"Daddy dan Paman Aksel juga Bibi Trixie akan menghadiri acara penting Perusahaan. Dan Daddy sengaja pulang lebih awal untuk menjemput Rey."
"Jemput? Untuk apa Daddy?" Tanya Reynand Sky yang seolah belum mengerti dengan maksud perkataan Ayahnya.
"Daddy akan membawa Rey di acara Perusahaan malam ini, bersama Paman Aksel dan Bibi Trixie."
"Tapi.. "
Rey tidak ingin pergi bersama Bibi Trixie, Rey hanya ingin pergi bersama Daddy dan Paman Aksel juga Uncle, Bisakah Bibi Trixie tidak ikut? Batin Reynand Sky murung.
"Ada apa Nak?" Tanya Claudie Cavero saat menyadari ekspresi yang tidak biasa dari putranya.
"Rey masih ingin bermain bersama Uncle Ken, maaf Daddy." Kilah Reynand Sky yang sebenarnya tengah mencari alasan untuk tidak ikut ke acara tersebut.
"Kita bisa mengajak Uncle Ken," Balas Claudie Cavero yang membuat Reynand Sky kehabisan alasan.
"Tapi.. Bisakah Daddy tidak pergi saja?" Tanya Reynand Sky sekali lagi, berharap kali ini Claudie Cavero menjawab 'Iya'.
"Sebenarnya Daddy juga sangat lelah dan ingin beristirahat saja di rumah bersama Rey. Tapi, ini acara yang sangat penting, dan mau tidak mau Daddy harus hadir. Tapi Daddy janji, kita tidak akan lama di sana."
"Benarkah?"
"Tentu saja Nak." Jawab Claudie Cavero meyakinkan dengan anggukannya. Sangat sulit untuk membujuk Reynand Sky jika Trixie Viviane ikut serta di antara mereka. Bahkan Claudie Cavero harus extra keras membujuk putranya yang akhirnya menyetujuinya.
"Baiklah Daddy." Dengan ekspresi pasrah, Reynand Sky menundukkan kepalanya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Claudie Cavero Ayahnya yang langsung mengusap punggungnya.
Hingga tiga puluh menit berlalu, waktunya keluarga Orion menghadiri acara penting di sebuah Hotel bintang lima kota Tadoussac, Hotel ternama yang saham terbesarnya di pegang oleh keluarga Orion. Bahkan sejak awal kehadiran keluarga Orion di Hotel tersebut, mereka sudah menjadi pusat perhatian dari banyak tamu dan juga keluarga besar lainnya, seperti keluarga Averois dan juga keluarga Alessio yang tidak lain adalah keluarga Trixie Viviane, Sekretaris Claudie Cavero. Dan juga Averois, keluarga Galen Ray sahabat Kenzo Aristide. Tiga keluarga besar yang memiliki kekuasaan besar di kota ini.
Penampilan Keluarga Orion yang tidak biasa sungguh menjadi pemandangan yang mengagumkan bagi kebanyakan tamu di sana, bagaimana tidak. Visual yang di miliki Claudie Cavero dan juga adiknya Kenzo Aristide seolah menjadi sebuah magnet yang bisa menarik banyak perhatian para wanita dan gadis dari keluarga berada. Bahkan Reynand Sky yang masih menginjak usia tujuh tahun saja sudah memiliki Visual yang tidak kalah dengan Ayah dan juga pamannya, meskipun usia masing-masing di antara mereka terlampau jauh.
"Selamat malam Claudie." Sapa seorang pria paru baya yang langsung menghampiri Claudie Cavero yang masih menggenggam tangan putranya.
"Selamat malam Tuan Arnest," Balas Claudie Cavero yang langsung menjabat tangan Tuan Ernest Tyaga yang terulur.
"Bagaimana? Apa Sekretaris anda tidak bawel seperti biasa?" Tanya Tuan Arnest Tyaga yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah putrinya Trixie Viviane yang langsung tersipu.
"Sudahlah Ayah, jangan membuatku malu di depan Claudie." Bisik Trixie Viviane yang masih merona merah.
"Hahahaha.. Maaf.. Maaf... Ayah hanya ingin tahu, bagaimana putri Ayah bersikap didepan atasannya." Goda Tuan Arnest Tyaga yang hanya di sambut senyum tipis oleh Claudie Cavero.
Sedang Reynand Sky yang sejak tadi terus memperhatikan Ayahnya hanya bisa menghela nafas dalam dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Kenzo Aristide yang tengah mengobrol dengan Aksel Regan Asisten Ayahnya. Seolah ingin mencari pemandangan yang bisa membuat hatinya tenang.
"Daddy.. " Panggil Reynand Sky setengah berbisik ke pada Claudie Cavero yang langsung menunduk dan menatap putranya.
"Ada apa Nak?" Tanya Claudie Cavero sedikit membungkuk.
"Bisakah Rey bersama Uncle Ken?" Tanya Reynand Sky yang sebenarnya sudah merasa bosan berada di tengah-tengah Trixie Viviane yang selalu menempel pada Ayahnya sejak tadi.
"Uncle Ken?" Tanya Claudie Cavero yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah adiknya Kenzo Aristide yang masih asik mengobrol dengan Eksel Regan.
"Baiklah.. Daddy akan mengantarkan Rey ke tempat Uncle Ken." Balas Claudie Cavero bersiap pergi.
"Tidak perlu Daddy, Rey bisa sendiri. Daddy di sini saja." Tolak Reynand Sky yang sedikit mengerti jika malam ini Ayahnya memiliki banyak relasi bisnis dan Ayahnya sedikit membutuhkan ruang untuk mengobrol dengan mereka.
"Tidak, Daddy akan mengantar Rey," Balas Claudie Cavero yang langsung melangkah menuju ke tempat Kenzo Aristide dan Aksel Regan sebelum berpamitan dengan Tuan Arnest Tyaga juga rekan bisnisnya yang lain. Sedang Trixie Viviane masih menunggu di samping Ayahnya dengan senyuman manis saat Claudie Cavero memberikan isyrat jika ia harus menunggu sebentar.
"Uncle Ken.. " Panggil Reynand Sky.
"Hei, apa Rey mulai bosan?" Tanya Kenzo Aristide saat melihat Reynand Sky yang tengah menuju kearahnya.
"Ken, tolong jaga Rey." Pinta Claudie Cavero yang langsung melepaskan tangan Reynand Sky.
"Baiklah.. " Balas Kenzo Aristide mengangguk.
"Rey, Daddy tidak akan lama, Rey bisa menghampiri Daddy jika Rey merasa bosan dan ingin pulang." Ucap Claudie Cavero sambil mengusap pucuk kepala putranya.
"Iya Daddy," Jawab Reynand Sky mengangguk patuh sambil terus menatap punggung Ayahnya yang perlahan menghilang dari pandangannya.
"Paman Aksel.. " Panggil Reynand Sky perlahan.
"Iya Tuan muda Rey, ada apa?" Tanya Aksel Regan.
"Bisakah Paman menemani Daddy di sana?" Tanya Reynand Sky yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah Claudie Cavero yang tengah berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya, meski tidak ada yang salah dengan obrolan Claudie Cavero di sana, namun yang mengganggu pikiran Reynand Sky saat ini adalah, ada sosok Trixie Viviane yang selalu berdiri di samping Claudie Cavero. Bahkan terlalu dekat hingga membuat Reynand Sky semakin gelisah.
Trixie Viviane yang tampil memukau dengan balutan sleeves dress ketat berwana merah maroon dengan potongan pas body tanpa menyembunyikan lekukkan tubuh langsingnya yang terlihat semakin semampai, seksi, dan anggun itu berdiri anggun di samping Claudie Cavero layaknya seorang pasangan kekasih. Bahkan sebagian tamu banyak yang kecewa dan salah paham kepada mereka berdua.
"Paman... "
"Baiklah.. Paman Aksel akan kesana." Balas Aksel Regan yang sebenarnya sudah tahu dengan perasaan Reynand Sky saat ini.
Sedang Kenzo Aristide sendiri masih terpaku dengan tatapan mata penuh cinta yang terus tertuju kepada sosok wanita yang sudah lama di kaguminya, wanita sempurna yang malam ini terlihat begitu anggun dan cantik di mata Kenzo Aristide.
"Uncle Ken.. " Panggil Reynand Sky seketika mengejutkan Kenzo Aristide yang tengah larut dalam lamunan indahnya.
"Ada apa?"
"Paman melamun?" Tanya Reynand Sky benar.
"Hm, tidak.. " Sangkal Kenzo Aristide menggeleng pelan dengan senyum lebarnya.
"Tapi yang Rey lihat, Uncle Ken nampak sedang melamun, sebenarnya apa yang Uncle Ken pikirkan?" Tanya Reynand Sky sedikit penasaran.
"Uncle sedang memikirkan seorang mahluk Tuhan yang paling seksi." Bisik Kenzo yang membuat anak seumur Reynand Sky melongo sambil berusaha keras mencerna perkataan Kenzo Aristide barusan.
"Seperti apa mahluk Tuhan yang paling seksi itu?" Tanya Reynand Sky dengan wajah polosnya yang membuat Kenzo Aristide bingung harus menjawab apa.
"Rey.. Dari pada membuang waktu, bagaimana kalau kita ke tempat Uncle Galen," Jawab Kenzo Aristide saat melihat sosok Galen Ray yang nampaknya baru saja tiba.
"Apa di tempat Uncle Galen ada mahluk Tuhan yang paling seksi?" Tanya Reynand Sky sekali lagi yang membuat Kenzo Aristide hanya bisa tertunduk lesu dan langsung melangkah sambil menggenggam tangan Reynand Sky yang masih terus berfikir.
"Lihatlah... Pria tampan yang satu ini, dan... Halo Rey, apa kabar?" Sapa Galen Ray yang langsung mengusap pucuk kepala Reynand Sky.
"Baik Uncle Galen," Balas Reynand Sky sedikit membungkuk dengan senyumnya.
"Bukankah kau tidak pulang? lalu kenapa tiba-tiba berada di sini?" Tanya Kenzo Aristide sambil meraih segelas red Wine kepada pelayan yang baru lewat.
"Ayah memintaku untuk pulang kali ini, entahlah apalagi yang di rencanakan."
"Menurutmu apalagi, selain menyuruhmu masuk ke dalam Perusahaan keluargamu," Jawab Kenzo Aristide santai sambil meneguk Winenya.
"Apa menurutmu begitu?" Tanya Galen Ray mengernyit curiga.
"Hm, tentu saja, bahkan aku sendiri sudah memiliki firasat sepertimu, dan tidak lama lagi pasti Kakak akan menyuruhku untuk masuk ke dalam Perusahaan." Balas Kenzo Aristide mengangguk pelan.
"Kenapa kau tidak menerimanya?" Tanya Galen Ray penasaran.
"Apa kau pikir aku kurang kerjaan?" Jawab Kenzo Aristide balik bertanya.
"Memang kau sesibuk apa? di kampus kau hanya tidur, dan di luar kampus sibuk balapan liar, bahkan kau sering...."
"Jaga ucapannmu," Sela Kenzo Aristide yang langsung membekap mulut Galen Ray dan kembali melirik Reynand Sky.
"Apa benar di kampus Uncle Ken hanya tidur?" Tanya Reynand Sky yang membuat Galen Ray tersenyum sambil menatap Kenzo Aristide. Sungguh daya tangkap yang kuat, pikir Galen Ray masih menatap Reynand Sky.
"Awas kau" Ucap Kenzo Aristide tanpa suara yang hanya di balas tawa renyah oleh Galen Ray.
"Tidak, kadang saja, jika Unclemu tengah kelelahan jika usai balapan.... "
"Heeii... " Seru Kenzo Aristide hilang kesabaran. Dan nyaris saja melayangkan satu pukulan ke arah Galen Ray jika saja ia tidak mengingat, saat ini mereka tengah menjadi pusat perhatian banyak orang.
"Telinga dan otak kemenakanku bahkan lebih tajam darimu, jadi jaga ucapanmu." Bisik Kenzo Aristide perlahan yang hanya di balas anggukan oleh Galen Ray.
"Lalu?" Tanya Galen Ray.
"Apanya?"
"Soal tawaran Kak Claudie,"
"Yang jelas aku masih menolaknya, sebenarnya aku bisa saja menerima tawaran kakak, jika saja...."
Wanita itu mau meresponku. Ucap Kenzo Aristide dalam hati.
Bahkan pandangan Kenzo Aristide kembali tertuju kepada sosok wanita yang saat ini tengah berdiri di antara Kakaknya dan juga Aksel Regan. Wanita yang sudah lama menjadi Sekretaris Kakanya. Siapa lagi kalau bukan Trixie Viviane, Putri tunggal dari Tuan Arnest Tyaga.
"Ken.. Jangan bilang jika dia wanita yang..." Kalimat Galen Ray terhenti saat melihat Kenzo Aristide yang masih terus menatap Trixie Viviane dari jarak jauh, bahkan Kenzo Aristide seolah masuk dalam dunianya sendiri tanpa memperdulikan pertanyaan Galen Ray. Menikmati irama jantungnya yang berdetak kencang saat senyum manis dan anggun terpampang indah di wajah cantik wanita pujaan hatinya itu. Dan lagi-lagi Kenzo Aristide merasa jika ia selalu jatuh cinta kepada wanita itu.
"Heeii.... Mau sampai kapan kau akan terus memandangnya? Jatuh cinta membuatmu terlihat seperti pria bodoh sekarang" Tukas Galen Ray yang membuat Kenzo Aristide tersadar dan langsung menghela nafas kasar.
"Sialan kau Le, semoga Tuhan mengutukmu agar gadis aneh itu terus mengacuhkan mu hingga kau juga menjadi pria bodoh sepertiku." Umpat Kenzo Aristide.
"Lihatlah brandal ini. Tapi apa dugaanku benar?" Tanya Galen Ray masih penasaran.
"Apa?" Tanya Kenzo Aristide menatap malas.
"Wanita itu," Jawab Galen Ray.
"Tidak, kau salah." Sangkal Kenzo Aristide.
"Benarkah? Apa kita perlu membuktikannya jika memang dugaanku salah?" Tanya Galen Ray yang membuat Kenzo Aristide tiba-tiba merasa gugup.
"Mamangnya apa yang akan kau lakukan?"
"Bagaimana jika kita menghampirinya." Ucap Galen Ray dengan ide briliantnya.
"Apa? kau gila? Tidak." Tolak Kenzo Aristide yang semakin gugup, bahkan tanpa ia sadari jika sikapnya semakin memperkuat dugaan Galen Ray, dan membuat pria itu semakin yakin jika Trixie Viviane adalah wanita yang di sukai oleh Kenzo Aristide.
"Kenapa tidak?"
"Diamlah.." Pinta Kenzo Aristide jengah.
"Baiklah.. Aku juga sudah tahu jawabannya," Balas Galen Ray tersenyum renyah.
"Jawaban apa?"
"Aku tahu dari sikap dan gerak-gerikmu Ken, kau akan mulai gugup jika tengah berbohong. Sudahlah... Sebaiknya kau jujur."
"Aisshh sialan.. " Umpat Kenzo Aristide kesal.
"Bahkan wanita itu lebih tua darimu, bukankah dia terlihat lebih cocok dengan Kak Claudie?" Tanya Galen Ray yang membuat Kenzo Aristide tegang.
"Siapa?" Tanya Reynand Sky yang langsung menangkap perkataan Galen Ray yang membuat Kenzo Aristide langsung memejam kesal.
"Tidak ada, Uncle Galen hanya berbicara omong kosong, dan itu adalah salah satu bakat Uncle Galen." Jawab Kenzo Aristide.
"Uncle, Bawah Rey ke tempat Daddy." Pinta Reynand Sky yang langsung di turuti oleh Kenzo Aristide.
"Baiklah. Le sepertinya aku harus ke sana."
"Hm, Tapi ingat."
"Apa!"
"Kontrol perasaanmu, bahkan sekarang aku bisa mendengar debaran jantungmu. Aku pikir itu suara apa." Goda Galen Ray yang membuat Kenzo Aristide seketika memerah. Bahkan sebelum tangannya melayang ke arah Galen Ray, pria itu sudah melangkah pergi menjauhi Kenzo Aristide dengan senyuman tengilnya.
* * * * * *
Bersambung...