***
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Didepan pintu keluar penerbangan Jepang - Jakarta, seorang laki-laki berpakaian dengan stelan jas hitam dan berdasi silver dengan serat, berjalan dengan penuh gaya sambil mendorong sebuah koper dan melepas kacamatanya, lalu tersenyum pada seseorang yang tepat berada dihadapannya berdiri sambil memedang selembar kertas yang bertulisan.
"Kakak .. selamat datang .. !! jangan lupa belikan aku makan !!"
Fathan yang tersenyum sambil berjalan mengahampiri seorang gadis yang berusia sekitar 9 tahun terlihat begitu ceria menyambut kedatangan.
Mereka saling berpelukan dan bahkan gadis itu memeluk Fathan dengan erat. Seorang adik yang sangat merindukkan kakaknya yang sudah sekitar 1 tahun tak berjumpa.
" kok kamu yang datang ?? Bima mana ??" tanya Fathan sambil melepaskan pelukkannya.
" dia lagi pergi kekamar mandi ..." jawab Anha yang tak berhenti memandang wajah kakaknya yang ia rindukan karena sudah 5 bulan kakaknya berada di Jepang
Tiba-tiba seseorang yang juga berpakaian setelan menghampiri mereka dengan nafas yang terengah-engah. " Pak Fathan .. maafkan saya .. tadi saya harus ke toilet sebentar . " ucap Sekertaris Bima yang langsung berdiri tegak.
" nggak apa-apa ..." ucap Fathan sambil menepuk pundak Bima dan tersenyum ramah.
" biar saya yang bawakan " ucapnya dengan sigap mengambil koper milik Fathan
" ayo pergi makan siang ... adikku sudah lapar .." ajak Fathan sambil menggandeng tangan Anha dan berjalan pergi.
***
Hari sudah malam, Arin baru saja sampai disebuah restoran chicken karena Mina mengajaknya makan diluar. Saat Arin baru saja masuk kedalam, Mina yang sudah duduk disana memanggilnya sambil melambaikan tangan. Arin langung berjalan menghampiri meja yang berada didekat kaca.
" udah pesan makanannya ..?" tanya Arin sambil duduk dan meletakan ponselnya diatas meja.
" belum ... kenapa lama banget sih ..?" kesal Mina.
" maaf tapi ketinggalan busway hehe .." jelas Arin sambil melihat daftar menu. " waoh .. sepertinya aku ingin makan yang pedas pedas .." ucap Arin yang terlihat tergiur dengan gambar ayam pedas yang mengunggah seleranya, karena ia sudah melewatkan jam makan siangnya kerana terlalu sibuk.
" oh iya .. gue udah kirimin undangan ke Brian .." ucap Mina yang memulai pembicaraan. Dan membuat Arin terdiam dengan raut wajah yang termengun. Tapi ia berusaha untuk menutupinya dengan tersenyum kecil mencoba mendengarkan Mina yang melanjutkan pembicarannya.
" terus ..??"
" tapi .. kayanya dia nggak menanggapi email dari gue deh .. dia bener-bener kaya orang asing tahu .. waoh .. kok gue kesel yaa .. hufff" ucap Mina yang terdengar sedikit kesal.
" bukannya ini sudah 10 tahun .. gue kira pas kita dulu bermain bersama dia udah berubah .. ternyata .. kayanya dia nyaman banget tinggal di Kanada .. sampai-sampai nggak pernah sekalipun berkabar .. woah bener-bener pria dingin .. " ucap Mina yang terus bergerutu karna kesal dengan sikap Brian.
Arin terdiam mendengar ocehan Mina yang sepertinya tidak akan selesai. Arin memanggil pelayan dan memesan makanan sambil mendengarkan Mina, dengan separuh hatinya. Sungguh jauh dilubuk hatinya memang ia ingin mengetahui kabar dengan Brian, tapi pada kenyataanya ia belum siap untuk mendengar kabar tentang Brian . Hatinya terasa sakit saat nama itu disebut. Dengan ekpresi wajah yang tersenyum seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Arin mendengarkan Mina.
" lu nggak apa-apa ..?" tanya Mina yang merasakan Arin yang terlihat sedih saat mendengarkan ceritanya.
" emangnya gue kenapa ..? lagi pula itu bukan urusan gue lagi, iyakan ?" ucap Arin sambil menunjukkan senyumnya dan wajah acuh tak acuh menegarkan harga dirinya yang sudah terlanjur terluka.
" iya juga ..! buat apa lu nggak baik-baik aja .. ini'kan udah 10 tahun .. iya'kan .. ?" ucap Mina mencoba merubah suasana yang sedikit aneh ini. Ia merasa Arin tidak ingin membahas tentang Brian lagi.
" ohh yaa .. besok'kan lu berangkat ke Bali ..? woahhh .. akhirnya lu bisa liburan juga setelah menabung bertahun-tahun .." ucap Mina yang merasa terharu dengan kerja keras temannya dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
" emm .. akhirnya gue bisa liburan juga .. yahh walau pun cuman 2 hari tapi senang banget .. jadi nggak sabar .." ucap Arin yang terlihat senang, tersenyum lebar hingga kedua matanya yang sipit itu tidak terlihat.
" eumhhhh ..." Mina yang merasa terharu dengan perkataan Arin. " oh iya .. jangan lupa bawain gue oleh-oleh .. okke ..".
" sipp ... tenang aja .. huff udah nggak sabar lagi " ucap Arin sambil memberikan jadi jempolnya pada Mina dan menghela nafas bahagia membayangkan dirinya sudah berada di bali.
" ohh yaa Rin.. !!" saut Mina yang teringat suatu hal.
" emm ..?? kenapa ??".
" lu sama Fathan masih saling kontak ?" tanya Mina mencoba mencari tahu situasi sebelum ia menunjukan setuatu yang baru ia temukan.
" terakhir kalau nga salah 3 bulan yang lain, gue dengar dia pergi ke Jepang .." ungkap Arin.
" emm .. apa lu udah baca berita ini ..?" ucap Mina sambil membuka situs pencarian diponselnya " ini .. coba lihat ini ..!" sambil memberikan ponselnya pada Arin yang langsung mengambilnya dengan rasa penasaran.
" FATHAN DWI PRIMA CEO MUDA YANG SUKSES , KEMBALI SETELAH MELAKUKAN KERJA SAMA INDONESIA - JEPANG "
Arin tampak focus membaca ia artikel yang ada disana dan Mina mencoba memperhatiklan kembali perubahan raut wajah Arin yang ia khawatirkan akan kembali murung mendengar kabar ini.
" ahh ini, tadi gue udah baca kok ..." ucap Arin dengan santai dan kemudian teralihkan oleh chikent yang baru saja datang.
" ohh .. jadi lu udah tahu" Mina yang merasa lega mendnegar bahwa Arin baik-baik saja setelah mendengar berita tentang Fathan. " gue juga kaget banget bacanya, woahh .. dia benar-benar sukses sekarang yahh .. dia kaya orang yang berbeda, dia benar-benar berbeda .. huff kenapa dulu gue tidak nikah dengan Fathan saja yaa .. mungkin gue udah jadi nyonya muda .. " ucap Mina sambil kembali membaca artikel tersebut dan bergerutu tentan dirinya sendiri.
Arin yang sibuk memakan ayam sebenarnya dipikirannya ia merasa sedih dan sekaligus kesal dengan dirinya sendiri. Mendengar dua kabar sekaligus dari orang yang merupakan kenangan masa lalunya, tapi keduanya seperti sudah memiliki dunianya sendiri.
" Ini bukanlah perasaan iri atapun cemburu. Aku hanya merasa dia sangat berbeda dari diriku. Aku merasa duniaku dan dunianya seperti dunia yang berbeda".
***
Didalam mobil yang sedang melaju melewati jalur tol perbatasan menuju kota Jakarta. Fathan yang duduk dibelakang bersama dengan adiknya yang tertidur pulas dipangkuanya, Fathan masih sibuk dengan ipad nya.
" Pak Fathan ... kita pergi kerumah anda atau kerumah ibu anda .. ?" tanya Bima yang sedang facus menyetir mobil.
" emmm ... kerumahku saja" jawab Fathan.
" iya .. baiklah ".
" oh yaa .. Pak .. apa anda sudah menerima undangan dari sekolah anda .. ?".
" .... ahh reunian ?? emm .. aku sudah membaca ..".
" apa anda akan datang ..?".
" tentu saja ... ini sudah lama sekali .. jadi tolong kosongkan jadwalku yaaa .. ".
" baik saya mengerti .. tapi .. masalah dengan kontrak dengan Pak Brian itu bagaimana Pak .. ? sepertinya dia belum membalas emial nya .. " ucapnya.
Fathan masih terdiam beberapa saat. " nggak usah khawatir .. biar saya yang tangani ..." ucap Fathan yang masih focus pada ipad nya lagi.
" iya .. baiklah saya mengerti".
***