Dorongan angin sepoi-sepoi membuat keduanya semakin lekat.
Entah kapan semuanya menjadi sangat dekat, tanpa aba-aba Keenan sudah menempel pada Sera berawal dari kecupan, namun Keenan menikmatinya juga Sera yang memejamkan mata, semilir angin menambah suasana mesra mereka, ciuman kerinduan, di atap rumah sakit.
Hingga sentuhan bibir itu lepas, ia tersenyum lalu terkekeh, Seraa lalu bertanya, "Kenapa?" tanya nya gadis itu memegang bibirnya, takut ada yang salah.
"Kita berkencan di atap Rumah Sakit, bukankah ini langka!" Celetuk nya.
"Kamu harus berjanji membawaku kencan ditempat bagus ya nanti, untuk permintaan maaf mu karena kemarin berkencan dengan Reina, aku sangat cemburu."
Keenan melihat raut wajah Sera yang cemberut, "Benarkah kamu cemburu?" tanya Keenan.
Ia emukul bahu Keenan yang menggodanya sangat dekat. "Aw!" lirih nya.
"Sakit?" Sera tampak menyesal, memukul kekasihnya.
"Tidak, pukul lagi! Aku suka kamu cemburu!" Godanya.