Chereads / Bumi dan Langit Melawan Takdir / Chapter 12 - BAB 12 - Kabur!

Chapter 12 - BAB 12 - Kabur!

Hanya beberapa meter di depan Bumi, Billy dan Langit berdiri berhadapan, keduanya terlihat sama sama emosional. Mata Langit sudah sangat merah, kedua pipinya juga, seakan air matanya bisa tumpah sewaktu waktu. Bumi nggak bisa melihat ekspresi Billy, karena cowok itu memunggunginya, tapi dia bisa melihat ujung tajam obeng yang cowok itu arahkan ke Langit.

Apa dia gila? Apa yang akan dia lakukan ke Langit sekarang?

"Kalo kamu nggak tarik kata kata kamu tadi, aku akan tusuk kamu!" bentak Billy kasar.

"Aku nggak peduli," mata Langit membulat, menatap Billy dengan berani, seakan nggak ada apapun lagi yang bisa menggoyahkan tekadnya. "Silakan. Kamu mau bunuh aku juga terserah. Tapi keputusan aku udah bulat. KITA PUTUS!!!"

Dengan Gerakan sangat cepat Billy maju selangkah sambil mengangkat obengnya. Langit refleks memejamkan mata. Tapi yang berikutnya terjadi adalah obeng yang berdenting keras, terjatuh lepas dari genggaman Billy karena sebuah tangan memukul pergelangan tangan cowok itu keras sekali.

Dan berikutnya sebuah tendangan mendarat di perut Billy, hingga cowok itu terjungkal beberapa meter ke belakang.

Langit membuka matanya dan terperangah melihat Bumi sudah berdiri di hadapannya, kedua tangan cowok itu terentang seperti benteng yang kokoh di depan tubuh Langit yang ramping. Tapi sebelum gadis itu sempat bereaksi, Bumi sudah berbalik dan menggenggam tangan Langit, menariknya pergi.

"Apa-apaan? Lepasin!" Langit berusaha menyentak, tapi tangan kokoh itu menolak melepasnya. Dengan bingung sekaligus marah, Langit terpaksa ikut berlari, keteteran mengikuti langkah langkah lebar cowok itu. Tapi Bumi, biarpun dia tau Langit kewalahan – dia bisa mendengar nafas gadis itu memburu, dan beberapa kali dia tersandung – dia tidak berusaha mengurangi kecepatannya sedikitpun.

Dari belakang, dia bisa mendengar langkah Billy berderap mengejar, dan mulutnya menyemburkan makian.

"BERHENTI!! BERHENTI LO BRENGSEK!!!"

Bumi tidak menoleh. Sambil terus menggenggam tangan Langit, Bumi menarik gadis itu menyeberang, melipir sisi jalanan yang lain, lalu menyeberang lagi, hingga tiba di tempat mobil Bumi diparkir tadi.

"Buruan masuk!" sahutnya sambil membuka pintu penumpang dan memegang bahu gadis itu, mendorongnya agar masuk.

"Aduh! Pelan pelan dong!! Sakit tau!" Langit memprotes, tapi entah kenapa dia nggak menolak.

"Sori, tapi nggak ada waktu."

"BERHENTI BRENGSEK!!!"

BRAK!! Bumi buru buru membanting pintu tempat Langit duduk, dan berteriak. "KUNCI!"

Langit kaget dan refleks mengunci mobil itu dari dalam.

Saat itu, Billy tiba disana dan langsung menarik kerah baju Bumi, siap menghajarnya. Langit membelalak ngeri dari dalam mobil, merasa Bumi pasti akan habis kali ini. Cowok itu nggak ada apa apanya dibandingin Billy. Lebih mungil, lebih pendek, lebih nggak berotot. Tapi ternyata, tangan Billy yang melayang memukul angin karena Bumi merunduk. Dan dengan gerakan nyaris tak terlihat oleh mata, tendangan Bumi menyapu tungkai Billy hingga bikin cowok itu lagi lagi terjatuh. Dan tanpa membuang waktu, Bumi segera berlari menuju mobil. Tangan Langit bergerak seperti otomatis, membuka kunci mobil dari dalam sehingga Bumi bisa masuk. Dalam sepersekian detik berikutnya, berlomba dengan Billy yang beranjak bangun, Bumi menstarter mobilnya dan meluncurkannya pergi.

Billy sangat marah dan terus berusaha mengejar. Sambil berteriak dia menggedor jendela mobil tempat Langit duduk.

"Langit, buka!! Langit jangan pergi!! Langit stop!"

Untung sudah nggak terlalu macet. Bumi pun menginjak gas sampai maksimal hingga Billy ketinggalan jauh di belakang dan nggak bisa mengejar lagi.