Tarikan nafas marwah terdengar berat ia berusaha mengatur nafasnya setelah marah.
Anak laki-laki yang terkenal semena-mena itu tidak terima atas pukulan Marwah Ia bangkit dan melayangkan ucapan ucapan jahat padanya, untung dengan cekatania bisa mengelak, satu kakinya ia tendangkan ke kaki Renaldi yang sedang tidak seimbang, sehingga membuat ia lagi-lagi tersungkur.
Bukan sakit yang ia rasakan pertama, namun malu! Karena belum pernah ada yang berani mempermalukan nya selama ini.
"Lo bakal nerima balasan dari ini!" Renaldi, dengan susah payah membangunkan dirinya sendiri.
Marwah tidak menggubris, ia fokus menekan rasa marahnya untuk mengendalikan diri. Semua pegawai perempuan di sana tampak ketakutan melihat Marwah yang marah untuk pertama kalinya. Silvia pun temannya hanya terdiam di bangkunya melihat teman sekelas sekaligus tetangganya itu marah.