Bram menatap Usman dengan tajam. Pria itu lalu menggelengkan kepalanya pelan, bagaimana mungkin pemuda dihadapannya akan menikah dengan wanita yang telah lama menjadi incarannya? Sungguh tidak adil jika kalah dari pemuda pendek dan buluk seperti Usman.
"Katakan padaku, apa benar, kamu akan menikah dengan Farisha?" tanyanya dengan raut wajah yang serius. Walau nantinya akan mendapat jawaban yang tidak dia inginkan, dirinya hanya bisa pasrah. Dan akan berusaha menerimanya.
Sulit bagi Usman untuk menjawab pertanyaan dari pria di depannya. Hari ini merupakan hari yang tidak baik baginya. Apalagi dirinya sudah tidak bisa mengelak dari kenyataan. Ia harus jujur, sejujur-jujurnya. Sementara itu pesanan makanan juga belum datang. Yang membuat Usman semakin canggung untuk mengatakannya.