Bagi Moa, menjalani hidup dalam zona nyaman adalah pilihannya. Selama 17 tahun, ia tidak pernah mengambil keputusan yang belum ia ketahui secara pasti akan seperti apa hasilnya. Moa tidak terlalu suka, saat merasakan adrenalin nya terpacu untuk hal-hal yang bisa membuatnya tidak senang. Kalau Moa pikir-pikir, mungkin hanya keputusan untuk mendaftar ke Universitas New York secara sembunyi-sembunyi—tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, adalah satu-satunya keputusan yang membuat adrenalin nya terpacu, ketika harus membukanya di depan Papa, dan Mamanya. Dan itu adalah satu-satunya keputusan yang Moa ambil—keluar dari zona nyaman sebagai anak satu-satunya saudagar beras. Ya … tetangga Moa di kampung, menyebut orang tua Moa saudagar beras. Karena memang mereka memiliki toko sembako di pasar. Jadi sebenarnya, bukan hanya beras yang orang tua Moa jual, tapi entah mengapa, para tetangga menyebut dua orang terkasih Moa itu saudagar beras, bukan saudagar sembako.