Aza mulai melihat dia tidak bisa menahan rasa kantuk nya begitu dalam. Kemudian dia melipat kedua tangannya sebagai bahan tumpuan untuk kepalanya. Ia mulai tertidur di lipatan kedua Tangannya di atas meja. Ia mulai menenggelamkan ke wajahnya disana.
Sontak dia terkejut melihat sebuah kastil tersebut lagi ia masih melihat beberapa tumpukan marmer berlapiskan sebuah berlian yang berkilauan. Azza mulai melangkahkan kedua kakinya kembali kemudian seekor serigala putih bersayap menghampiri dia.
Dalam sekejap serigala putih bersayap itu mendadak berubah menjadi seorang pangeran yang sangat tampan sekali. Aza mulai tercengang melihat sosok pangeran tampan tersebut. Bibirnya menganga seolah tak dapat mengatur kembali. Dia sangat takjub sekali ketampanan seorang pria dengan bertubuh gagah bahkan memiliki dada bidang datar yang tampak begitu sempurna.
Pangeran itu mulai menjulurkan tangannya ke Aza. Kemudian pangeran tersebut mengajak ke sebuah tempat setelah mendapatkan uluran tangan dari Aza.
"Kita mau ke mana? "Aza menengok ke atas melihat Pangeran itu hanya menjawabnya dalam sebuah senyuman seolah memiliki sebuah arti penuh dengan teka-teki.
Pangeran tampan itu mulai memetikkan jemari tangan kanannya mendadak pintu Kastil itu mulai terbuka rumah lalu mengajaknya Pangeran itu mengajaknya masuk ke dalam. Hanya mengikuti langkah kaki Pangeran tersebut dengan perlahan-lahan. Pangeran itu mulai menggenggam tangannya begitu sangat erat sekali seakan ada sebuah sengatan dalam dirinya.
Ketika pintu testing itu terbuka terlihat ruangan-ruangan yang lebih begitu megah sekali dengan hiasan berlian di sana. Azza begitu takjub sekali ketika melihat semua itu. Padahal rumahnya hanya nya berpondasi kayu jati bahkan hujan datang maka rumahnya akan bocor.
Di sana ada seorang wanita tua yang begitu cantik sekali melebihi seorang bidadari. Bahkan terlihat di belakangnya ada sebuah sayap yang mengepak-ngepakkan. Namun sayap itu memancarkan sebuah sinar berlian yang begitu murni.
"Masuklah!" Pangeran itu mengajaknya masuk ke dalam kastil tersebut, ada beberapa selir-selir di samping raja. Aza melihat di sana juga banyak sekali pangeran pangeran yang begitu tampan sekali namun bedanya memiliki bulu berwarna hitam layaknya Serigala yang menakutkan ketika berubah wujud.
Tanpa disadari oleh Aza kalau di sana ada sebuah cahaya putih yang memancarkan sebuah sinar hingga beberapa orang disana menunduk kepadanya. Dia sangat bingung sekali, lalu dia pun berkata, "Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa mimpi ini berulang-ulang terjadi kembali?" Dia menggumam dalam hatinya.
Namun ketika dia memejamkan kedua matanya tiba-tiba dia tersedot kembali ke sebuah cahaya terang lalu diapun kembali membuka kedua matanya, mendadak dia kembali ke dunia yang cukup normal." mungkin semua hanya sebatas mimpi saja. " Dia mulai mengembuskan nafas sedikit lega karena bisa sedikit tertidur walaupun dalam waktu beberapa menit saja karena. Kemudian dia pun langsung menuju ke kamar mandi untuk segera bersih-bersih sebelum makan malam. Beberapa aktivitasnya di kampus cukup menguras seluruh pikiran dan tenaganya.
"AZA!" suara panggilan dari ibunya yang begitu membuatnya segera memenuhi panggilan. Dia mulai keluar dengan menggunakan piyama tidurnya berwarna jingga. Dia mulai melangkahkan kedua kakinya menuju ke depan pintu kamarnya lalu dia meraih gagang pintu untuk membukanya hingga pintu pun terbuka. Kemudian dia keluar lalu menutup pintunya kembali. Dia segera menuju ke ruang makan karena Ibunya sudah untuk makan malam.
Aza juga ingin berbincang dengan ibunya mengenai beberapa masalah pada dirinya selama ini. Karena selama ini dia belum ada kesempatan untuk berbincang secara Intens bersama ibunya. Dia juga bingung kenapa ibunya bekerja cukup aneh sekali. Dia mulai menerka-nerka, apa pekerjaan ibunya sebenarnya selama ini.
Di ruang makan Ibunya sudah menyiapkan beberapa lauk makanan. Namun di sana selalu tidak pernah ada lauk daging ataupun ikan laut. Mereka selalu memakan sayur-sayuran dan buah-buahan saja, juga ada beberapa bunga yang bisa dimakan. Makanan mereka merupakan bukan makanan dari manusia normal sebelumnya. Kadang ada juga menginginkan untuk makan seperti manusia normal yang bisa memakan apa saja. Namun ibunya selalu memperingatkan agar tidak mencoba-coba memakan ayam atau daging.
Aza pernah melanggar ucapan ibunya dengan memakan ayam goreng di pinggir jalan mendadak tubuhnya terasa begitu panas sekali sehingga dia merasa sangat haus. Bahkan dia ingin sekali memakan sesuatu seperti aroma darah. Namun dia berusaha mengontrolnya dengan berlari pergi pulang.
Wanita yang berstatus ibunya itu terbilang cukup misterius bahkan jarang sekali berbicara dengan Aza ketika tidak ada sesuatu yang penting sama sekali. Kadang juga merasa ingin sekali tahu siapa dirinya sebenarnya dan latar belakang ibunya tersebut. Kadang dia mulai mengendap-ngendap menuju ke ruangan khusus yang biasanya dikunjungi oleh ibunya. Namun sialnya dia tidak pernah bisa masuk ke dalamnya karena pintunya sudah ada password khusus berupa retina mata.
" Apa maksud dari sebuah mimpi tadi? "Mendadak aja pun berpikiran mengenai sebuah mimpi yang sedang dialami barusan namun dia tidak akan mungkin bercerita kepada ibunya karena dia tahu kalau pasti ibunya menganggap dia hanya omong kosong saja." Ya sudahlah untuk apa aku bicarakan dengan ibuku, lagian ini cuman soal mimpi saja yang pasti hanya sebatas bunga tidur," dia mulai menggumam dalam hatinya
Kemudian mereka melanjutkan dengan makan malam tanpa ada obrolan kecil sama sekali.
*
Emilio masih berada di kantor dia sibuk dengan beberapa tumpukan pekerjaannya Bahkan dia merasa kalau lehernya Sedikit keras karena dia mulai mendengar dengan kesal. "Kenapa pekerjaan ini tidak kunjung habis-habis?" Dia mulai dalam menggerutu di hatinya.
Fani pun datang mengetuk pintu ruang kerja Emilio yang sedang bekerja. Dia berpikir untuk segera pulang karena kepalanya sudah pusing sudah lama berada di depan layar komputer.
" Permisi, Presdir Finn!"
"Hmmm...." Emilio hanya menjawab dengan nada gumam saja.
" Saya mau izin untuk pulang cepat, karena kepala saya sudah merasa sangat pusing sekali, Presdir Finn!"
"Baiklah, " balas Emilio selaku presdir di Finn corporate.
Kemudian Fani pun pergi setelah mendapatkan izin dari Emilio. Dia melangkah menuju keluar ruangan kerja Emilio. Meskipun pada awalnya dia merasa kalau Emilio tidak akan mungkin setuju untuk alasannya.
*
Di luar ruangan Fani mulai membereskan beberapa pekerjaannya di meja Kerjanya. Dia mulai mematikan komputernya dan segera melangkah pergi dari kantor tersebut. Dia memiliki sebuah janji dengan seseorang maka dari itu dia beralasan untuk hal seperti itu.
" Akhirnya aku bisa bernapas lega sekali, "Fani mulai bisa merasa lega ketika mencium aroma udara diluar yang begitu menyejukkan. Sebuah mobil pun berhenti di depannya lalu diapun masuk ke dalamnya. Dia melihat sosok lelaki yang sangat dia cintai menjemputnya.
Setelah Fani masuk ke dalam mobil kemudian mobil pun melaju dengan begitu sangat kencang sekali menyapu jalanan kota Amsterdam.
*