Happy reading!
Sesampainya Sierra di rumah, ia cukup terkejut saat melihat ada mobil milik Aruka di depan rumahnya.
"Itu bukannya mobil Aruka?" tanya Rizky menyadari ada mobil yang terparkir di depan rumah Sierra.
"Iya," jawab Sierra sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ngapain dia di sini?" tanya Rizky mengernyitkan dahinya bingung. Sementara Sierra hanya mengendikkan bahunya tidak tau.
"Gue langsung pulang gapapa kan?" tanya Rizky karena sejujurnya ia masih khawatir dengan keadaan Sierra. Meskipun Sierra mengatakan bahwa dirinya sudah baik-baik saja, namun Rizky tidak bisa tenang begitu saja. Sierra pasti butuh seseorang di sampingnya.
"Iya gapapa pulang gih, bosen liat lo mulu," jawab Sierra membuat Rizky terkekeh kecil.
Sierra pun masuk ke dalam rumah sementara Rizky harus segera pulang.
"Eh Sierra kamu baru pulang," ucap Aruka yang melihat Sierra masuk ke dalam rumah. Ia menyambut Sierra dengan senyuman lebar.
"Ada apa?" tanya Sierra to the point. Karena terakhir kali Aruka ke rumah berakhir dengan pertengkaran mulut.
"Kamu habis pemotretan?" tanya Aruka yang malah tidak menjawab pertanyaan Sierra justru berbasa basi membuat Sierra nendengus kesal.
"Kalau nggak ada yang penting gue ke atas dulu," ucap Sierra dan berjalan menuju kamarnya. Ia sangat malas harus berhadapan dengan Aruka. Baginya itu sama saja membuat ia teringat akan semua luka di hatinya.
"Eh tunggu aku ke sini cuma mau nanya pendapat kamu," ucap Aruka membuat Sierra menghentikan langkahnya dan terpaksa duduk di sofa seberang Aruka.
"Pendapat apa?" tanya Sierra dengan penuh tanda tanya. Ia tidak terpikirkan sama sekali apa yang akan ditanyakan oleh kembarannya itu.
"Kita kan sebentar lagi lulus, gimana menurut kamu kalau aku tunangan sama Aro?" tanya Aruka membuat Sierra memutar bola matanya malas. Ia tau Aruka sengaja mengatakan hal ini kepadanya.
"Terserah kalian aja, lagian mau kalian tunangan atau langsung nikah juga nggak ada urusannya sama gue. Udah ya gue capek," jawab Sierra. Setelah itu ia bergegas menuju kamarnya, karena jujur ia masih ada rasa dengan Aro.
"Sengaja banget ngomongin hal kayak gitu ke gue, dipikir move on gampang apa," ucap Sierra kesal dan langsung membanting tubuhnya di atas kasur empuknya.
Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk di handphone milik Sierra. Ia mengambil handphonenya dan ternyata ada sebuah pesan masuk dari Aro.
"Panjang umur lo," ucap Sierra menghela napasnya sejenak dan membuka pesan dari Aro.
Aro: Ra, Aruka ada di rumah kamu?
"Cuma nanyain Aruka doang harus banget ke gue, gapapa yang kuat Sierra," ucap Sierra mendencak malas.
Sierra: Iya Aruka di sini
send.
Sierra melempar handphone nya ke sembarang arah dan bergegas untuk mandi.
Sementara di sisi lain meremas tangannya sendiri dengan kuat. Seperti marah dengan dirinya sendiri.
"Maafin aku Sierra," ucap Aro lirih. Entah meminta maaf untuk apa.
---
Pukul 01.24, Sierra masih belum bisa terlelap. Ia tiba-tiba teringat percakapan Amel dengan orang di telepon tadi. Ia masih tidak menyangka Amel juga ikut serta dalam kejadian itu.
"Sialan foto apa yang dimaksud Amel," ucap Sierra mengacak rambutnya frustasi.
"Dan juga siapa lagi orang lain di balik ini semua selain Leo sama Amel," lanjut Sierra semakin pusing memikirkan hal itu.
Ia membuka handphone nya dan tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari Rizky.
Rizky: Belum tidur?
Sierra: Udah, ini yang bales arwah gue
send.
Sierra tersenyum kecil saat membalas pesan dari Rizky. Dan seolah Rizky membawa pergi semua kekhawatiran di dalam hatinya.
To be continued...