Mereka tidak menyangka, kalau Usman malah yang membuat Vania marah. Sementara Bram tidak jadi bangga kepada pemuda yang tadinya akan diangkat sebagai guru asmaranya.
"Dan silahkan untuk menutup pintu dari luar!" usir Vania sambil menunjuk ke arah luar restoran. "Dan jangan kembali ke sini lagi, kalau membawa anak burik itu!"
"Yah, kenapa kami malah diusir dari sini? Kami niatnya untuk makan. Tapi kenapa kami harus pergi dari sini? Sudahlah ... ayo, Usman! Kita tinggalkan restoran ini!" ajak Bram. Ia menarik tangan Usman karena tidak ingin terjadi keributan lagi.
Vania menatap kepergian Usman dan Bram dengan bersungut menahan kesal. Ia tidak suka dengan orang yang dengan Farisha. Siapapun tidak ada yang dekat dengan orang yang hanya untuk dirinya.
"Kalau ada orang itu lagi, jangan biarkan dia masuk! Terutama orang yang bodoh itu!" ujar Vania. "Kamu berdiri dan bereskan ini semua!" perintah wanita itu kepada pemuda yang masih jongkok untuk meminta maaf.