DUA MINGGU SEBELUMNYA
Rei, Ares dan Jupiter akhirnya menyelesaikan sarapan mereka sebelum berpisah untuk menjalankan rencana yang sudah disusun untuk mencari gadis misterius itu. Namun setelah memasukkan tagihan sarapan ke dalam akun milik Ares, Rei kemudian merogoh salah satu saku dalam jasnya dan menyodorkan sebuah foto pada Ares.
"Dari Daddy gue!" Ares mengambil foto itu dan menelisiknya. Jupiter sempat ikut melihat dan mengernyitkan keningnya. Ia sama-sama melirik pada Ares yang melakukan hal yang sama. Hal itu membuat Rei jadi curiga.
"Kenapa kalian berdua diam? Kalian uda tau ya?" tanya Rei makin curiga dengan sikap saudara kembar itu. Ares menarik napas dan memasukkan foto itu ke dalam saku jasnya dan mengangguk.
"Lo uda tau kalo Andy uda ketemu?" sambung Rei lagi keheranan.
"Bukan uda tau lagi. Ares bahkan uda dapet surat tilang dari dia!" celetuk Jupiter kemudian. Rei jadi mengernyitkan keningnya.
"Maksud lo?" Jupiter memajukan tubuhnya lalu melipat kedua lengan di atas meja.
"Apa lo tau kalo Andy uda jadi polisi anti gengster?" kedua alis Rei langsung naik dan matanya membesar dengan mulut sedikit terbuka. Ia terkekeh aneh tak lama kemudian.
"Andrew Miller adalah seorang polisi anti gengster?" tanya Rei lagi.
"Detektif ... dia uda jadi detektif polisi anti gengster!" tambah Ares sarkas lalu membuang wajahnya ke arah lain. Rei mendengus tak percaya dan tersenyum aneh.
"Jadi sekarang dia musuh Golden Dragon?" Ares mengatupkan bibirnya dan mengangguk.
"Gue tebak dia pasti seneng banget kalo bisa penjarain lo, Res!" ejek Rei lagi. Ares hanya menyengir di ujung bibirnya dan memilih untuk berdiri.
"Gue akan kasih lo kabar secepatnya, take care, Man!" Ares memberikan pelukan seperti biasa pada Rei dan Jupiter memberi fist bump nya. Mereka berpisah di parkiran pinggir jalan dan masing-masing menaiki mobilnya sendiri.
Dalam perjalanan, Rei sempat berpikir tentang Andrew yang ia kira adalah seorang gangster tapi ternyata adalah seorang polisi.
"Apa gue minta tolong dia aja? Dia kan polisi!" gumam Rei sambil menyentir di mobil sport mewahnya. Rei mempertimbangkan untuk meminta bantuan Andrew tapi masalahnya mereka kan sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun. Apa dia masih mau bicara?
"Tapi kalo gue cerita, yang ada dia malah nangkap gue lagi! Ah ..." Rei jadi mendecap kesal karena keadaannya saat ini. Rei pun mengurungkan niat melibatkan Andrew dalam rencananya menemukan gadis itu. Rasanya bantuan Ares saja sudah cukup. Ares King memimpin Golden Dragon sekarang dan organisasi itu punya banyak jaringan dimana mana. Lebih baik membiarkan Ares saja yang melakukannya. Rei sedang tak ingin berurusan dengan polisi.
CRAWFORD
Honey diajak duduk di salah satu taman dekat kampus mereka. Tepatnya di bawah salah satu pohon maple di tengah udara hangat. Bersama sebuah gitar, mereka hanya berdua tapi di taman itu beberapa mahasiswa menghabiskan waktu mereka untuk sekedar mengobrol bersama teman atau berciuman dengan kekasih.
Namun bagi Josh Hatlin, bernyanyi untuk Honey adalah yang selalu ingin ia lakukan untuk gadis pujaan hatinya.
"Kamu mau apa?" tanya Honey sambil menyengir manis. Josh tak menjawab dan hanya memberikan senyuman manis dengan deretan gigi rapi dan mulai memetik gitarnya.
"At first, I was hesitant. (Spooky) Like a skeleton. You 20, but intelligent ... Now all them other bitches so irrelevant, Tan lines and some memories (Woo). Guess summer got the best of me (Woo). Chef B with the recipe, yeah ... With you, it's a better me ..."
Honey jadi tersipu dan menundukkan wajahnya mendengar nyanyian Josh untuknya.
"I guess what I'm sayin', I guess what I'm sayin' ... I guess what I'm sayin' is, I
I fuckin' love you ... I guess what I'm sayin', I guess what I'm sayin'. I guess what I'm sayin' is, I ... I fuckin' love you (Ah, yeah). Love you through the better days, Love you through the rainy ones. Champion. You're number one, yeah, that's true. I guess what I'm sayin', I guess what I'm sayin', I guess what I'm sayin' is, I ... I fuckin' love you!"
Suara Josh yang merdu bahkan sampai terdengar pada beberapa mahasiswa yang tengah berada di sekitar mereka. Beberapa mulai memperhatikan dan menyimak nyanyian itu. Setelah selesai, mereka semua bertepuk tangan dan Honey sampai tercengang melihat kanan dan kiri.
Josh hanya memandang Honey saja daripada peduli apa orang lain mendengarkan nyanyiannya atau tidak.
"Aku benar-benar ingin menjadi kekasihmu, Honey. Maukah kamu menerimaku?" tanya Josh lagi sambil masih menopangkan lengan pada gitarnya. Honey tertegun sekali lagi. Ia sangat ingin mengatakan iya, tapi bibirnya tak bisa bicara dan lidahnya kelu. Mulut Honey sudah terbuka namun tak ada suara yang keluar. Matanya malah berkaca-kaca lagi dan sekilas bayangan pagi saat ia bangun di sebelah seorang pria yang tak ia kenal lalu muncul lagi dalam benaknya.
"Maafkan aku!" Honey langsung berdiri dan pergi meninggalkan Josh yang kebingungan.
"Honey ..." panggil Josh pada Honey yang pergi meninggalkannya lagi. Seketika Honey menangis dan wajahnya pucat. Ia mencari tempat sepi agar tak ketahuan. Tapi ia malah berpapasan dengan Angelica. Begitu melihat sahabatnya itu, Honey langsung memeluknya erat.
"Ada apa? Kenapa kamu menangis?" tanya Angelica begitu cemas. Ia menjauhkan Honey dari dirinya dan memegang pipinya.
"Wajahmu pucat sekali! Apa yang terjadi?" Honey terus menggelengkan kepalanya. Angelica lantas menarik tangan Honey membawanya ke sebuah bangku di samping dinding pembatas.
"Katakan padaku," ujar Angelica lagi masih dengan nada cemas yang sama. Honey menunduk dan menggenggam tangan Angelica.
"Josh meminta aku menjadi kekasihnya. Tapi aku tidak bisa, bayangan pria itu selalu ada kepalaku. Aku bahkan tidak bisa tidur nyenyak!" Honey mengadu sambil menangis terisak. Angelica langsung memeluk Honey lagi. Ia ketakutan dan trauma dengan yang sudah terjadi sementara ia tak berani bicara apa pun.
"Katakan apa yang harus aku lakukan untukmu, Honey?" Honey hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa kita perlu mencari pria itu dan meminta pertanggungjawabannya?" Honey makin menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak mau bertemu dengannya sama sekali! Aku tidak mau!" Angelica mengangguk mengerti.
NEW YORK
Jupiter memutar beberapa video rekaman kamera pengawas yang telah ia pilih sekiranya menunjukkan beberapa gadis berambut pirang.
"Gue uda ngumpulin sekitar seratus cewek berambut pirang yang ikut audisi di depan juri. Jangan baper ada Christina dan ... Ethan!" sindir Jupiter lalu melirik pada Rei memandangnya malas.
"Sekali lu godain gue, gue bakalan ajak Putri makan malam romantis di studio!" ancam Rei membawa-bawa kekasih Jupiter, Putri Alexander.
"Jangan gitu dong, Bro! Gue kan cuma bercanda!" sungut Jupiter kesal dan mulai memutar satu persatu video.
"Skip!"
"Skip ..." begitu seterusnya sampai habis seluruh video yang diberikan oleh Jupiter.
"Gak ada ... gak ada satu pun dari cewek-cewek itu!" gerutu Rei dengan kesal. Tak lama, Ares kemudian datang dan memberikan tablet berisi beberapa potongan video yang diambil secara acak.
Rei memeriksanya lagi sampai dari sekian banyak ada satu video yang membuatnya menghentikannya.
"Ini dia!" tunjuk Rei pada sosok Honey yang tengah mengantri bersama beberapa peserta yang lainnya.