Chereads / Unexpected Wedding: Tuan CEO yang Posesif / Chapter 8 - Pertemuan yang tidak disangka

Chapter 8 - Pertemuan yang tidak disangka

Setelah memastikan sudah berpakaian rapi, Gea bergegas keluar kamar melintasi ruang tengah menuju pintu utama pada ruang tamu kemudian membukanya.

"Astaga, Alexa!" Gea terkejut melihat kondisi temannya yang basah kuyup. "Bagaimana kamu bisa basah begini? Sepertinya di luar tidak hujan?"

Alexa belum sempat menjawab, tapi Gea malah beralih terkejut menatap keberadaan Melvin di belakangnya. "Bukankah kamu pria yang semalam membantuku membawa sahabatku ini?"

Melvin hanya mengangguk dengan tatapan datarnya.

"Bagaimana kalian bisa bersama lagi?" tanya Gea masih heran.

"Gea, kebetulan dia adalah klien dari bos ku. Aku tadi tercebur ke kolam saat sedang meeting di restoran yang memiliki fasilitas kolam renang," jelas Alexa kemudian melirik Melvin yang terdiam dengan bersendekap tangan. "Dan dia yang menolongku."

Gea mengangguk paham dan menyunggingkan senyum di bibirnya seakan menemukan sesuatu antara Alexa dan Melvin. 'Mereka serasi,' batinnya.

Drettt ... Drettt ....

Ponselnya berdering. Melvin segera merogoh saku celananya untuk meraih benda canggih itu dan melihat adanya panggilan masuk dari ayahnya.

"Hallo, Pa," sapa Melvin saat sudah terhubung dengan sang ayah.

" ... "

"Ya baiklah. Aku akan ke sana sekarang," ucapnya sesekali melirik ke arah Alexa dan Gea yang memperhatikannya.

Sambungan telpon terputus. Melvin kembali fokus menatap Gea dan Alexa. "Sepertinya aku harus pergi sekarang karena ada urusan mendadak."

"Eh iya ... hati-hati. Terima kasih sudah mengantarku sampai di sini," ucap Alexa dengan tersenyum canggung.

Melvin hanya mengangguk dan menunduk mengambil koper di sampingnya. "Ini kopermu."

Alexa mengangguk dan kembali mengucapkan terima kasih hingga Melvin meninggalkan apartemen itu. Dia bergegas masuk ke rumah dan terhenti di ruang tengah.

"Kamu harus ganti baju sebelum kamu akan demam karena kedinginan," seru Gea namun teringat bahwa ada Bastian di kolong ranjangnya. Jika Alexa mandi, saat itu bisa digunakan untuk kekasihnya keluar dari kolong ranjang.

Alexa berjalan memasuki kamar Gea sambil membawa kopernya, karena hanya kamar itulah yang sering dipakai sementara kamar lain masih kosong.

"Alexa," panggil Gea buru-buru mendekati Alexa.

"Kenapa?" tanya Alexa.

"Badanmu basah kuyup dan kamu basah karena terkena air kolam renang. Ada baiknya jika kamu mandi sekalian, itu akan jauh lebih baik untuk kesehatan mu apalagi kamu sedang pusing, kan?" Ghea mencari-cari alasan.

"Sepertinya aku memang harus mandi," sahut Alexa kemudian lanjut berjalan menuju kamar sementara Gea terus mengikuti dengan perasaan was-was, memikirkan bagaimana jika ternyata Bastian sudah tidak di bawah kolong lagi

Setibanya di kamar Gea, Alexa melucuti tuxedo milik Melvin yang masih dikenakannya sejak tadi, kemudian meletakkannya pada gantungan pakaian yang terpasang pada dinding berwarna putih polos. Gadis itu tidak bergegas ke kamar mandi, tetapi malaj membuka kopernya untuk mengambil pakaian sementara Gea malah semakin tidak nyaman karena sahabatnya itu tidak segera ke kamar mandi.

"Sebaiknya kamu segera mandi, biar aku yang ambilkan pakaian untukmu," seru Gea mencegah Alexa untuk membuka koper.

"Aku harus memastikan apakah yang dikemas oleh ibu kontrakan benar-benar semua pakaianku. Aku kesal padanya. Jangan-jangan ... dia tidak memasukkan semua pakaianku ke sini. Itu berarti dia mencuri pakaian ku yang tidak terlalu mahal tapi cukup stylish dan kekinian, berbeda dengan pakaian yang sering dipakai anaknya sangat kuno." Alexa tetap membuka koper itu sambil membayangkan betapa kesalnya dirinya yang diusir secara tidak jelas. Ah, tapi itu juga salahnya karena selalu mangkir saat ditagih.

"Sudah kuduga. Dia sangat cerewet lalu mencuri pakaianku. Sepertinya aku harus ke sana dan mengambilnya lagi!" Alexa berdecak kesal saat mendapati hanya ada beberapa pakaian di dalam kopernya. Handuk, peralatan mandi dan make up pun sudah pasti masih tertinggal di kontrakan.

Ah, ya itu benar. Aku akan menemanimu ke sana. Maka dari itu kamu harus segera mandi, lalu kita akan ke sana sambil mencari menu makan siang," Gea terus mempengaruhi Alexa untuk segera ke kamar mandi. Dia terlihat begitu tidak nyaman membayangkan betapa pengapnya Bastian di kolong ranjangnya yang sudah tidak disapu olehnya selama beberapa hari. kekasihnya pasti pengap karena terkena debu.

"Aku tidak punya banyak uang. Hanya ada dua ratus ribu di dompetku untuk membeli makanan setiap makan siang. Apa kamu akan mentraktirku?" tanya Alexa dengan menyeringai. Astaga dia terlalu banyak basa-basi sementara temannya sangat menginginkannya untuk segera pergi ke kamar mandi.

"Ah itu masalah gampang aku akan mentraktirmu sampai kamu kenyang. Sekarang, Kamu cepat mandi atau kamu akan sakit karena terus mengenakan pakaian basah ini. Kamu terlihat buruk!" Gea menatap Alexa begitu serius hingga alisnya berkerut.

"Iya aku sangat buruk. Apalagi ... Aku berhadapan dengan pria yang ternyata menolongku saat aku mabuk. Aku sangat malu dan gugup karena kamu bilang aku pernah memujinya seperti pangeran, dan melarangnya untuk pulang. " Alexa malah terus berbicara membahas perkara tentang pertemuannya dengan Melvin.

Di bawah kolong Bastian menahan rasa ingin batuk karena terkena debu. Dia dalam posisi tengkurap dan melirik 4 kaki yang terlihat di pinggir ranjang. Itu pasti kaki Gea dan juga Alexa. 'sialan mereka malah asyik mengobrol bisa-bisa aku sesak nafas di sini,' batinnya kesal.

Hingga beberapa saat membujuk, akhirnya Gea berhasil membuat Alexa bergegas ke kamar mandi. Dia langsung berjongkok melihat ke arah kolong dan melambaikan tangannya. "Cepat keluar. Dia sedang mandi!"

Bastian bergegas merayap keluar dari kolong yang sangat pengap itu. Setibanya di luar, dia membersihkan kemejanya yang terkena debu sementara Gea juga menghampirinya untuk membantu membersihkan tubuhnya.

"Sayang, lain kali kamu harus rajin menyapu lantai kolong kamar juga," gumam Bastian.

"Siapa yang menyangka kalau lantai kolong kamar akan menjadi tempatmu bersembunyi. Biasanya aku akan membersihkan nya dua minggu sekali jika tidak malas," sahut Gea bernada manja.

"Jangan terlalu malas," seru Bastian.

"Sewa pembantu saja kalau begitu. Atau, kamu Carikan apartemen yang lebih mewah lagi. Aku bosan di sini." Gea malah ngelunjak.

Bastian menghela napas, kemudian duduk di tepi ranjang. Dia melirik ke arah kamar mandi yang masih tertutup rapat. "Kapan temanmu akan pergi dari sini?" tanyanya.

"Entahlah. Aku harap kamu mengijinkannya tinggal di sini. Aku kasihan padanya. Dia sangat kesulitan dalam ekonomi sedangkan ibunya sakit parah," jawab Gea namun terkesan menunjukkan simpati pada Alexa.

Bastian menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu aku akan memintanya untuk tinggal di sini sebagai pembantu."

"Hah. Jangan?" Gea langsung menolak. Dia masih belum siap jika Alexa mengetahui bahwa dia adalah seorang kekasih dari suami orang. Eh, tapi ... Bukankah Alexa tidak mengenal siapa Bastian? Tentu saja dia tidak akan mengetahui bahwa Bastian sudah beristri.

Ceklek ....

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Gea keasikan mengobrol dengan Bastian dan dia memang tidak ingin menyembunyikan perihal Bastian pada Alexa.

Alexa keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe berwarna putih dengan bagian dada bergambarkan kupu-kupu berwarna hitam. Matanya terbelalak saat mendapati orang yang sedang bersama Gea sangat tidak asing baginya.

"Pak Bastian?"

"Kamu?" Bastian Ikut terkejut menatap Alexa. "Jadi, Alexa itu kamu?"

"Kenapa anda di sini?" tanya Alexa canggung. Dia merengkuh dirinya supaya bathrobe nya terpasang rapat. Dia terlihat sexy saat itu, karena baguan pahanya sedikit terlihat. Gea pun hanya terdiam heran karena Bastian dan Alexa tampak saling mengenal.