Kembali ke pembicaraan Jung Ki dengan Yoon Seok setelah Ji Min mengambil alih.
"Aku tidak membual, aku benar-benar datang padamu saat kau mengirimiku pesan." Yoon Seok benar-benar menegaskan apa yang dia butuhkan pada Jung Ki menyakinkan pria itu dengan apa yang dia bisa. "Kak Yoon Seok, jangan mempermainkanku." Sepertinya Jung Ki tidak nyaman bagaimana Yoon Seok berbicara, bahkan pria itu memilih untuk tetap meliat ke arah Jung Ki dengan tatapan diam tanpa suara.
"Siapa yang mempermainkanmu? Aku sama sekali tidak berusaha mempermainkanmu. Aku kakakmu, Jung Ki." Pria itu mengatakannya dengan serius membuat Jung Ki terkekeh kecil, pria itu menggelengkan kepalanya untuk membalasnya.
"Kak, berhenti menganggapku pria." Sepertinya Jung Ki memulai berbicara serius agar membuat Yoon Seok tidak terlalu dekat untuknya kali ini. "Jadi aku harus menganggapmu seperti wanita?" Jung Ki memutar bola matanya malas.
"Kau tahu maksudku Kak Yoon Seok, jangan mempermainkanku disaat yang tidak tepat seperti ini." Yoon Seok terkekeh melihat seberapan wajah kesal milik Jung Ki yang menurut matanya mengemaskan.
"Tae Woo sedang tidak baik-baik saja, aku tidak bisa mengatakannya padamu." Jung Ki menghela nafasnya berat, dia melipat kedua tangannya untuk bebricara pada Yoon Seok mengenai hubungannya dengan Tae Woo. "Kak, aku memang selalu mengatakannya pada Kak Tae Woo jika aku tidak ingin tahu dan mengerti mengenai hubungan keluarga Kak Tae Woo."
"Maafkan aku jika Kak Tae Woo selalu merepotkanmu, Kak Yoon Seok." Pria itu tidak bisa menghilang-hilangkan fakta yang ada, Kim Tae Woo memang selalu merepotkannya. Yoon Seok sama sekali tahu seburuk dan sekasar apapun Tae Woo memperlakukan seseorang, pria itu hanya butuh pengertian.
Hanya saja Jung Ki tidak bisa memberikan itu semua pada Tae Woo pacarnya.
"Kau tahu apa yang sebenarnya aku khawatirkan?" tanya Yoon Seok membuat Jung Ki semakin tidak yakin jika yang dia butuhkan sebagai titik terang bisa saja membunuhnya. "Aku tidak tahu, tapi untuk kali ini aku ingin tahu." Yoon Seok melihat sedikit celah dan cahaya yang bisa dia lihat dari sikap Jung Ki karena pria itu sedikit merubah dirinya sekarang.
"Yang tidak menyukainya adalah orang yang memiliki darah yang sama dengannya." Saat itu Jung Ki hanya bisa terdiam dan melirik pada Yoon Seok tanpa suara. "Jangan melihatku seperti itu," tegur Yoon Seok membuat Jung Ki yang mendengar teguran tersebut hanya bisa tersenyum tipis dan terkekeh.
"Kau harus selalu ada untuknya," ucap Yoon Seok meminta pada Jung Ki walaupun pada dasarnya pria itu hanya menyarankan para pria cantik di depannya. "Kak Yoon Seok," panggil Jung Ki ingin sedikit menjelaskan apa landasan dari hubungannya bersama Kim Tae Woo.
"Aku tidak tahu kedepannya akan seperti apa, tapi aku akan meyakinkan pada diriku sendiri jika Kim Tae Woo adalah satu dan terakhir untuk hidupku. Aku akan melindungunya dari semua bahaya yang berusaha memeluknya, Kak." Yoon Seok yang mendengarnya benar-benar sangat teesentuh mendengarnya.
Laki-laki yang saat itu dia temui berusia limabelas tahun sekarang sudah benar-benar dewasa, laki-laki itu yang sudah tidak lagi menangis saat dia tersandung dan jatuh karena pembulian yang terjadi padanya
"Aku senang kau tumbuh dewasa dengan sangat cepat, Jung Ki. Hanya saja aku tidak senang melihatmu dewasa terlalu cepat, ini sedikit menyiksaku. Aku ingin melihat sikap manismu yang tidak hilang, Jung Ki." Jeon Jung Ki memutar bola matanya malas, bahkan pria itu tidak memilih untuk berbicara dan melihat ke arah Yoon Seok dengan serius, bola mata berwarna hitam itu terlihat membesar karena terlihat serius melihat ke arah Yoon Seok.
"Kak, tidak ada yang tidak bisa merubahku. Semua sudah berubah, aku tidak lagi anak laki-laki berusia limabelas tahun. Sekarang aku sudah duapuluh lima tahun, dan aku sekarang sudah menjadi pria dewasa. Lupakan masalalu dan kejar saja masa depan. Aku hanya butuh itu," balas Jung Ki menegaskan apa yang berusaha dia katakan pada Yoon Seok karena pikirannya yang tidak bisa dikendalikan.
"Kau sudah makan siang, Kak?" Yoon Seok menganggukkan kepalanya begitu Jung Ki bertanya padanya. "Belikan aku cemilan dan kopi saja jika kau ingin berterimakasih padaku." Bahkan kali ini Yoon Seok menaikan satu alisnya sedikit menggoda Jung Ki agar dia mendapat makanan geratis untuknya.
"Sialan kau, Kak." Yoon Seok tertawa mendengar apa yang dia lakukan pada Jung Ki membuat pria itu berjalan menjauh dari Yoon Seok untuk mengambil cemilan dan minuman untuknya.
Yoon Seok sadar, dia tahu apa yang apa yang dia dapatkan setelah berbicara panjang dan bercanda dengan Jung Ki sejak tadi.
"Jadi pria itu melihatku sejak tadi, oh?" Yoon Seok terkekeh menyadari apa yang dia dapatkan adalah sebuah perhatian emas dari seorang Park Ji Min yang sejak tadi terlihat melirik tajam ke arahnya.
Seka tadi Min Yoon Seok juga terus melirik pada Ji Min bagaimana pria itu berbicara dengan baik dengan Jung Ki dan sesekali bercanda juga.
Apakah yang kalian lihat sekarang sama dengan apa yang Yoon Seok lihat? Ah ternyata berbeda.
Yoon Seok hanya melihat bagaimana sikap Ji Min sejak tadi terlihat tidak bersahabat dengannya menjadi sedikit curiga. Bagi Yoon Seok Jung Ki hanyalah satu orang yang bisa dia percaya sebelum siapapun dan setelah siapapun yang ada.
Melihat lirikan yang sama dari tatapan Ji Min yang melihat ke arah Jung Ki saat berjalan mendekat ke arahnya. Yoon Seok sejak tadi melihat ke arah Jung Ki dan Ji Min berkali-kali untuk melihat beberapa infomasi yang ada.
"Ya, Jung Ki." Yoon Seok menerima minumannya dan langsung menyesapnya sedikit-sedikit. "Kenapa?"
"Duduklah, aku hanya butuh waktu lima menit untuk berbicara. Kau tidak keberatan kan?" Jung Ki menghela nafasnya berat, dia bisa melihat ada dua pesanan yang tersimpan oleh Ji Min karena pria masalah menunggunya sejak tadi.
"Ini soal serius."
"Mengenai Park Ji Min temanmu."
"Duduklah sebentar, Jung Ki." Permintaan Yoon Seok terdengar memberatkan Jung Ki membuat pria itu hanya buda menyerah dan duduk di kursi yang sama.
"Kak, bisa kau percepat. Aku memang tidak percaya pada pria itu, tapi asal kau tahu saja Kak. Aku bukan tidak percaya padamu, tapi aku tahu jika kau memiliki masalah dendam dengan Kak Ji Min." Yoon Seok tidsk terkejut mendenharnya, pria itu bahkan terlihat hanya mengelus puncak kepala Jung Ki karena dia akan tahu jawaban akhirnya juga nanti.
"Kak," panggil Jung Ki berbicara pada Yoon Seok jika pria itu tidak memiliki banyak waktu lagi. "Aku tidak membencinya, Jung Ki."
"Pria itu hanya aneh saja bagiku," sambung Yoon Seok mengatakan yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan Park Ji Min. "Aku tidak bisa membenarkan sikap Kak Yoon Seok juga, Kak Ji Min pria yang baik," jawab Jung Ki begitu melihat pria yang sedang duduk di depannya benar-benar melihat ke arah Park Ji Min dengan serius.
Dimana mata sipit namun tajamnya masih mengintimidasi setiap gerakan dari pria yang memiliki tinggi lebih pendek dari Jung Ki. "Apa yang menurutmu masalah serius, Kak Yoon Seok?" Kali ini pria itu mengambil ponselnya, dia menujukkan satu foto seseorang dengan Park Ji Min.
"Aku tidak tahu siapa pria itu dengan jelas, tapi aku selalu mengawasi Park Ji Min. Aku selalu merasa jika Park Ji Min yang sekarang bukanlah pria yang sebenarnya memiliki sikap lembut seperti empat tahun yang lalu," jelas Yoon Seok pada Jung Ki setelah prai putih untuk menunukkan foto cukup lama dan sedikit buram juga.
"Kau tidak bisa menuduhnya seperti ini, Kak." Jung Ki terlihat menegahi apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya memihak Min Yoon Seok atau rekan kerjanya Park Ji Min.
"Aku tidak menuduhnya, Jeon Jung Ki." Bahkan seorang Min berbicara dengan tegas dan bahasa yang lugas untuk sedikit menjelaskan pada Jung Ki mengenai keselamatannya. "Lalu? Dengan semua yang kau katakan padaku sekarang?"
"Ini sudah menjadi sebuah fitnah, Kak." Min Yoon Seok menghela nafasnya berat, pria itu memilih untuk tetap pads pendiriannya dan menganggap jika Park Ji Min buka lah pria kotor yang memiliki maksud buruk terhadap dirinya.
"Baiklah lupakan soal pria itu yang memiliki foto empat tahun yang lalu dengan wanita yang ada di foto ponselku " ucap Yoon Seok lambat lau memilih untuk menegaskan sesuatu yang lain miliknya. "Ada yang lain?" Jung Ki merasa jika yang Yoon Seok katakan padanya masih tidak penting untuknya.
"Baiklah," ucap Yoon Seok menghela nafasnya berat kembali melakukan lirikan kecil matanya pada Ji Min. "Ini soal perasaanku dengan Park Ji Min." Yoon Seok mengatakan yang sebenarnya dia rasakan setelah sekian lama keduanya dekat dan Yoon Seok yang selalu mampir ke tempat kejea Jeon Jung Ki.
"Apa kau benar-benar membenci Park Ji Min, Kak?" Jung Ki terlihat tidak menyangka jika pria baik, bersih, putih dan polos itu benar-benar memiliki kebencian yang lain yang sejak Jung Ki kenal sangat lama itu memiliki perasaan yang kotor bahkan saat keduanya tidak begitu saling mengenal.
"Sejauh mana kau mengenal Kak Ji Min, Kak sampai-sampai kau benar-benar membencinya saat kalian berbicara saja hanya beberapa kalimat dan saling diam."
"Aku tahu Kak Ji Min memang sangat mengganggumu setiap harinya, dia pria yang cerewet dan membuatmu kesal karena selalu mengubah pesanan minumanmu setiap beberapa kali dalam satu minggu."
"Aku bisa menjaminnya jika Kak Ji Min tidak memiliki niat jahat padaku ataupun padamu, Kak Yoon Seok." Jeon Jung Ki benar-benar berusaha melindungi pria baik seperti Park Ji Min.
Bahkan Min Yoon Seok yang sudah Jung Ki kenal sejak sepuluh tahun lamanya saja Jung Ki memberinya perisai agar Yoon Seok tidak menyakitinya dan tetap menganggap Park Ji Min sebagai pria yang baik saja.
Hanya saja tatapan Yoon Seok kali ini berubah dari yang sebelumnya menatap tajam. "Bagaimana jika aku mengatakan padamu sebuah rahasia?" minta Yoon Seok pada Jung Ki untuk mendengarkan apa yang dia rasakan mengenai pria kecil itu.
"Rahasia?" Yoon Seok menganggukkan kepalanya pelan, kepalanya mendekat ke telinga Jung Ki untuk berbicara hal serius.
Dan detik itu juga Jung Ki sama sekali tidak mempercayai.