Mata Axel terbelalak membesar saat Rei tiba-tiba saja datang dan mencium bibirnya. Ia tak bisa bergerak seolah ada yang tengah mengikat kaki dan tangannya. Axel benar-benar membeku dan rasanya ciuman itu berlangsung sangat amat lama. Waktu seperti berhenti seiring dengan napasnya juga.
'Apa yang sudah dia lakukan padaku? Kenapa dia menciumku?' teriak Axel dalam hatinya. Pipinya langsung memerah memanas sampai 100 derajat rasanya sampai Rei dengan sadar membuka matanya perlahan dan melepaskan ciumannya dari Axel.
Axel masih dalam posisi yang sama tanpa berubah sama sekali sementara Rei dengan santainya tersenyum pada Axel seolah tak ada apa-apa. Semua terlihat normal saja bagi Rei yang malah menjilati ujung bibirnya lalu tersenyum.
"Ada sedikit mayo di ujung bibirmu. Aku hanya membantu membersihkannya!" jawab Rei lalu mengambil serbet dan mengelap ujung bibirnya. Axel masih membeku seperti itu tanpa bisa bicara banyak.