Diriku yang kini telah memiliki banyak luka di sekujur tubuh ku, hanya bisa mencoba menerima apa yang telah menimpa ku selama ini. aku pun tidak menyesalinya sama sekali karena ini semua karena pengorbanan ku dalam menyelamatkan negara ku. aku memang berjiwa nasionalis yang sangat tinggi. oleh sebab itu, aku berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi negara ku, ibu pertiwi.
Di saat aku sedang menikmati makan malam ku dari hasil perburuan ku sebelumnya, aku mendengar suara derap langkah kaki yang cukup banyak berulang seolah-olah banyak orang yang hendak mendatangi ku saat itu. aku mulai mengambil ancang-ancang, mematikan api dengan menguburnya, lalu aku pun segera berlari ke balik pohon besar yang ada di dekatku saat itu.
Aku bisa melihat ada lima orang yang berjalan ke arah ku. aku bisa melihat cukup jelas karena adanya sinar rembulan yang sangat terang malam itu. aku melihat prajurit yang menggunakan senapan yang hendak menghampiri tenda ku. aku mulai bertanya-tanya apakah mereka lawan atau kawan? aku mencoba untuk menunggu sedikit aba-aba.
Ku lihat mereka mulai menggeledah tenda milik ku seakan-akan mereka ingin mengetahui siapa yang membangun tenda tersebut dan apa yang ada di dalam tenda tersebut. bahkan mereka sampai mengecek api unggun yang baru saja ku padamkan. aku mulai mendengar mereka mulai berkomunikasi satu sama lain membicarakan apa yang mereka temui pada saat itu. hingga akhirnya salah satu dari mereka berkomunikasi dengan menggunaka radio komunikasi.
" Kapten, kami menemukan sebuah tenda yang di buat manual oleh seseorang. kata salah satu prajurit itu. Baiklah, mungkin saja dia yang membuatnya. cepat cari di sekeliling nya, balas seseorang dari balik radio tersebut. Siap kapten! jawab prajurit itu lagi. "
Aku berpikir bahwa prajurit itu sepertinya sedang mencari seseorang. aku mulai berjalan mundur perlahan namun di saat sedang hening, tiba-tiba saja kaki ku menginjak ranting kering dan mengeluarkan suara yang membuat mereka tersadar ada aku di sana bersembunyi.
" Siapa itu? " tanya salah satu prajurit itu meneriaki ku.
Aku pun memilih untuk segera meninggalkan persembunyian ku. namun mereka mengejar ku. awalnya mereka menembak ke arah udara untuk memberikan peringatan kepada ku agar aku tidak melarikan diri. namun aku tidak menggubris nya dan terus saja berlari. ku pikir jika mereka menembaki ku aku mungkin akan melemparkan satu granat yang ku miliki agar aku selamat.
Setelah aku cukup lelah berlari, tampak mereka masih saja mengikuti ku, sampai akhirnya salah seorang dari prajurit itu menembak dan mengenai kaki ku hingga ku terjatuh. apa yang harus ku lakukan sekarang? bagaimana jika mereka bukan salah satu dari anggota dari tim Cavalry? kata ku dalam hati sambil mencoba merangkak pergi.
Situasi sudah tidak bisa ku kendalikan, dimana kelima prajurit itu sudah mengepung ku. akhirnya aku mulai mengangkat kedua tangan ku dan menyatakan untuk menyerah. kaki ku sudah banyak mengeluarkan darah sehingga hampir membuat kaki ku terasa kebas.
" Siapa kau? apakah kau seorang Letnan? tanya salah satu prajurit itu kepada ku. Ya, saya Letnan di Cavalry. saya Jopardi, kataku membalas nya. Letnan? Maaf Letnan! mohon maafkan kami, kami pikir kau orang lain. kata salah satu prajurit yang mengepungku saat itu.
Aku terkejut mendengar mereka yang tiba-tiba saja meminta maaf kepada ku. karena ku pikir tidak mungkin mereka meminta maaf begitu saja tanpa alasan atau mungkin karena aku hanya seorang Letnan. aku pun menyadari setelah melihat ada sebuah lencana di pakaian mereka berlambangkan tim Cavalry.
" A-Apakah kalian dari tim Cavalry? tanya ku memastikan nya kembali. Ya Letnan! seru mereka berlima secara bersamaan. "
Aku merasa lega mendengarnya. Mereka pun berkata bahwa mereka di tugaskan oleh kapten Santoso untuk mencari ku. mereka kemudian mulai mengobati kaki ku yang tertembak dan segera membawa ku kembali ke markas. seorang prajurit yang menembak ku saat itu cukup baru di tim, dia terlihat gemetar ketika berada di samping ku sambil membalut luka ku.
" Siapa nama mu? tanya ku kepada prajurit itu. Raihan Letnan! jawabnya dengan tegas. Apakah kau bisa melihat dengan jelas di dalam kegelapan? tanya ku lagi dengan penasaran. Ya Letnan, jawab Raihan. Kau cukup bagus, kataku memuji pada Raihan. Terimakasih Letnan. jawab Raihan sambil tersenyum.
Aku tidak menyangka anak itu sangat bagus dalam membidik seseorang di kegelapan. aku pun bertanya kepadanya bagaimana cara dia berlatih saat itu. dia mulai menceritakan hal yang dia lakukan selama pelatihan di asrama. dia ternyata mengalami pelatihan yang sama seperti ku bahkan dia juga bagian dari anggota DENJAKA juga sama seperti ku.
Selama perjalanan kembali ke markas, kami terus saling berbagi pengalaman kami satu sama lain. pantas saja dia bisa masuk dalam tim ini karena dia memang cocok dan bisa di andalkan seperti ku. ku pikir siapa tahu saja dia bisa seperti ku, melintasi lubang hitam. aku juga mengatakan kepadanya alangkah baiknya jika suatu saat dia bisa ikut bersama ku menjelajahi ruang waktu.
Setelah kami tiba di markas, seseorang menjemput ku di depan markas dengan sebuah kursi roda, karena saat itu aku berjalan dengan pincang. mereka kemudian membawa ku ke ruang kontrol untuk di periksa. saat itu sudah ada Juni yang menunggu ku untuk memeriksa. aku mulai melepaskan senyuman ku kepada Juni, namun Juni seolah tidak merespon nya sama sekali.
Ku pikir mungkin saja dia sedang dalam keadaan bekerja sehingga dia tidak terlalu ingin berinteraksi kepada ku karena profesionalitas. Aku membiarkan Juni memeriksa seluruh tubuh ku, aku saat itu hanya berbaring dan menutup mata ku berharap pemeriksaan ini segera selesai.
Kemudian ku dengar suara derap langkah kaki yang cukup keras dan aku sangat mengenali nya. Itu pasti kapten Santoso, kata ku dalam hati. benar saja dugaan ku, kapten Santoso mendatangi ku lalu membangunkan ku. seperti biasanya dia mulai mengomentari ku mengapa aku tidak menghubungi nya dan mengapa tidak melapor ke markas dan mengapa ini mengapa itu, cukup banyak yang dia tanyakan kepada ku.
Aku hanya menatap nya dan menunggu sampai dia selesai berkomentar.
" Mengapa kau diam saja dan tidak menjawab ku? tanya kapten kepada ku. Apakah kau sudah selesai berkomentar? jika sudah baru aku akan menjawab dan menceritakan apa yang ku alamu. Kata ku sambil bertanya kepada kapten. Baik;ah, cepat katakan! ucap kapten Santoso meminta ku. "
Aku mulai menceritakan kronologi bagaimana aku bisa tersesat di hutan belantara itu dan kembali dari masa depan cukup jauh dari markas. aku pun mengatakan kepada kapten bahwa radio komunikasi ku tiba-tiba tidak bisa di gunakan, bahkan kompas ku saja tidak berfungsi.
Sampai pada akhirnya aku berkata kepada kapten bahwa aku sempat berperang melawan pesawat yang pernah ku temui saat percobaan sebelumnya. Kapten Santoso terlihat sangat terkejut. Raut wajahnya terlihat sangat cemas.