"Vin, bangun." Celline membangunkan Morvin pagi itu, tadi malam mereka berdua jadi menginap di rumah orang tua Celline.
Untung saja hari ini Sabtu, jadi Celline masih bisa libur satu hari lagi.
"Udah jam berapa Cell?" tanya Morvin.
"Jam enem, mau sarapan dulu, gak?"
"Oh oke, deh. Aku mandi dulu ya tapi." Morvin mengusap kepala Celline dengan lembut kemudian membenarkan duduknya. "Kamu gak mual-mual?" tanya Morvin serius.
Celline menggeleng. "Sebenernya udah gak enak banget, tapi aku tahan. Ada ayah sama ibu takut ketauan," bisik Celline.
"Ya udah kalo begitu, kita habis ini langsung pulang aja ya."
Celline tersenyum, kemudian mengangguk. Untung saja Morvin tidak meninggalkannya meski dia dalam keadaan seperti ini. Celline bersyukur bisa mendapatkan Morvin yang mau menerima dia apa adanya meski dalam kekurangan.
Di meja makan, ibu Celline sedang meletakkan empat piring nasi goreng. Dia melirik ke arah Celline yang tampak pucat hari ini.