Emilio mulai berdetak dengan sangat kesal sekali di sebuah ruangannya. Dia mendengar berita dari sebuah media online mengenai dirinya yang mengatakan bahwa memiliki kelainan tidak menyukai lawan jenis. Berita itu sudah tersebar di seluruh penjuru Kota Amsterdam bahkan namanya pun terbilang tercemar begitu saja.
Emilio pun mulai mengeram. Dia pun mulai mengepalkan kedua tangannya lalu dia akan mencari siapapun seseorang yang telah menyebarkan rumor negatif tersebut."Aku akan mencari seseorang yang telah menyebarkan rumor bahwa aku tidak menyukai lawan jenis. Astaga kenapa banyak orang yang mengira aku menyukai sesama jenis? "Dia mulai menggumam dalam hatinya.
Suara langkah kaki ketika pintu itu mulai terbuka. Kedua mata Emilio pun terbelalak ketika melihat sosok wanita tua itu yang ternyata adalah neneknya.
BRAK! Wanita tua itu mulai menggebrak meja kerja Emilio. Beliau menunjukkan sebuah berita dari media online mengenai lelaki di hadapannya yang merupakan cucu pewaris dari Finn corporate.
" Emilio Finn, kamu seharusnya bisa membuka kedua matamu! Apa kau tidak membaca berita online ini yang akan membuat keluarga kita tercemar?"
Emilio pun terdiam kala itu karena dia tidak mungkin untuk melawan neneknya.
"Nenek akan memberi waktu kamu 3 bulan untuk mencari seorang wanita yang sesuai dengan keluarga kita. Jika tidak maka kau akan menikah dengan wanita pilihan nenek!" Wanita tua itu memang tidak ingin kalau cucunya memiliki kelainan dengan menyukai sesama jenis. Karena tidak ada keturunannya yang yang bisa mencoreng nama baik keluarganya dengan rumor murahan itu." Ingatlah kalau nenek hanya memberi waktu kamu cuman 3 bulan saja!"
"Menikah?! " kedua mata Emilio pun terbelalak ketika mendengar sebuah kata menikah karena dia saja belum menemukan pasangan yang cocok dengan dia. Dia hanya menelan salivanya sendiri karena sampai sekarang belum menemukan sosok perempuan dalam mimpinya itu.
Wanita itu kemudian pergi meninggalkan Emilio begitu saja di ruang. Dia berjalan dengan mendengus sangat kesal sekali ketika mendengar kabar tersebut.
*
Aza melihat keanehan dalam dirinya dalam akhir-akhir ini. Ketika dia mulai membuka telapak tangannya kemudian ada sebercak cahaya yang keluar dari tangannya seperti halnya api yang menyala.
Sebelumnya Aza bermimpi tentang Kastil itu lagi. Dia juga bertemu dengan seorang pangeran yang mengajaknya masuk ke dalam kastil tersebut. Dia merasa kalau ada sesuatu pada dirinya yang berubah.
"Sebenarnya apa yang terjadi kepada diriku selama ini, kenapa rasanya aku terjebak dalam sebuah suasana yang tidak aku ketahui?" Aza mulai menggumam dengan nada yang begitu sangat lirih sekali. Dia pun bertanya-tanya tentang siapa dirinya sebenarnya Walaupun dia belum bertanya kepada ibunya.
Ketika Aza menatap jam di dinding waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Dia harus segera menuju ke kampus. Walaupun dia harus berjalan kaki menuju ke sebuah halte bus yang jaraknya lumayan jauh sekali memakan waktu hingga 30 menit.
Ketika mau berangkat ke kampus agak memakai sebuah hoodie berwarna hitam. Aza pun langsung segera berangkat menuju ke kampus dengan berjalan kaki walaupun jarak tempuhnya lumayan jauh sekali.
Kemudian Aza berjalan keluar dari rumahnya lalu menutup kembali pintu rumahnya setelah dia buka tadi. Ketika dia mulai mencoba tangannya untuk terkena sinar matahari mendadak cahaya keemasan ada di tangannya. Seperti halnya berlian yang begitu murni sekali.
Aza mulai menarik nafasnya perlahan-lahan dia pun menyembunyikan tangannya di kantung hoodienya dia begitu takut sekali dengan perubahan warna kulitnya yang akan menjadi daya tarik banyak orang. Lalu dia pun mulai berjalan melangkahkan kedua kakinya perlahan-lahan menuju ke halte bus. Namun siapa sangka mendadak dia pun berlari secepat kilat walaupun tanpa dia sadari mendadak tiba-tiba sampai gerbang kampus walaupun tanpa naik bus.
Kekuatan itu pun tumbuh ketika Aza merasa malam itu bermimpi tentang sebuah kastil dan pangeran tampan. Dia merasa aneh dengan kekuatan yang dia miliki walaupun masih belum ditanyakan kepada ibunya. Dia merasa cukup penasaran dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
*
Emilio mulai berdecak dengan sangat kesal sekali ketika mendengar sebuah kabar yang membuat namanya tercemar. Dia diduga sebagai lelaki penyuka sesama jenis. Dia mulai menggeram dengan sangat kesal sekali padahal dia bukan penganut hal yang seperti itu. Dia masih normal sekali walaupun masih belum menemukan pasangan yang cocok bagi dirinya sendiri.
Suara ketukan pintu terdengar berulang-ulang kali lalu dia pun meminta seseorang itu agar segera masuk.
Terdengar suara langkah kaki, lalu dia melihat sosok lelaki yang datang ke ruang kerjanya. Dia adalah Jo. Lelaki itu adalah sahabat dari Emilio semenjak dulu dan dia memiliki sebuah posisi di perusahaan Finn corporate sebagai manager marketing.
"Astaga! Kamu beneran tidak menyukai seorang wanita sama sekali? Apa kamu masih normal? " Jo pun tersenyum dengan sedikit mengejek ke Emilio hingga membuat Emilio kesal.
"Kamu gila?! " Emilio pun mengangkat satu alisnya, dia ingin mengatakan rumor yang mengatakan kalau dia seorang penyuka sesama jenis. Padahal dia sama sekali masih normal belum belok ke sana kemari.
"Kalau kamu ini mematahkan rumor tersebut, kamu harus segera mencari seorang wanita sebagai pendampingmu," tutur Jo. " Apa perlu kamu aku kenalkan beberapa jajaran wanita-wanita yang aku kenal di klub malam? " dia mulai menawarkan sebuah jasa pencarian jodoh untuk seorang Emilio Finn seorang CEO di perusahaan Finn corporate.
Emilio pun menatap kesal kearah Jo yang sedikit mengejeknya."SIALAN! Kamu pikir aku aku makanan yang terus diobral atau dipromosikan?"
"Bukan begitu konsepnya, aku hanya menawarkan sebuah jasa untukmu. Lagian kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga kamu lupa untuk mencari pasangan hidupmu. " Jo pun terlihat sangat excited untuk mencarikan pasangan bagi Emilio. " Gimana? Lagian aku nggak keberatan untuk mencarikan pasangan untuk kamu. Daripada rumor itu beredar kesana-kemari dengan tujuan menjatuhkanmu."
"Baiklah! Aku hanya ingin kau mencarikan Aku seorang wanita yang bersedia menikah kontrak denganku. Dan dia harus bersedia mengandung anak dariku," kata Emilio menatapku sahabatnya. " Satu hal yang harus kau benar-benar cerna untuk mencarikan pasangan untukku itu tidak mudah. Aku ingin catatan kesehatan dia yang baik karena aku tidak ingin kalau perempuan itu memiliki riwayat penyakit menular."
" Baiklah, aku akan mencarikan seorang wanita yang memiliki kualitas premium diantara wanita yang lain," balas Jo dengan menatap wajah Emilio yang benar-benar menginginkan sosok wanita hanya sebatas pernikahan kontrak saja.
Emilio dan Jo berjabat tangan untuk menyetujui sebuah perjanjian di antara mereka berdua mengenai pencarian jodoh.
" kalau begitu aku permisi dulu tuan muda Emilio, " Jo pun mulai pamit untuk meninggalkan ruangan milik Emilio karena dia ada janji untuk makan siang bersama dengan kekasihnya di sebuah kafe.
"TERSERAH! Kamu sudah tahu kan di mana pintu keluarnya, silakan kamu keluar saja." Emilio pun mulai melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda karena perbincangan bersama sahabatnya.
*