Farisha Angelina merupakan sosok wanita yang mandiri dan telah memiliki sebuah swalayan dengan usahanya sendiri. Dirinya memiliki trauma berat terhadap ayahnya sendiri. Karena dari kecil dirinya sering diperlakukan buruk oleh lelaki itu. Apalagi melihat ibunya yang kadang harus menerima pukulan dan tamparan saat ayahnya pulang.
Diketahui juga ayahnya Farisha yang bernama Benny Syamsuri, merupakan seorang pria yang bagaikan seorang diktaktor bagi keluarganya. Ibunya yang bernama Zaituna Azhari merupakan sosok ibu yang baik dan penyayang.
Sebenarnya orang tua Azhari, panggilan untuk ibunya Farisha adalah anak seorang konglomerat. Sayangnya Azhari dijodohkan dengan Benny yang hanya menginginkan harta keluarga itu. Setelah menikahi Azhari dan memiliki seorang putri, ia menunjukkan sifat aslinya.
Karena perlakuan Benny, menimbulkan trauma yang mendalam buat Farisha. Dirinya tidak ingin memiliki seorang suami seperti Benny. Bahkan di usianya yang sudah berumur tiga puluh tahun itu, tidak pernah memiliki hubungan dengan lawan jenis.
"Ayah sudah menyiapkan jodoh untukmu!" ujar Benny di sela-sela makannya. Ia menatap putrinya dengan mengintimidasi.
"Nggak mau!" tolak Farisha dengan sengaja. Ia tidak pernah menaruh rasa hormatnya pada sang ayah semenjak perlakuan kasarnya pada sang ibu dan juga dirinya.
"Farisha ... kamu jangan begitu pada ayahmu," lirih Azhari pada putrinya yang sudah dewasa itu.
Benny hanya diam mendengar penolakan dari Farisha. Sudah puluhan kali Farisha menolak perjodohan itu. Tetapi meskipun begitu, pada akhirnya Farisha harus menghadiri pertemuan dengan calon suaminya. Benny pun sebenarnya tidak terlalu peduli dengan putrinya. Yang ia pedulikan adalah harta sang istri yang harus ia grogoti sampai habis.
"Aku tidak punya ayah seperti yang bernama Benny itu, Bu. Sebenarnya dia siapa, sih? Kenapa dia yang mengatur hidup kita? Kerjaannya ke diskotik dan mencari wanita-wanita muda untuk melayaninya, buat apa dijadikan ayah?"
"Farisha!" bentak Benny dengan amarah memuncak. Ia langsung menampar keras pipi Farisha. "Dasar anak kurang ajar! Beraninya kamu tidak mengakuiku! Atau kamu mau ayah jadiin pemuas nafsuku, hah!"
"Ayah, dia itu putri kita! Jangan kamu jadiin dia pelampiasan mu! Kamu boleh mencari wanita-wanita muda di luar sana. Tapi jangan putrimu sendiri," ucap Azhari lirih sambil melindungi anak perempuannya.
"Terserah padaku, itu kalau kamu tetap tidak nurut, biarkan saja sudah jadi perawan tua seperti ini! Siapa yang mau menikah dengan wanita seperti ini? Hahahaha! Dasar anak tidak tahu diri!"
Benny sudah tidak mau mengotori tangannya lagi untuk memukuli istri atau anaknya lagi. Ia sudah muak tinggal di rumah yang selalu menjadi neraka baginya. Maka untuk menghilangkan kebosanannya, Benny akan mencari daun-daun muda untuk melayani nafsu bejatnya. Bahkan tidak sering ia menyewa para wanita malam. Berminggu-minggu bahkan kadang berbulan-bulan tidak pulang ke rumah karena bersenang-senang setiap waktu.
Sepulang dari perusahaan istrinya, Benny selalu pergi ke tempat hiburan malam dan menghabiskan waktu dengan banyak wanita dan dengan perlahan menguras harta orang tua Azhari.
Sikap kejam Benny berasal dari dendam orang tuanya yang dibiarkan saat sedang sakit parah tapi tidak mau membantu. Padahal mereka adalah teman dekat. Hanya karena orang tua Benny yang menjadi koruptor, orang tua Azhari tidak mau membantu orang tua Benny yang dalam keadaan sekarat.
"Kamu jangan selalu melawan ayahmu, Nak," kata Azhari sambil mengusap kepala Farisha. Ia sangat menyayangi anak yang ia kandung selama sembilan bulan lebih itu.
Namun sifat keras kepala Farisha turun dari sang ayah. Membuat Farisha tidak mau mengakui kesalahannya. Farisha memeluk ibunya dengan erat. Ia sangat dekat dengan sang ibu dan bahkan ia sering tidur dengan sang ibu. Kadang di hadapan ibunya, ia seperti anak kecil yang masih membutuhkan pelukan dan belaian sang ibu.
Seperti di waktu-waktu lainnya, Farisha diundang ke sebuah acara makan malam di sebuah restoran. Saat itu mereka mengadakan acara itu untuk memperkenalkan Farisha dengan lelaki yang mapan dan tampan.
Pada awalnya acara itu berlangsung baik. Dan sang pria muda berusia dua puluh tujuh tahun diperkenalkan oleh Benny. Dan mereka saling berjabat tangan dan sang lelaki pun memandang Farisha dengan nafsu.
"Chandra! Namaku Chandra. Kamu siapa, Cantik?" tanya pria itu kepada Farisha. Sesaat pandangan mereka bertemu dan sudah ada perasaan suka.
"Farisha," jawab Farisha dengan malas. Bahkan ia sama sekali tidak tertarik pada pria. Apalagi Chandra juga seorang pria. Dan ia sangat membenci cara memandang dirinya seperti itu.
"Wah, Om. Farisha sungguh sangat cantik, Om," ungkap sang lelaki itu ketika diperkenalkan oleh Benny.
"Bagaimana, Nak Chandra? Kalau kamu suka dengan anak, om, kamu bisa menikah dengannya," ujar Benny pada Chandra yang terlihat sangat senang.
"Tentu ... aku mau menikah dengan Farisha, Om. Aku akan memberitahukan ini pada papa dan mamaku. Pasti mereka setuju aku menikah dengannya!" tutur Chandra dengan semangat membara.
Chandra sangat yakin akan menikah dengan Farisha yang memiliki penampilan seksi dan mulus itu. Bukan hanya Chandra, pengunjung restoran lain yang melihat Farisha pun sangat tertarik. Jika bisa, akan mereka jadikan bahan fantasi jika mendapatkan foto gambarnya.
Sebenarnya Azhari pun tidak bisa berpisah jauh dengan Farisha. Ia sangat dekat walau umur Farisha sudah mencapai tiga puluh tahun, tetap Azhari menganggap putrinya masih anak-anak. Dan tidak ingin anaknya pergi jauh dari dirinya.
"Sekarang ada yang mau menikah denganmu! Dan kamu harus mau menikah dengan nak Chandra!" tegas Benny pada Farisha. Kali ini ia tidak boleh gagal membuat anaknya menikah dengan pria kaya raya itu. Dan ia juga akan mendapatkan banyak uang dari pria itu untuknya bersenang-senang mencari wanita muda untuk melayaninya.
"Siapa yang mau menikah dengannya? Maaf, saya sudah punya orang yang kucintai. Kamu tidak bisa menikahiku," ucap Farisha dengan tenang. Walau ia harus menanggung konsekuensinya nanti.
"Apa kamu bilang? Kamu tidak mau menikah dengan Chandra? Apakah kamu sudah tidak mau menikah, hah?" hardik Benny dengan suara yang keras.
"Oh, kamu tidak mau menikah denganku, ya sudah, nggak usah menikah sekalian! Dasar wanita jalang! Dikasih hati, minta jantung!"
Brakkk!
Chandra menggebrak meja karena sangat kesal. Hal itu dilihat banyak orang. Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah Benny menyeret Farisha keluar. Ia membawa putrinya masuk ke dalam mobil dan dibawa pulang.
Benny sangat murka dan menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sementara Farisha dan Azhari berada di jok belakang. Saling memeluk dan Farisha sangat cuek terhadap apa yang akan dilakukan ayahnya padanya nanti.
"Kamu jangan selalu membuat ayahmu marah, Nduk." Azhari mengusap kepala Farisha dengan perasaan sayangnya.
"Ayah siapa, Bu? Farisha apa punya ayah seperti dia? Selamanya Farisha tidak pernah menganggap Benny adalah ayahku. Ayahku sudah mati, Bu. Dia mati karena banyak minum racun dan main wanita."
"Iya, Farisha. Ayahmu memang seperti itu. Tapi kamu tidak boleh membencinya. Bagaimanapun, dia adalah ayah kandungmu. Kamu boleh membencinya tetapi kamu harus akui dia ayahmu, Sayang."
***