***
Pagi hari, cuaca yang begitu cerah di musim semi. Anak kelas 3.2 baru saja selesai mengambil penilaian dipelajaran olahraga dan mereka diberikan waktu untuk melakukkan olahraga bebas hingga jam pelajaran selesai. Terlihat para murid perempuan yang memilih untuk duduk-duduk beristirahat dipinggir lapangan, sembari melihat para murid laki-laki sedang bertanding basket.
Dilapangan beberapa murid laki-laki membagi dua kelompok, yang terdiri 5 orang setiap timnya. Ini adalah sebuah momen yang paling disukai anak perempuan yaitu pertandingan bola basket. Terlebih lagi yang sedang bermain saat ini adalah para visul sekolah, yang terkenal dengan wajah tampan mereka dan ditambah kehadiran Fathan semakin bertambah deretan wajah visual.
" WAOHHHH .. WAOHHHH .. WAOHHH ..!!!"
Suara teriakan mulai terdengar saat bola dilempar.
Mereka terpisah dengan grup yang berbeda. Brian dan fathan berada digrup yang berbeda. Pertarungan sengit antara Brian dan Fathan pun dimulai. Semua bersorak menyemangati kedua tim yang sedang bertanding.
Ini untuk pertama kalian Brian bermain basket bersama temanannya, karena dia tipe yang tidak ingin diganggung dan tidak pernah bergaul membuat orang enggan mengajaknya bermain. Melihat Fathan yang juga ikut bermain dalam permainan ini membuat Brian mau mengikuti pertandingan ini untuk pertam kalinya hingga membuat semua orang takjub demgan kemampuannya bermain basket.
Mendengar suara Brian yang lebih banyak disoraki oleh teman kelasnya, dan point terus bertambah karena Brian hal itu membuat Fathan pun tak mau kalah dengan dan ia berusaha kerasa untuk menghalangi Brian yang hendak memasukan bola kedalam ring. Fathan mulai merasa kesal saat tim nya mulai tertinggal jauh karena Brian terus mencetak skor.
Terlihat juga dipinggir lapangan, sembari duduk disebuah bangku yang terbuat dari batu yang tersusun seperti tangga tersebut. Arin dan ketiga temannya terlihat serius melihat pertandingan basket tersebut. Bahkan Mina terlihat begitu bersemangat menyemangati Fathan, bersama dengan teman-teman kelasnya yang menyukai Fathan
" Fathan ..!! Fathan ..!! Semangat !!! wuhhhhh ..!!!"
" waohh .. jika setiap hari gua ngelihat wajah-wajah tampan kaya ini, kayanya gua bakal hidup 100 tahun lebih lama .." ucap Mina yang entah apa alasannya ia mengucapkan kata yang tak masuk akal, seperti dia terpesona dengan ketampanan Fathan padahal ia sudah memiliki pacar.
" iya ... bener juga lu .. kaya udah lama banget kita gak lihat fenomena kaya gini .." ucap Yena yang juga terlihat terpesona dengan ketampan para pemain yang terlihat sangat maskulin saat wajah mereka mulai dibasahi oleh cucuran keringat
" ehh .. tapi gua gak nyangka, ternyata Brian jago juga main bola basketnya , ini baru pertama kalinya'kan yaa ..?" tanya Elvina yang masih tak percaya dengan keberadaan Brian dilapangan.
" iya juga yaa ... kenapa tiba-tiba dia berubah yaa ..?" ucap Mina yang malah bertanya balik dan mereka hanya saling memadang binggung satu sama lain.
Sedangkan Arin hanya diam mendengar pembicaran temannya sambil menonton pertandingan. Suara rusuh dari belakangnya membuat Arin tidak nyaman dan merasa kupingnya sudah mulai sakit.
Kemudian Arin termengun saat memikirkan tentang tentang latar belakang Brian tampak seperti purzel yang satu persatu mulai terhubung satu sama lain. Saat Arin sedang terhayut dalam pikirannya, hingga ia tak sadar bahwa terlihat bola yang melayang kearahnya dan mendarat tepat mengenai keningnya. Pukulan itu terasa cukup kencang, hingga membuat Arin langsung meringkuk kesakitan sambil memegang kepalanya. Dan setak membuat semua menjadi terdiam dan melihat kearah Arin.
Beberapa detik setelah bola itu mengenai Arin. Arin sama sekali tidak bersuara, hingga membuatnya ketiga temannya berfikir bahwa Arin pingsan.
Sambil membalikkan badan Arin yang terlihat sadar dengan kening yang terlihat lebam.
" Woii ..! Arin .. Arin .. lu nggak apa-apa ..? Arin ..!!" saut Mina sambil memegangi pundak Arin yang masih setengah sadar, arah matanya masih tidak jelas membuat mereka panik.
" Rin .. lu nggak apa-apa ? lu masih inget gua'kan ?" tanya Yena sambil meletakan kedua tangannya dipipi Arin dan beberapa kali menggoyangkkannya agar Arin sadar.
Dan akhirnya tersadar. " Ohh .. gua gak apa-apa kok ..." ucap Arin.
" tapi ... jidat lu .." Elvina yang menyadari bahwa kening Arin terlihat lebab.
" Hah ? kenapa emang jidat gue ... ?! " tanya Arin sambil mengelus pelan keningnya. " Ahh .. sakitt .." rintih Arin yang akhirnya tersadar bahwa keningnya terrasa sangat sakit.
Tiba-tiba dari lapangan, terlihat Fathan yang sudah berdiri didepan mereka dengan wajah khawatir dan panik, ia belum mencoba melihat wajah Arin yang tertutup badan ketiga temannya.
" Arin nggak apa-apa ..? " tanya Fathan yang merasa khawatir dan bersalah, kemudian ketiga temannya Arin memberikan ruang untuk Fathan yang kemudian melangkah mendekati Arin.
Pahadal bola itu terlempar oleh tangan Brian yang terlihat masih berdiri ditengah lapangan tanpa rasa bersalah. Tapi berbeda dengan Fathan, karena ia ikut dalam permainan ini, ia merasa ini adalah salahnya juga. Terlebih lagi melihat bahwa kening Arin terluka karena lemparan bola itu.
" oh .. nggak apa-apa, gak apa-apa ..." ucap Arin mencoba untuk terlihat baik-baik saja karena ia merasa itu adalah ketidaksengajaan dan ia juga tidak ingin para gadis yang duduk dibelangkanya dan yang ada didepannya itu melihatnya dengan tatapan tidak suka saat dirinya didekati oleh Fathan.
" tapi jidatmu ..." ucap Fathan sambil mencoba memegang kening Arin dengan ragu, tapi ia segara menarik tangannya karena mendengar suara Brian yang berjalan mendekat.
" Woii ..!! lama banget sih ngambil bolanya .." ucap Brian langsung merampas bola dari tangan Fathan yang terlihat menatap nisis kearahnya karena ulanhnya seseorang terluka begitu juga dengan ketiga teman Arin, tapi Brian bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
" Ehh .. Brian ..!! ini'kan gara-gara lu yang ngelemparnya nggak bener .. gimana sih .. liat Arin jadi terluka'kan .." ucap Mina yang kesal dan tidak terima dengan sikap Brian sangat santai tanpa perasaan bersalah
" engga kok, gue gak apa .. gak apa kok Min .." ucap Arin mencoba menenangkan temannya karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, dikarenakan banyak sekali orang yang memperhatikannya. Apalagi dia tidak ingin berurusan dengan Brian yang terus menatapnya dengan tajam.
" nggak usah berlebihan, liat ! dia aja udah bilang nggak apa-apa .. kenapa lu yang repot ..." ucap Brian dengan hati dinginnya dan bersikap acuh tak acuh.
" yaa .. tapi tetep aja .. lu minta maaf dong sama Arin ..!!" Mina yang semakin memanas.
" Tau .. cuman minta maaf aja susah banget ..!!" Yena yang juga merasa kesal.
Dengan acuh Brian yang langsung berjalan pergi mengabaikan perkataan Mina dan Yena, karena merasa sanget terganggung dengan ocehan dari dua gadis itu. Mlihat Brian yang pergi begitu saja membuat Mina semakin murga hingga mengeluarkan perkataan kasar.
" Woii ..An*j*ng lu yaa ! nggak ada otaknya ...!! Dasar .. B*b! ..!!"
Melihat Mina yang seperti akan mengejar Brian, Elvina dengan sigap menahan Mina dan menyekap mulut Mina yang terus berteriak dengan kata kasar, ia khawatir jika ada guru yang mendengarnya dan akan menambah masalah.
" Suttt .. udah udah ..".
" maaf yaa .. biar gue yang gantikan permintaan maafannya .. maaf yaa Arin .. " ucap Fathan dengan lembut, membuat Mina terdiam heran dengan sikap Fathan yang tidak biasa terhadap Arin.
" kenapa jadi lu yang minta maaf .." ucap Mina dan Fathan hanya membalasanya dengan senyuman.
Dengan tiba-tiba hingga membuat semua terkejut, saat melihat Fathan meletakan tangannya dengan pelan diatas kepala Arin yang terdiam kaku sekaligus terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Fathan terhadapannya.
" emm .. kayanya harus dikompres sama es , sebaiknya kalian antar dia ke UKS yaa .. aku minta tolong .." ucap Fathan dengan lembut, membuat semua orang terheran dengan sikap Fathan terhadap Arin.
Bahkan para gadis yang melihat itu langsung berbisik kesal tak terima melihat Arin diperlakukan seperti seorang pasangan. Arin masih terbujur kaku saat tangan Fathan masih ada diatas kepalanya. ia benar-benar terkejut.
Sambil mengusap lembut rambut Arin seperti anak anjing, hingga membuat Arin tersentak kaget, begitu juga dengan ketiga temannya yang terlihat binggung dengan sikap Fathan yang begitu romantis. " kalo gitu aku lanjut main yaa .." ucap Fathan dengan memberikan senyumnya sebelum ia berbalik dan pergi kembali kelapangan.
" apa itu tadi ...?". tanya Mina yang masih terdiam syok.
" kayanya gua pernah ngeliat adegan ini didrama korea ..?" tambah Yena
Mina, Yena, dan Eunbi hanya saling bertanya dan melihat satu sama lain karena merasa binggung dengan sikap Fathan kepada Arin yang begitu baik dan lembut.
***