Happy reading!
Sepulang sekolah.
Sierra melangkahkan kakinya menuju ke gerbang sekolah karena Rizky sudah mengiriminya pesan bahwa ia sudah di jalan menjemputnya.
"Sierra," panggil Aro yang tiba-tiba ada di belakang Sierra.
Sierra sedikit terkejut, untuk apa Aro tiba-tiba menghampirinya?
"Kenapa?" tanya Sierra dengan raut wajah bingung.
"Saya denger kamu kemarin sakit," ucap Aro dengan tatapan khawatir.
"Iya, tapi sekarang udah gapapa kok," ucap Sierra merasa canggung karena tiba-tiba saja Aro menanyakan tentangnya.
"Makasih udah na-"
"Itu tadi Aruka yang nyuruh saya buat nanya keadaan kamu," ucap Aro memotong perkataan Sierra.
Sierra hanya tersenyum kecut, lagi pula apa yang ia harapkan.
"Ya udah gue pulang dulu," ucap Sierra dan berjalan pergi meninggalkan Aro.
Aro menghela napasnya sejenak sembari melihat kepergian Sierra.
"Kamu memang nggak pantes buat Sierra," ucap Aro pada dirinya sendiri.
"Ngomongin apa sama Aro?" tanya Rizky yang melihat interaksi antara Sierra dan Aro barusan.
"Nggak ada kok," jawab Sierra menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil Rizky.
Rizky pun masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal menuju tempat pemotretan Sierra.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di tempat pemotretan.
"Lo ngapain ikut masuk?" tanya Sierra yang melihat Rizky berjalan mengikutinya.
"Mau liat sekalian mau nungguin lo lah," jawab Rizky dan berjalan mendahului Sierra.
"Nggak ada, lo kalau mau nunggu di mobil aja," ucap Sierra menghadang jalan Rizky.
"Udah ayo cepetan ntar keburu telat," ucap Rizky dan menarik tangan Sierra menuju tempat pemotretan.
"Sierra lo udah nyampe?" tanya Dara menyadari ada yang membuka pintu.
Dara terlihat terkejut karena Sierra ternyata tak datang sendiri.
"Pacar lo Ra?" tanya Dara sembari menunjuk ke arah Rizky yang berdiri di sebelah Sierra.
"Iya kak," jawab Sierra meringis kecil.
"Tumben bawa pacar segala," ucap Dara dengan nada menggoda Sierra.
Sierra mengabaikan perkataan Dara dan langsung masuk diikuti oleh Rizky.
Sementara Sierra masuk ke dalam ruang make-up, Rizky menunggu di sebuah sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Lo udah baikan Ra?" tanya Dara setelah melihat Sierra berganti baju.
"Udah kak, lo tenang aja," jawab Sierra mengacungkan ibu jarinya dan dibalas anggukan kepala dari Dara.
Setelah pemotretan selesai, Rizky langsung membawa Sierra ke sebuah restoran dekat dengan tempat pemotretan Sierra tadi.
"Gue ke toilet dulu bentar," ucap Sierra setelah selesai memesan makanan.
Sierra pun masuk ke dalam toilet karena ingin buang air kecil. Saat ia ingin keluar, ia tertahan oleh suara yang sangat ia kenal di luar.
"Lo tenang aja gue pasti bakal keluarin lo dari penjara," ucap Amel yang sepertinya sedang menelpon seseorang.
Ya, orang yang Sierra maksud adalah Amel. Sierra mengernyitkan dahinya bingung, siapa yang tengah bertelponan dengan Amel?
"Dan lo jangan lupa, lo harus ngasih foto-fotonya Sierra ke gue," ucap Amel membuat Sierra langsung sadar bahwa kejadian waktu itu ada hubungannya dengan Amel.
Sierra mengepalkan tangannya menahan emosinua sendiri yang sudah meluap.
"Iya, masih ada orang itu yang bakalan terus ngelindungin kita," lanjut Amel lagi membuat Sierra bingung dan bertanya-tanya. Masih ada orang lain di belakang ini semua.
Terdengar bahwa langkah Amel menjauh dari toilet, Sierra pun segera keluar dan kembali menemui Rizky.
"Lama banget Ra, abis berak lo?" tanya Rizky setelah Sierra duduk.
"Enak aja," jawab Sierra. Pikirannya masih melayang pada percakapan Amel tadi yang ia yakini bahwa orang yang berbicara dengan Amel di telepon adalah Leo.
"Sierra. Lo mikirin apa sih?" tanya Rizky yang melihat kerutan di dahi Sierra dan juga Sierra yang terlihat tak fokus sedari tadi.
"Ah enggak kok," ucap Sierra menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin melibatkan orang lain untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Gue bakal ikutin permainan lo kali ini Mel," ucap Sierra dalam hatinya.
To be continued...