"Ya! Apa yang kau lakukan!?"
Suara Rein menggelar, bergema. Ia sama sekali tak peduli kalau suara tersebut terdengar ke luar.
Malahan ia ingin ibu mertua tahu dan kembali pukul kepala orang yang sedang menindih tubuhnya ini.
Dasar orang gila!
Eh, tapi kan biasanya rumah orang kaya punya alat peredaran suara toh.
Hua...!
Hiks.
Tak adakah orang yang bisa membantu Rein?
Redis terlihat kesal, ia justru mendekatkan diri ke Rein. Bersmirk lihat wajah pucat pasi Rein. Dalam hati berucap, 'rasain.'
"Kau sendiri yang bilang ingin tahu, nah aku kasih tahu."
Harus begitu-kah caranya?
Bugh!
Sekali gerakan–setelah cari celah, Rein berhasil menyentak area privasi orang yang baru saja jadi suami sahnya tersebut.
Bukannya bermanja-manja, yang ada little angry bird Redis malah kena servis gratis kadaluarsa.
Miris, ironis, kejam. Oh ya, terakhir, malang.
Kasihan.
"Shit, aish!"