"Tadi mama nemuin Daniel di kantor," kata ibu Nancy.
"Hah?! Apa yang mama lakukan di sana?"
"Mama cuma peringatkan dia, buat gak melukai atau menghianati kamu. Karena mama yakin jika laki-laki yang mama lihat di restoran saat itu memang benar-benar Daniel. Dan mama bisa lihat reaksi Dian yang tertekan." Ibu Nancy tersenyum miring.
"Udahlah, ibu gak udah ikut campur. Biar Nancy sendiri aja nanti yang urus itu. Lagipula Daniel akan memberikan cucu buat mama. Jadi mama harus bersikap baik padanya."
"Benarkah? Emangnya Daniel mau melakukannya denganmu?"
"Tentu aja. Aku kan istrinya. Dan semalam kami udah ngelakuin."
Ibu Nancy menatap anaknya curiga. Rasanya tidak mungkin jika Daniel mau melakukannya dengan sukarela. Sudah pasti anaknya berbuat sesuatu pada Daniel sebelumnya.
"Kamu mencurigakan Nancy," kata ibu wanita itu.
Sementara Nancy tersenyum penuh makna. Dia tidak sabar menunggu bulan depan untuk mengecek apakah dia berhasil hamil atau tidak.