Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada keasamaan nama atau adegan, saya pastikan itu bukanlah unsur kesengajaan karena cerita ini murni hasil pemikiran saya. Selamat membaca dan semoga terhibur.
Sebuah cerita yang mengisahkan cinta seorang adik perempuan kepada kakak laki-lakinya. Tidak hanya seorang perempuan tersebut yang mencintai, tapi laki-laki itu mencintai perempuan tersebut. Lebih tepatnya mereka saling mencintai.
13 tahun yang lalu, Kaylee Smith atau lebih kerap dipanggil Kay. Dia masih berusia 7 tahun harus menerima kenyataan pahit, ayah dan ibunya mati terbakar di rumah sendiri. Beruntung kala itu dia tidak menjadi korban karena sedang bersekolah. Sejak saat itu dia diasuh oleh keluarga Jackson.
Kay tak sendiri karena keluarga Jackson memiliki seorang anak perempuan yang bernama Alicia Jackson yang usianya beberapa bulan lebih muda dari Kay, selain Alicia Kay juga memiliki kakak laki-laki baru yang bernama Sean Williams. Sean bukan anak kandung mereka, Sean sama seperti Kay. Dia diasuh oleh keluarga Jackson satu minggu sebelum Kay datang ke mansion keluarga Jakson. Saat itu Sean sudah berusia 15 tahun. Orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan mobil. Mobil masuk jurang dan meledak.
Kini Kay sudah menjadi gadis yang cantik. Kulitnya putih bersih dengan rambut dan mata indah yang berwarna cokelat. Giginya putih bersih dengan gingsul di sebelah kanan atas dan ditambah dengan lesung pipi di wajahnya. Hidung bangir, bulu mata dan alis yang lebat. Tubuhnya lumayan tinggi dan juga ramping.
Kisah cinta mereka berawal sejak 1 tahun yang lalu. Mereka saling mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Namun mereka menjalin hubungan secara diam-diam dan memiliki satu misi untuk keluar dari keluarga Jackson.
Menjadi anak angkat keluarga Jakson bukan suatu hal yang mudah dan terlihat menyenangkan. Kenyataannya mereka tidak pernah bahagia, hanya penderitaan yang mereka peroleh setiap harinya.
Di perlakukan sebagai pembantu di mansion keluarga kaya dan terpandang tersebut. Dan posisinya tidak lebih baik dari seorang pembantu, jika seorang pembantu mendapatkan upah, makan dan tempat tinggal. Tapi dia hanya mendapatkan makan dan tempat tinggal, bahkan jika tidak bekerja tidak akan mendapatkan makanan.
Langit siang ini nampak cerah, berwarna biru dengan awan-awan yang berwarna putih melengkapi keindahan pemandangaan di atas sana. Seperti biasanya, Kay melaksanakan tugasnya sebagai pelayan pribadi Alicia. Adik perempuannya, anak perempuan dari keluarga Jackson.
Sejak tadi pagi Kay sudah disibukkan dengan pekerjaannya yang sangat merepotkan ini. Menyiapkan air hangat untuk Alicia, menyiapkan pakaian. Mencuci pakaiannya hingga merapikan tempat tidurnya, semuanya dikerjakan oleh Kay tanpa bantuan siapapun.
Ketika hari sudah berganti siang bukan berarti pekerjaan Kay telah usai. Meskipun Alicia sedang pergi berkuliah, Kay masih sibuk di kamar tidur Alicia. Merapikan koleksi tas dan sepatu serta membersihkannya. Di tambah lagi dengan merapikan make up Alicia yang berantakan di atas meja rias. Hal yang biasa dia lakukan setiap pagi, mengeluarkan hampir seluruh koleksi make upnya tanpa mengembalikkannya ke tempat semula. Dan semua itu Kay yang membereskannya, jika tidak maka Kay lah yang akan menerima hukuman.
Dia tidak pernah banyak bicara, mengerjakan apapun yang menjadi pekerjaannya agar cepat selesai.
Di tengah keasyikkannya merapikan koleksi lipstick Alicia, datang sosok laki-laki tampan yang menghampiri Kay. Laki-laki tampan yang bernama Sean itu kini sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Tubunya tinggi dengan badan atletis. Dada bidang, lengan kekar dan tumbuh bulu-bulu halus di sekitar wajah. Mengenakan setelan pakaian kerja formal berwarna abu-abu membuatnya semakin terlihat gagah dan berwibawa.
Sean memeluk Kay dari belakang, menenggelamkan wajahnya di leher kekasihnya. Menciumi bau wangi yang khas di tubuh Kay. "Aku sangat merindukanmu," ucapnya berbisik di telinga Kay.
Kaylee tersenyum manis, memperlihatkan giginya yang putih dan gingsul ditambah lagi dengan lesung pipi yang terlihat jelas membuatnya terlihat cantik meski hanya dilihat dari pantulan cermin.
Kay merindukan suara Sean sejak beberapa hari yang lalu, pasalnya Sean sedang ada pekerjaan di luar kota.
Nasib Sean memang lebih beruntung daripada Kay. Dia sekarang menjadi pemimpin salah satu perusahaan milik keluarga Jsckson. Perusahaan yang memproduksi teh dan sangat terkenal di Negara N. Tapi itu baru berlangsung 2 tahun belakangan, sebelumnya dia sama seperti Kay. Menjadi pesuruh di mansion Jackson. Nasib baik berpihak pada Sean, Alicia menyukainya sehingga derajatnya terangkat. Semua itu bukan hanya karena parasnya yang tampan, namun usahanya yang berulang kali menggoda Alicia agar menyukainya. Sean memang pandai bukan?
Sean memang menerima Alicia menjadi kekasihnya namun tidak dengan hatinya, dia tetap mencintai Kaylee. Menerima Alicia hanya sebagai siasat untuk melindungi Kay dan menjalankan sebuah misi.
Sean juga berjanji akan menikahi Alicia jika Alicia sudah lulus dari perguruan tinggi, tapi itu sebenarnya hanya sebuah siasat. Dia sengaja mengulur waktu agar rencananya yang disusun dengan matang untuk keluar dari mansion tersebut bersama Kay berjalan lancar.
Kay memutar tubuhnya, menatap Sean. Wajah yang selama 4 hari ini sangat dirindukan, matanya berkaca-kaca. Kay segera menghambur peluk pada Sean, air matanya kini tumpah membasahi wajahnya yang putih dan mulus. "Aku sangat merindukanmu," ucapnya lirih.
Sean tersenyum, mengusap rambut Kay dengan kasih sayang. Mendekap Kay sejenak, melerai rindu yang sudah menggebu. Ini adalah saat yang tepat karena di mansion sedang tidak ada Alicia, di tambah lagi walk in closet Alicia tidak terdapat CCTV.
Sean meraih wajah Kay, mengusap cairan bening yang membasahi pipi cantiknya. Mengecup kedua kelopak matanya secara bergantian dan tersenyum. "Aku tidak suka melihat kau menangis," ucapnya.
Kay menarik kedua sudut bibirnya hingga membuat lengkungan dan timbul lesung pipi, sangat manis. "Aku sangat lelah berada di tempat ini, aku ingin pergi dan pergi sejauh mungkin. Bersembunyi di tempat yang mereka tidak akan pernah menemukanku."
"Aku akan mengabulkan semua itu, tapi berjanjilah untuk tetap bersabar. Percayalah aku sudah merencanakan semuanya dengan baik, kita akan bahagia bersama nantinya."
Kay melepaskan kedua tangan Sean yang memegang bahunya. "Aku sudah sangat lelah. 12 tahun aku menderita, rasanya aku sudah tidak bisa bertahan lagi." Wajah Kay berubah mendung dan murung. Agak menjauhkan tubuhnya dari Sean, dia sudah bosan mendengar janji yang diungkapkan oleh Sean yang hampir setiap hari tersebut.
Tapi Sean tidak semudah itu untuk menyerah meyakinkan kepada Kay. Dia meraih pinggang ramping Kay dan membungkan bibir Kay dengan bibirnya. Mengecupnya sejenak dan melepaskannya kembali. "Jangan pernah katakan itu lagi karena tidak hanya kau yang lelah. Aku juga sudah sangat lelah untuk bersandiwara. Jadi jangan pernah berpikir untuk menyerah." Ucapnya.
Sean kembali membungkam bibir Kay dengan bibirnya. Melumat bibir ranum yang berwarna merah muda tersebut, melumat rakus seakan tidak ada hari esok untuk melakukannya. Kay sekarang miliknya, wajar saja jika dia melakukan apapun pada kepemilikannya.
"Kaylee!!!" Seseorang terpekik melihat mereka berdua. Dengan wajah yang memerah dan berapi menghampiri mereka.
TBC.