Chereads / The Kings: Tales Of Devour Temptation / Chapter 18 - The Coincidence

Chapter 18 - The Coincidence

"Terima kasih untuk hari ini!" ujar Ares menutup rapat di SJ Corp dan berdiri dari kursinya. Seorang general manager baru yang kebetulan duduk tak jauh darinya menegakkan kacamata dan mengangguk padanya. Ares tak menanggapi dan langsung berlalu tapi ia kemudian sedikit dicegah oleh pria keturunan Korea itu.

"Ada apa?" tanya Ares dingin.

"Maaf, Pak. Dari tadi aku memperhatikan tato di punggung tanganmu. Itu tulisan hangul?" Ares melirik pada tangannya dan melihat pada manajer itu lagi dan sedikit mendekat. Ia menunggu semua orang pergi sebelum kemudian sedikit menyeringai.

"Apa yang kamu tahu?" tanya Ares sedikit sinis. Pria itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Seseorang akan merajah bagian tubuh terkuatnya dengan nama orang yang ia cintai. Aku yakin pukulanmu bisa membuat seseorang koma, itu sebabnya kamu membuat tato itu di sana," ucap manajer itu lagi. Ia kembali memperbaiki letak kacamatanya tapi ia tak terlihat gugup.

Sedangkan Ares hanya diam memandang seseorang yang asing mulai membuka kotak pandoranya.

"Apa maumu?" manajer itu tersenyum dan menggeleng.

"Berteman, mungkin." Ares mendengus dan berbalik berjalan meninggalkan manajer itu di ruangan rapat.

"Atau tidak ..." manajer itu mengedikkan bahunya dan ikut keluar.

Tinggallah Ares yang uring-uringan karena arti dari tatonya mulai diketahui oleh orang asing jadi makin kesal. Ia menarik dasi agar setidaknya tenggorokannya lebih lega akhirnya bersandar di sisi meja. Ia lalu menghubungi manajer HRD untuk bertanya apa kandidat untuk menjadi asisten pribadi sekaligus sekretarisnya sudah di dapatkan.

"Maaf Tuan King, kandidat dengan seperti syarat yang Anda inginkan sudah mengundurkan diri karena akan melahirkan." Ares mendengus kesal sekaligus mengurut keningnya. Ia adalah pemimpin salah gangster terbesar di New York sekaligus presiden direktur SJ Corp yang bahkan tak bisa mencari seorang asisten atau sekretaris pribadi.

"Lalu apa solusi dari kalian?" sahut Ares mulai menaikkan nada suaranya.

"Ada satu orang tapi dia sedang menempati posisi sebagai general manajer. Masalahnya Tuan Park baru saja bekerja," jawab manager itu lagi.

"Tuan Park?"

"Park Hyun Jin, itu namanya!" Ares makin mendengus kesal. Sekarang orang yang bisa menjadi asistennya adalah seorang pria dengan nama yang sulit ia sebut.

"Panggil dia kemari!"

"Baik, Tuan!" Ares menutup sambungan telepon dan menunggu beberapa saat sampai akhirnya ia membuka mulut karena pria yang masuk ke kamar kerjanya adalah pria yang sama dengan yang mencegatnya di ruang rapat tadi.

"Kamu?" tunjuk Ares dan pria bernama Hyun Jinitu mengangguk semringah.

***

Ares melepaskan napas perlahan dengan kepala tertekuk ke langit-langit tengah menikmati kuluman seorang gadis pada miliknya. Ia duduk di sofa dengan dentuman musik yang menggema memekakkan telinga sekaligus menaikkan adrenalin.

"Uhh ..." lenguhan demi lenguhan dilepaskan Ares terutama saat bibir sang gadis makin dalam mengulum dan mulai bergerak makin cepat. Ares menarik rambut si gadis sedikit agak keras dan mengarahkannya tepat di tempat yang ia inginkan.

"Ya, di situ, Sayang!" desah Ares kembali menikmati sedikit suara tercekik tapi bergairah di saat yang bersamaan. Bayangan Putri tak mau hilang dari kepalanya terutama saat gadis itu hampir saja tahu bahwa Ares-lah yang sudah menolong. Desahan Ares makin kuat dan ia sekarang memegang kepala gadis itu dengan kedua tangannya.

"Sedikit lagi!" bisik Ares sedikit menunduk dan mengecup ubun-ubun si gadis yang menjadi salah satu pelayan pribadi Ares di klub. Setelah gadis itu selesai, ia mengangkat wajahnya dengan senyuman dan air mata yang sudah menetes dari sudut mata.

Ares tersenyum dan menyeka air mata dan sudut bibirnya. Pintu terbuka tiba-tiba dan seorang wanita masuk dalam keadaan berang melihat seorang wanita hanya memakai lingerie tengah melayani hasrat Ares.

Tapi Ares tak peduli dan melepaskan perlahan gadis yang baru saja memberikannya blow job dan memperbaiki celananya.

"Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu?" tanya Ares dengan nada kesal. Wanita bernama Elliot itu langsung berjalan hendak memukul si gadis yang masih berlutut di depan Ares.

"Dasar pelacur!" Ares dengan cepat menangkap tangannya.

"Cukup ..." Ares berbalik pada si gadis dan membelai kepalanya.

"Pergilah dan ambil pakaianmu!" ujar Ares memberi perintah. Gadis itu tersenyum dan mengangguk, ia berdiri dan pergi setelah memberi delikan sinis pada Elliot. Ares melepaskan tangannya dari Elliot dan berdiri setelah mengancingkan celana.

"Apa kamu sudah kehilangan stok sehingga tidak bisa tidur dengan gadis yang lebih baik?" ejek Elliot pada Ares yang memilih mengambil bir dan meminumnya.

"Dia masih perawan saat aku tidur dengannya dan bukan urusanmu berapa kali aku sudah memakainya!" jawab Ares dengan nada dingin. Elliot mendengus sini dan mendekat.

"Kamu memang pria brengsek, Ares King!"

"Aku sudah bilang. Tapi kamu masih memaksa untuk pacaran denganku. Siapa yang salah?" ucap Ares seenaknya sambil mengedikkan bahunya. Ares lalu berjalan melewati Elliot dan keluar dari ruangan itu. Elliot terus mengikutinya dan dengan kesal Ares memanggil sekretaris barunya, Jin Hyun.

"Ya Tuan?"

"Kamu kemana saja? Kenapa kamu tidak menghalangi dia masuk ke kamarku?" hardik Ares menunjuk pada Jin Hyun yang lalai membiarkan Elliot masuk ke dalam ruangannya.

"Uh, dia bilang kalau dia adalah kekasihmu, Tuan King. Aku tidak tahu yang mana kekasihmu, jadi ..." Ares makin kesal dan berkacak pinggang pada Jin. Elliot berhasil mengejar Ares sampai ke lantai dua. Begitu melihat Elliot, Ares langsung menghindar lagi.

Jin Hyun terus mengikutinya tapi ia tak berani tegas pada Elliot yang lebih dulu menghardiknya.

"Awas jika kamu menyentuhku!" ancam Elliot pada si pria kacamata itu. Ia berbalik lagi separuh berlari mengejar Ares yang menyusup dari beberapa pengunjung.

"Ares, tunggu ... aku perlu bicara!" panggil Elliot sempat menarik perhatian beberapa orang. Ares yang kesal lalu masuk ke dalam sebuah ruangan pesta privat yang berisi teman-temannya. Terlihat Arion dan Devon tengah bicara lalu Jason dan Divers yang berdiri di bar juga ikut menoleh pada Ares yang baru saja masuk.

Akan tetapi, hal yang membuat Ares menghentikan langkah sekaligus meremas batinnya adalah saat ia menoleh dan melihat Jupiter tengah bermesraan dengan Putri di salah satu sudut ruangan. Jupiter terlihat tengah memegang pipi Putri dan mendekatkan hidungnya dan sedikit mempermainkannya pada hidung Putri yang tergelak kecil.

Jupiter baru menyadari jika dirinya tengah diperhatikan saat ia menoleh dan Ares tengah berdiri di sana.

"Ares?" Putri jadi ikut menoleh dan tertegun melihat Ares tiba-tiba datang.

"Ares ... sudah aku bilang aku butuh bicara denganmu!" hardik Elliot yang berhasil masuk. Ares yang ikut kesal lalu berbalik dan membalas Elliot.

"Sebenarnya apa maumu?" hardik Ares menaikkan suaranya. Kini seisi ruangan memperhatikan mereka. Elliot tampak mengeluarkan sebuah surat dan memberikannya pada Ares.

"Aku hamil!" ujar Elliot dengan nada lebih tinggi. Ares sedikit tertegun dan memeriksa surat yang dibawa oleh Elliot. Itu adalah hasil pemeriksaan kehamilan dari salah satu rumah sakit terkenal.

"Kamu ..."

"Jelaskan padaku kapan dan bagaimana kamu akan bertanggung jawab pada bayimu!" Ares sedikit meremas surat itu dan menoleh pada Jupiter dan Putri. Tapi mata Ares tertuju pada Putri yang akhirnya memilih membuang pandangan ke arah lain.