisi lo sementara di sini lo baik-baik aja," ucap Roy.
Elzia pun mengangguk.
"Iya iya entar gue hubungi mereka," ucap Elzia.
Roy pun mengangguk.
"By the way bang, lo jadi atau enggak ini mau pindahan dari kosan lo?" tanya Roy.
"Jadi lah, berangkat sekarang." ucap Raka.
"Ya udah kuy lah, terus ini Elzia gimana?" tanya Roy.
"Lo diam aja di rumah, oke?" ucap Raka.
"Iya tembok!" ucap Elzia lalu pergi begitu saja dari hadapan mereka. Elzia pergi ke kamarnya.
"Teman lo yang ini benar-benar gak punya etika!" ucap Raka kesal.
Roy hanya geleng-geleng kepala saja. Mereka lalu bersiap-siap untuk pergi ke kosan Raka.
....
"Gimana Zoy?" tanya Ikbal pada Zoya.
"Roy akan membantu kita untuk mencari tahu tentang Elzia, bang. Dan semoga aja kita bisa segera mendapat kabar baik itu dari dia atau pun Elzia nya langsung," ucap Zoya.
Ikbal pun mengangguk.
"Ya udah kalau gitu. Lalu ini kita akan ke mana lagi?" tanya Ikbal.
....
Elzia memasuki kamarnya. Ia lalu mengambil ponselnya yang ia charge di sana. Ia lalu duduk di tepi tempat tidurnya dan mengaktifkan ponselnya.
"Ada sepuluh panggilan tak terjawab dari Zoya ternyata. Bang Ikbal juga. Gue telepon balik aja deh si Zoya supaya mereka gak mencari gue lagi," guamm Elzia.
......