Raka lalu mengambil kunci cadangan di dalam laci yang berada di dekat pintu kamar Elzia. Ia lalu membuka pintu kamar Elzia.
Ceklek!!
Elzia yang sedang asyik menulis novelnya pun tidak menyadari bahwa Raka telah berhasil membuka pintu kamarnya dan tengah mengamati dirinya dari ambang pintu.
'Dia lagi ngapain ya dengan handphone nya? Sampai gak sadar gitu kalau gue ada di sini dan sedang melihat dia?' Ucap Raka di dalam hatinya.
"Hoam.. Selesai juga.." Gumam Elzia seraya merenggangkan otot-otot tubuhnya.
Dan matanya membulat dengan sangat sempurna ketika dirinya melihat ke arah pintu.
"Pak Raka?! Bapak kok bisa ada di situ sih?! Dan ngapain coba bapak di situ?! Bapak mau mesum ya?! Ihhh!!!" Ucap Elzia menerka-nerka dengan suaranya yang begitu nyaring terdengar di telinga Raka.
Raka menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.
"Hey!! Sembarangan kalau bicara! Ngapain juga saya mesumin bocah kayak kamu? Amit-amit! Kamu tahu? Telinga saya itu lama-lama bisa budek kalau dengarin suara cempreng kamu yang menggema di seisi rumah saya!" Ucap Raka dengaan sorot mata tajamnya yang membuat Elzia menelan salivanya sendiri dengan susah payah.
'Nih polisi kalau ngomong pedas banget.. Udah kalau keluar tatapan saitonnya serem banget lagi.. Astaghfirullah ya Allah.. Tabahkan hatiku..' Ucap Elzia di dalam hatinya.
"Biasa aja dong.. Gak usah ngegas gitu. Apa lagi matanya sampai melotot kayak gitu.." Balas Elzia dengan santai.
Raka lalu menjauhkan tangannya dari kedua telinganya.
"Makanya kalau mau menuduh saya tuh yang berkelas sedikit.. Bukan yang seperti ini.. Lagian ya kamu tuh dari tadi pintu kamar saya ketuk bisa-bisanya gak nyahut padahal saat ini posisi kamu sedang sadar .. Sedang main handphone juga.." Ucap Raka kesal.
"Saya tuh lagi nulis novel.. Jadi males bukain pintu untuk bapak.. Saya kan harus fokus.. Kalau enggak, hilang dong ide saya yang brilian ini." Ucap Elzia.
"Alasan.. Setidaknya kamu tuh menyahut.. Jadi paling tidak saya tuh tahu kalau kamu itu masih hidup atau udah lewat." Ucap Raka.
Glek!
Elzia menelan salivanya sendiri.
"Hey!! Kalau ngomong tuh hati-hati dong! Enak aja ngatain saya udah lewat kayak gitu! Maksudnya apa coba? Bapak nyumpahin saya mati gitu??" Ucap Elzia yang tidak terima.
"Aduhh... Sakit kepala saya meladeni kamu terus-menerus.. Gak ada habisnya .. Kamu sudah selesai menulisnya kan?" Tanya Raka.
Elzia pun mengangguk.
"Hmm udah.." Jawab Elzia.
"Ya udah langsung ke ruang makan.. Saya mau sarapan pagi.. Kalau kamu gak mau sarapan sih terserah." Ucap Raka lalu pergi begitu saja dari sana.
"Dasar polisi galak!" Dumel Elzia.
Elzia lalu turun dari tempat tidurnya. Ia mengusap perut ratanya.
"Laper juga gue.. Makan ah." Gumam Elzia lalu ke luar dari kamarnya.
.....
Roy menyalakan mesin motornya dan bersiap untuk pergi ke rumah Raka.
"Gue sarapan di rumah bang Raka aja deh.. Kelamaan kalau nunggu bibi selesai masak.." Gumam Roy.
Roy lalu menancap gas motornya dan melakukan motornya meninggalkan rumahnya.
.....
Raka menarik kursi di meja makan lalu duduk di sana. Ia kemudian lanjut untuk memakan makannya yang sempat tertunda tadi karena memanggil Elzia.
Elzia tak lama juga berada di sana dan tanpa rasa berdosanya, Elzia dengan santai menarik kursi dan mengucapkan selamat pagi pada Raka.
"Good Morning pak polisi galak.. Eh.." Ucap Elzia dengan santai lalu ia langsung mengatupkan mulutnya ketika ia tak sengaja menyebutkan kata galak di akhir sapaannya.
"Makan siang nanti kamu harus bayar!" Ucap Raka dengan tegas.
"Baiklah.. Kalau cuma sepuluh ribu sih gampang.." Ucap Elzia seraya mengambil centong nasi namun tertahan karena tangan Elzia dipegang oleh Raka.
Itu artinya Raka memegang tangan Elzia yang memegang centong nasi tersebut.
Tatapan mereka lalu bertemu. Dan mereka saling memandang selama beberapa detik.
'Kenapa gue deg-degan ya?' Ucap Elzia di dalam hatinya.
'Dia... Cantik juga...' Ucap Raka di dalam hatinya.
Sebelum akhirnya suara seseorang menyadarkan mereka.
"Good morning, everybody!" Ucap seseorang yang membuyarkan tatapan mereka.
Raka dengan segera menjauhkan tangannya dari punggung tangan mereka dan mereka memutuskan paandangan mereka.
Raka lalu menoleh pada sumber suara dan mendapati adik sepupunya di sana.
"Kebiasaan lo!" Seru Raka.
Sang adik sepupu hanya cengengesan saja.
"Wkwk.. Kayak gak tahu gue aja sih lo, bang.. Kan di antara kita bertiga, gue yang paling berisik." Ucapnya.
"Ya udah.. Udah sarapan lo?" Tanya Raka.
"Kebetulan belum. Hmm.. Dia siapa bang?" Tanyanya ketika menoleh pada seorang perempuan yang tengah mengambil nasi di sana.
"Woi cewek berisik! Kenalan tuh sama sepupu gue." Ucap Raka.
Elzia mengejek Raka tanpa Raka tahu melalui gerakan mulutnya. Ia lalu menghentikan kegiatannya dan menoleh ke samping kanannya.
Elzia langsung membelalakkan matanya terkejut ketika mengetahui siapa adik sepupu Raka.
"Lo?!" Ucap Elzia dan adik sepupu Raka secara bersamaan.
......
Ikbal saat ini sedang membersihkan kedainya sebelum nantinya akan dibuka.
Ketika sedang bersih-bersih kedainya, Ikbal dikagetkan dengan kehadiran Zoya.
"Woi bang!" Sapa Zoya dengan suara cempreng nan berisiknya.
"Astaga Zoya.. Lo ngagetin gue aja... Kalau datang tuh bg ucap salam bukan woi!" Ucap Ikbal menasihati.
Zoya tersenyum kikuk. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Wkwk.. Ya maaf bang... By the way si Elzia gak ada datang ke sini bang?" Tanya Zoya.
Ikbal mengernyitkan keningnya. Ia lalu menggeleng.
"Gak ada tuh.. Kenapa memangnya, Zoy? Biasanya kalau weekend gini kan setelah selesai sholat subuh kan dia ngebut tuh nulis novel.." Ucap Ikbal.
"Tadi gue ke rumahnya.. Terus gue udah ketuk pintu rumahnya.. Gue teriak juga panggil namanya eh tapi gak ada jawaban. Gue coba juga kan untuk menghubungi dia, eh tapi gak diangkat sama dia." Ucap Zoya.
"Ketiduran mungkin tuh anak karena capek setelah nulis banyak untuk novelnya." Ucap Ikbal.
"Kayaknya dia lagi gak ada di rumahnya deh bang.. Karena Elzia itu mau tidur sekebo apa pun kalau ada suara berisik tuh dia langsung bangun.. Beda sama kita... Wkwk.." Ucap Zoya diakhiri dengan tawa.
"Wkwk sialan.. Jadi kira-kira dia pergi ke mana ya, Zoy?" Tanya Ikbal.
Zoya mengendikkan bahunya.
"Apa mungkin ya kalau Elzia itu sedang pergi liburan dengan kedua orang tuanya? Soalnya kan hubungan orang tua Elzia dengan dia itu kurang dekat.. Mereka tuh kayak selalu sibuk gitu sama pekerjaan mereka." Ucap Zoya.
"Hmm gak tahu juga sih.. Tapi kan biasanya tuh dia kalau mau pergi gitu kan selalu kabari lo atau gue.. Lah ini enggak.. Sedikit aneh sih .." Ucap Ikbal.
"Iya sih .. Lo benar bang.. Kok perasaan gue menjadi gak enak seperti ini ya bang? Jangan-jangan terjadi sesuatu lagi sama Elzia?" Ucap Zoya dengan perasaan cemas.
.......
WEBNOVEL