Suatu ketika, Satan Sang Maharaja Neraka meninggalkan singgasananya dan menghilang entah kemana. Empat iblis yang disebut 4 raja neraka paling berkuasa setelah Satan pun dengan cepat memperebutkan kekosongan kekuasaan di tertinggi Neraka.
Mereka adalah Lucifer dosa kebanggaan, Astaroth dosa kemalasan, Bael sang dosa kerakusan, dan Azazel sang fallen angel. Keempatnya sibuk mengklaim diri sebagai penerus Satan, walau memang bisa dikatakan Lucifer memiliki tingkatan lebih tinggi di antara mereka berempat.
Kini salah satu dari empat raja itu naik ke dunia tempat tinggal manusia, dipanggil melalui ritual khusus, iblis itu adalah Astaroth dosa kemalasan yang "berjasa" dalam menurunkan ilmu sihir kepada manusia-manusia tersesat.
"Bloody Marry, buatlah pertunjukkan menarik untukku," perintah Astaroth duduk anggun di atas kursi yang terbuat dari tulang belulang manusia sambil meminum cairan hitam dari cangkir berbentuk tengkorak.
Bloody Marry sedikit membungkuk kepada iblis itu dan bersiap menghadapi Gray.
"Aku duluan," gumam Gray secepat kilat menghujamkan pedangnya ke arah Blood Marry. Namun, ia hanya berhasil merobek baju milik lawannya.
Hantu itu melayang ke atas, memelototi Gray tak percaya akan apa yang barusan dilakukan pemuda itu.
"Apa kau gila? Kau mau membunuh gadis ini?" tanya Blood Marry parau.
"Tentu saja, sebentar lagi pun kau akan menyatu dengannya, jika tidak lekas aku selesaikan hanya akan menambah korban di kemudian hari. Lebih baik satu orang dikorbankan demi orang banyak" ujar Gray berdiri menantang.
Langit mulai gelap, kabut pun menebal dengan cepat. Gray melirik Master Juan yang sedikit lagi berhasil membawa keluar Letnan Nagisa dari halaman rumah.
"Ayo cepatlah orang tua" batin Gray cemas.
Kali ini giliran Bloody Marry menyerang, ia mendadak lenyap di udara dan muncul kembali di belakang Gray.
Pemuda itu susah payah menahan serangan hantu wanita itu, dia mengernyit sakit ketika punggungnya berhasil terkena goresan kuku tajam Bloody Marry.
"Cih, merepotkan saja, seandainya dia tidak merasuki tubuh orang sudah kulenyapkan sejak tadi" Gray berguling ke samping dan maju cepat.
Keduanya bertarung saling balas serangan. Beberapa kali Bloody Marry berhasil menggoreskan luka di kulit Gray, tetapi sebaliknya Gray hanya mampu menangkis dan sesekali merobek baju Bloody Marry.
Astaroth menyunggingkan senyum tipis, rupanya dia berhasil membaca pikiran Gray.
"Jadi begitu, dia hanya mengulur waktu saja dan tidak ada keinginan membunuh Bloody Marry karena dia menguasai tubuh gadis itu, perasaannya memang murni tidak tercampur oleh ayahnya, dia lebih mirip ibunya" gumam Astaroth menyandarkan kepalanya pada tangannya.
"Staminaku semakin terkuras," kata Gray membatin, dia semakin letih karena pertarungan cepat ini sudah terlalu lama. "Ayolah bertahan sedikit lagi, sampai aku berhasil menggambarnya" batinnya kesal.
Gray melompat mundur, ketika cakar tajam Bloody Marry menusuk ke tempat di mana beberapa detik sebelumnya jantungnya berada.
"Menyerahlah, kau hanya mengulur-ulur waktu kematian saja" kata Blood Marry parau, lalu dia menunjuk ke arah kanannya tanpa menoleh. "Lihat ke sana, Grimm Reaper sudah bersiap membawa arwahmu"
Gray melirik ke arah yang ditunjuk Bloody Marry, ia melihat sosok berjubah membawa sabit besar dan buku hitam di sisi lain sedang berdiri memperhatikan.
"Coba saja cabut nyawaku, akan kuusir pulang ke akhirat seperti dulu lagi" balas Gray mendengus meremehkan.
"Kau mengigau rupanya anak muda" timpal Bloody Marry, Gray berjengit ketika mendengar ia dipanggil anak muda oleh Blood Marry, ketika dia merasuki tubuh Christi yang usia mereka tak terpaut jauh. "Mana ada manusia yang bisa mengalahkan Grimm Reaper, mengalahkanku saja kau kesulitan apalagi malaikat maut, bodoh sekali kau ini"
"Kau yang tolol penyihir tua," timpal Astaroth tiba-tiba, ini membuat Bloody Marry terkejut bukan main.
"A-aa-apa maksud Anda mengatakan saya tolol, Yang Mulia?" tanya Bloody Marry gelagapan.
"Apa yang dikatakan pemuda itu memang benar, beberapa hari lalu dia bertarung melawan Grimm Reaper, dan tentu saja dia mampu mengalahkannya" jelas Astaroth melambaikan tangannya dengan malas.
Blood Marry tampak terkejut mendengarnya, dia benar-benar tak menyangka anak ingusan di depannya ini cukup hebat.
Gray menyunggingkan cengiran lebar, dia berlagak sombong saat itu. Tapi, sebenarnya ia sedang cemas menunggu Master Juan yang tak kunjung melaksanakan rencananya.
Bloody Marry menghadap Gray, dia tampak lebih sadis sekaligus menyebalkan di saat yang sama. Tanpa diduga dia membuka mulutnya lebar-lebar dan membuat angin besar yang menerjang Gray. Pemuda itu menahan dengan pedang yang dia tancapkan di atas tanah.
Astaroth melompat berdiri dari singgasananya, dia menyipitkan mata seperti merasakan sesuatu.
"Marry! Kita harus pergi tinggalkan anak itu!" perintah iblis itu.
Blood Marry menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menolak perintah tuannya.
"Marry! Apa kau membangkang dari perintahku?!" tanya Astaroth lagi, nada suaranya sedikit meninggi.
"Aku akan membunuhnya!" teriak Blood Marry emosi, tak menghiraukan perintah Astaroth.
"Ya ya ya... aku akan mati jika kau meniupkan napas baumu lagi," gerutu Gray pura-pura menutup hidungnya membuat hantu itu semakin dibuat marah.
"Diam!" bentak Bloody Marry, wajahnya semakin menyeramkan.
"Dasar bodoh!" gerutu Astaroth lalu dia lenyap dari sana beserta singgasananya, hilang entah kemana. Meninggalkan Gray dan Bloody Marry berdua saja.
"Sudah cukup main-mainnya, kau akan ku bunuh sekarang!" seru Bloody Marry berang.
"Sebelum itu kau yang akan ku kembalikan ke neraka selamanya" ancam Gray, dia mengiris telapak tangannya dengan pedangnya. Darahnya membasahi bilah pedang dan mengubah bilahnya menjadi semerah darah. "Kau akan ku keluarkan dari tubuh gadis tak berdosa itu"
Detik itu juga beberapa exorcist masuk ke dalam pertarungan Gray dan Bloody Marry sambil membawa tali tambang dan cermin besar dipimpin oleh Master Juan.
"Lama sekali," gerutu Gray kesal.
"Ada beberapa iblis kecil yang harus dibunuh di luar sana," jawab Master Juan dingin.
Gray mendengus, lalu dia kembali menghadapi Bloody Marry, membelah udara dengan pedangnya dan berkata, "Receptaculum daemonium cione!" (bahasa latin, artinya penyegelan wadah iblis. Dikatakan seperti itu karena bloody marry menjadikan tubuh cristhi sebagai wadah rohnya.)
Bloody Marry tersentak hebat seolah diterjang oleh angin. Dia lalu berdiri mematung dan hanya bisa melotot marah. Gambar yang dibuat Gray di lingkaran menggunakan kakinya ketika melawan Bloody Marry bersinar kemerahan, seakan mengurung setan wanita itu di dalam sana.
"Sekarang!" teriak Master Juan memberi perintah.
Dua tangan dan kakinya dengan cepat diikat dengan tali tambang, lalu Bloody Marry dipaksa tidur terlentang di atas rerumputan. Akhirnya dia dapat bergerak kembali namun sudah terlambat untuk melawan dan hanya bisa meronta sembari berteriak melepaskan sumpah serapah.
Cermin besar diangkat dan diletakan tepat di atas setan itu.
Gray meletakan tangannya yang bebas di punggung cermin. Master Juan menggambar lingkaran pemanggil iblis di dahi Bloody Marry dengan darahnya.
"Ego enim a speculo ad sanguinis reditus ad praeterita et te benedicentur universae cognationes MARIA, Daemones res aliquae sunt mala, et ab altissimis inferis supervenientem manet in aeternum, non in hoc mundo!" seru Gray merapalkan mantra, terus mengulang-ulang kata-kata itu.
{ Agenda: dalam bahasa latin-indonesia; Ego enim a speculo ad sanguinis reditus ad praeterita et te benedicentur universae cognationes MARIA, Daemones res aliquae sunt mala, et ab altissimis inferis supervenientem manet in aeternum, non in hoc mundo, artinya; Saya meminta segelas darah untuk kembali ke masa lalu, dan saya akan mengutuk Maria, setan-setan itu jahat, dan tetap selamanya di neraka terdalam, bukan untuk dunia ini.}
Bloody Marry menjerit hebat mendengar kata-kata Gray, meronta-ronta kesakitan. Tubuhnya melengkung ke atas, namun ditahan oleh para exorcist agar tidak menyakiti tubuh Christi. Lalu dia menegang, dan sesosok arwah wanita pucat menyeramkan masuk ke dalam cermin, bersamaan itu arwah gadis cantik di dalam cermin masuk ke dalam tubuh Christi.
"Lempar cermin itu ke udara, cepat!" teriak Master Juan.
Dua orang exorcist bertubuh kekar pun melemparkan sekuat tenaga cermin itu jauh ke atas. Di dalam cermin Blooy Marry tampak menjerit-jerit tanpa suara sambil mengetuk-ngetuk cermin tak berdaya.
"Cukup sudah, tebus dosa mu di neraka," kata Gray lantas menebas pedangnya ke arah cermin itu membuatnya terbelah dua. Lalu, hancur berkeping-keping ketika jatuh menyentuh tanah.
"Selesai sudah," gumam Gray letih, dia membersihkan bilah pedangnya dengan kain bajunya dan menyarungkan kembali. Dia melihat Grimm Reaper mengangguk padanya dan langsung lenyap begitu saja.
Para Exorcist melepaskan tali yang menjerat tubuh Christi. Gadis itu masih pingsan karena arwah Bloody Marry membebani tubuhnya cukup lama.
Master Juan berjalan mendekati Gray bertanya kepadanya, "di mana Iblis itu?"
"Dia sudah pergi," kata Gray pendek, duduk bersila di atas rumput.
"Pergi? Kau melepaskannya?"
"Tidak, dia lenyap begitu saja, sudah ya kau selesaikan sisanya, aku mau pulang," Gray bangkit berdiri, melambaikan tangan berjalan sempoyongan keluar dari rumah kediaman Gregori, meninggalkan Master Juan yang memelototinya.
Setelah itu, beberapa hari kemudian kedua orang tua Christi ditemukan tewas gantung diri di ruang bawah tanah. Sementara pembantunya ditemukan meringkuk ketakutan di dalam lemari pakaian. Christi sendiri dirawat di rumah sakit dan masih dalam pantauan Ordo. Letnan Nagisa berhasil sembuh tanpa cedera. Rumah itu disegel untuk sementara sampai ordo mengirim agen untuk membersihkannya dari aura jahat yang mengelilingi tempat itu.
Gray sendiri berlatih lebih keras setelah itu, menyiapkan diri melawan musuh yang lebih kuat. Sementara Astaroth tidak terdengar kabarnya, diduga ia sedang menyiapkan diri merebut tahta Satan untuk dirinya di masa yang akan datang.
------
ngemis bintang 💫💫💫
-----