Uwaaaahh,
Jingga tak ada rencana sebenarnya, dia pun tak berniat menggantungkan atau memanfaatkan keadaan yang ada, dia hanya ingin mengisi dunianya dengan kebaikan dan fikiran positif, dia tidak mau ketika wajahnya yang cemas itu tampak di depan sang suami hingga mereka di sana semakin suntuk.
Berat rasanya tinggal bersama suami dan selingkuhannya, harapan itu tipis meskipun mereka bisa dekat di kesempatan kecil, hatinya sesak, dia ingin dekat dan selalu dekat. Seandainya saja memasang wajah cemburu dan kesal itu semudah membalikan telapak tangan, lalu tak memikirkan orang seringan bulu.
Jingga tak bisa seperti itu meskipun dia ingin jahat, dia masih memandang tinggi suaminya itu, menjadikan hal penting dalam hidupnya sekalipun dia merasa sakit bukan main.
"Hujan, Ngga!"
"Di sini aja, aku suka hujan, boleh ya?"