"Aku tidak memilih diriku sendiri tapi aku sudah ditakdirkan untuk memimpin Golden Dragon. Memangnya apa yang mereka cemaskan? Aku selalu melakukan tradisi kita? Aku hanya bukan orang Cina!" sahut Ares dengan nada kesal. Ares jadi marah karena etnisnya kini diganggu gugat oleh beberapa orang yang bahkan mungkin tak menunjukkan kontribusi apa pun untuk organisasi.
"Mereka bilang beberapa hal sudah berubah semenjak kamu memimpin. Seperti pertemuan elite yang dipindahkan ke klub bukan lagi di markas atau kekasihmu yang ... banyak!" Shao sempat berhenti sejenak sambil menaikkan kedua alisnya. Ares jadi makin mengernyitkan kening tak mengerti. Jupiter sempat menoleh pada Ares yang menahan emosi dengan kepalan tangannya.
"Aku tidak akan mau mengadakan pertemuan elite di kamar tempat Kong Kong Anthony terkena serangan jantung dan meninggal. Apa mereka tidak punya hormat pada tetua dan pemimpin sendiri?"
"Kong Kong Anthony Lin adalah salah satu pemimpin terbaik Golden Dragon, tapi tak ada yang membantunya saat dia terkena serangan jantung dan kehilangan napasnya. Sekarang mereka minta aku mengembalikan pertemuan elit ke tempat itu?" sambung Ares bertanya dengan pandangan sinis dan tak percaya.
"Soal pacar, katakanlah aku si pirang yang beruntung. Gadis-gadis menyukaiku, apa salahku? Aku tidak pernah sekalipun membawa nama Golden Dragon saat berkencan dan tak ada satu pun dari mereka yang tahu jika aku adalah Supreme Leader (Pemimpin Tertinggi)." Ares mengambil botol bir dan menyesap minumannya.
"Jangan menghadapi masalah rasis seperti ini dengan emosi, Ares. Mereka sedang mencari kelemahanmu!" tukas Rei memperingatkan Ares dengan tenang.
"Rei, benar. Aku bisa membantu dengan menjelaskan pada mereka. Kepemimpinanmu tidak seharusnya diganggu gugat lagi. Upacara teh juga sudah dilakukan kan?" sahut Aldrich. Shao terlihat tidak begitu senang dan terus menggelengkan kepalanya, masalahnya bukan sesederhana itu.
"Apa jika rambutku berwarna hitam, apa mereka akan berhenti? Aku akan mengganti warna rambutku besok! Bagaimana?" ejek Ares lagi. Rei dan Aldrich hanya bisa mendengus terkekeh kecil sementara Ares masih terus minum dengan kesal.
"Aku menyukai rambut pirangmu, Ares!" ucap Brema tiba-tiba. Arion sempat menoleh dan tersenyum kecil.
"Terima kasih, Brema. Aku mencintaimu!" Ares mengedipkan mata dan tersenyum pada Brema, sang chef.
"Sudahlah, sebaiknya kamu kumpulkan mereka dan bicara. Jika mereka keberatan, biarkan mereka mengungkapkan pendapat. Leader Jayden Lin yang selalu menekankan agar semua anggota boleh bersuara, sebaiknya kamu jangan mengubah hal itu dan membungkam mereka," ujar Shao memberikan sarannya. Ares tidak mengangguk sampai seorang anggota Golden Dragon datang dan membisikkan sesuatu padanya.
Jupiter melirik pada Ares yang tengah dibisiki oleh seorang anggota Golden Dragon mengenai kedatangan seseorang yang tidak ia ketahui.
"Siapa yang datang?" tanya Jupiter pada Ares. Ares tampak diam sesaat setelah anggotanya pergi. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap teman-temannya satu persatu.
"Jangan ada yang keluar dari sini!" perintah Ares lalu berdiri dan hendak berjalan keluar. Jupiter langsung menarik lengan Ares dengan kuat dan tak membiarkannya pergi.
"Siapa?" Jupiter memaksa Ares untuk bicara. Tangan Ares lalu menepuk dada Jupiter dan ia menunduk untuk berbisik.
"Andy membawa Don Chino kemari. Dia pasti ingin bertemu dengan pemilik Medieval, ingat jika dia mengira aku adalah kamu?" Jupiter terdiam dan masih memegang erat lengan Ares.
"Aku akan baik-baik saja!" tambah Ares dan mengecup cepat kepala Jupiter lantas melepaskan lengannya dan Ares pun keluar dari ruangan itu. Tantria yang sedang makan dan mengobrol tak sengaja melihat Ares keluar dan ia sempat tertegun memandangnya.
"Ada apa, Pit?" tanya Aldrich dengan wajah cemas.
Ares berjalan ke arah bar yang dihiasi oleh temaram lampu berwarna pink dan biru. Beberapa wanita terlihat berseliweran dengan pakaian nyaris telanjang dan bertugas melayani beberapa pria berjas. Ares masih terus berjalan sampai ia berhenti di sebuah sudut dan beberapa pengawal anggota Chino El Leon alias Don Chino alias Alvaro Sanchez menghentikannya.
Ares tersenyum lalu melihat seorang pria yang tengah mengisap cerutu dan tebakannya ia adalah Don Chino. Masalahnya itu bukan pria yang sama yang ia lihat mengejar dan menembaknya beberapa hari lalu. Dia memakai penyamar ternyata. Dan bisa jadi pria di depannya bukanlah Alvaro Sanchez yang asli.
"Biarkan dia lewat!" ujar pria itu memerintahkan pada anak buahnya. Kedua pengawal yang menghalangi Ares lantas menyingkir sehingga pemandangan jauh lebih jelas. Ada dua orang wanita yang tengah duduk di samping kiri dan kanannya. Jelas mereka adalah wanita-wanita yang menjadi pelayan nafsu si bos. Salah satunya sempat melirik pada Ares yang mendekat ke arah meja setelah rantai pembatas dilepas.
Di sisi kiri, salah satu anggota kesayangannya, Ardeth El Ardor alias Andrew Miller duduk bersama seorang wanita berparas cantik dan berpakaian terbuka. Ares hanya melirik sekilas sedangkan El Ardor hanya menatapnya sinis.
"Jadi kamu adalah pemilik Medieval?" tanya pria yang disangka adalah Don Chino. Ares tak menjawab dan malah memajukan bibirnya dengan sikap angkuh. Don Chino menyengir dan terkekeh.
"Sepertinya salah satu wanitaku menyukaimu!" Don Chino lalu mencium pipi wanita di sebelahnya yang dimaksudkannya. Ares hanya mengangkat ujung bibirnya dan mengangguk pelan.
"Aku datang kemari untuk mengatakan bahwa aku menolak tawaranmu untuk Medieval!" tukas Ares lalu tersenyum dan melirik pada wanita yang tengah memandangnya dan berbalik untuk pergi.
"Aku punya penawaran terbaru untukmu, Jupiter King!" sahut Don Chino seketika menghentikan langkah Ares. El Ardor alias Andrew sempat sedikit mengernyitkan kening saat bosnya Don Chino memanggil Ares dengan sebutan Jupiter. Apa mereka sedang berganti peran?
"Kamu akan mendapatkan keuntungan 30 persen dari seluruh penjualan dan ... berapa pun wanita yang kamu inginkan untuk klubmu aku akan menyediakannya, latin, cantik dan sangat pintar ..." Don Chino melirik pada wanitanya dengan pandangan menggoda. Ares menarik napasnya dan berbalik lagi.
"Aku sudah memiliki pasangan, jika itu yang kamu maksudkan!" Don Chino tertawa mendengarnya.
"Memangnya seorang pemilik klub malam terkenal adalah pria yang setia? Aku rasa tidak!"
"Kamu meragukanku?"
"Dengan gadis kecil yang tertembak denganmu? Ya ... aku tak percaya. Atau seleramu adalah ... gadis kecil. Aku juga bisa menyediakannya!" sahut Don Chino membuat tenggorokan Ares jadi kering. Saat ia mengatai Putri seakan gadis itu adalah barang, darah Ares rasanya mendidih. Tapi ia harus mengendalikan diri dan tak terpancing.
"Selamat malam, Don Chino!" Ares langsung berbalik dan pergi dari tempat itu. Don Chino lantas menoleh pada Ardor dan memberinya kode untuk bicara pada Ares. Ardor pun berdiri dan keluar dari sudutnya lalu mengikuti Ares.
"Hei ... " Ares berhenti dan berbalik dengan wajah datar tanpa senyuman.
"Apa!"
"Tsk ... apa kamu sudah gila?" sahut Andrew dengan wajah tersenyum sinis.
"Di sini yang gila adalah kamu, Andy!" geram Ares dengan rahang menggegas kesal.
"Jangan panggil aku, Andy!" Andrew mendelik dengan marah dan menggeram. Kini dua banteng itu saling berhadapan dengan tatapan penuh amarah.