Chereads / Kaylee's Journal / Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12 - Chapter 12

Sesuai dengan perintah Alicia, Kaylee bekerja menjadi pelayan di pesta penyambutan kedatangan Paul dan Sarah malam ini.

Dia menunggu minuman, nampak menikmati pekerjaannya, meskipun sebelumnya Kay merasa tidak nyaman karena rok yang dipakainya terlalu tinggi. Namun lama kelamaan Kaylee menyesuaikan diri. Dia melupakan masalah rok pendeknya dan fokus bekerja, sekaligus mengalihkan perhatian dan pandangannya dari Sean dan Alicia.

Kaylee tidak pernah menyadari banyak mata yang memandang ke arahnya, dia tidak pernah memperhatikan hal tersebut.

Seorang laki-laki tampan masih muda dan berpenampilan rapi dengan fashion branded kelas atas menghampiri Kay. Laki-laki tersebut mengambil minuman yang ada di atas meja, hingga keberadaannya berhasil mengagetkan Kaylee.

"Oh, astaga. Tuhan." Lirihnya sambil memegang bagian dada. Dia juga tidak sengaja menumpahkan minuman yang dibawa oleh laki-laki tersebut sehingga mengotori pakaiannya.

Hal tersebut membuat Kay nampak terkejut, dia segera meraih tisu dan mengusap minuman berwarna merah yang tumpah ke tuxedo hitam milik laki-laki tersebut kering dan tidak kotor. Tapi bagaimana respon laki-laki tersebut? Laki-laki tersebut mengambil paksa tisu yang dipegang oleh Kay dan membuang sembarangan.

Kaylee nampak terkejut, susah payah meneguk salivanya. Menundukkan kepalanya, dia kali ini benar-benar ketakutan. Dia tahu betul pakaian yang dikenakan oleh laki-laki tersebut harganya cukup mahal. "Maafkan saya, tuan. Saya sungguh tidak sengaja."

"Tidak apa," ucapnya santai. Kay perlahan mendongakkan kepalanya. Menatap laki-laki tersebut dengan seksama. "Ini bukan suatu masalah, nona. Noda bekas minuman ini akan menghilang jika dicuci." Kay masih terdiam menatap laki-laki yang ada di hadapannya. Hampir tidak percaya dengan laki-laki tersebut. Dia menatap mata kedua laki-laki tersebut mencari kebohongan, namun benar adanya. Laki-laki tersebut memang tidak berbohong.

Kaylee menggelengkan kepala. "Saya tidak enak hati dengan anda, izinkan saya membersihkan pakaian anda." Pinta Kay.

Laki-laki tersebut terdiam sejenak, menimang-nimang penawaran yang diberikan oleh Kay dan akhirnya mengangguk.

"Mari ikut saya, tuan!" Ajak Kaylee pada laki-laki tersebut.

Kay segera menggiring laki-laki tersebut ke toilet yang dikhususkan untuk tamu. Di depan toilet tersebut ada sebuah wastafel dan bangku. Kaylee berencana untuk mencuci tuxedo milik laki-laki tersebut di tempat tersebut.

Kay mempersilahkan laki-laki tersebut untuk duduk di bangku, sementara dirinya mengambil peralatan. Pengering rambut dan detergen yang dikhususkan untuk mencuci tuxedo.

Kay kemudian menghampiri laki-laki tersebut yang duduk dengan tenang, bahkan saking tenangnya laki-laki tersebut sambil mengabiskan minumannya yang diambil sebelum pergi ke toilet.

"Maaf, izinkan saya untuk melepaskan tuxedomu."

"Tentu saja," ucap laki-laki tersebut dengan senang hati. Dia membusungkan dadanya dan sedikit merentangkan tangannya agar Kay lebih mudah melepaskan tuxedonya sehingga menyisakan sebuah kemeja putih.

Tuxedo abu-abu yang dikenakan oleh laki-laki tersebut mulai dibasahi oleh Kay, hanya dibagian yang terdapat noda saja. Setelahnya menuangkan detergen khusus dan menyikatnya perlahan menggunakan sikat dengan bulu yang lembut.

Sembari menunggu Kay melanjutkan pekerjaannya, laki-laki tersebut menghabiskan segelas minumannya. Matanya tidak berhenti mengamati Kaylee sekarang.

Meskipun dress yang digunakan oleh Kay semakin naik, sehingga memperlihatkan kaki jenjang milik Kay namun laki-laki tersebut tidak mengamati keindahan tubuh Kaylee. Pandangannya lebih fokus menatap tangan Kaylee yang lincah dan terampil mencuci pakaiannya sekarang.

Tanpa di sadari kedua sudut bibirnya melengkung, membentuk sebuah senyuman yang manis. "Siapa namamu, nona?" Tanya laki-laki tersebut.

Kaylee menghentikan pekerjaannya, dia tidak menoleh pada laki-laki yang berdiri di belakangnya. Namun dia hanya melirik laki-laki tersebut dari balik pantulan cermin di hadapannya.

"Kaylee Smith, tuan." Jawabnya lirih.

"Nama yang indah," laki-laki tersebut kembali menimpali.

"Lantas siapa nama anda?" Tanya Kay balik.

"Robert Dawson."

Kaylee hany mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya, seakan dia acuh dengan pemuda tampan yang ada di belakangnya sekarang. Hal tersebut membuat Robert semakin penasaran dengan Kaylee. Sebelumnya tidak satupun perempuan yang menolak pesonanya meskipun dia tidak pernah tebar pesona. Dari sekian banyak perempuan yang mendekatinya, tidak satupun yang Robert pilih. Baginya semua perempuan sama saja, hanya mementingkan perasaanya sendiri dibandingkan perasaan pasangannya.

"Apa kau sudah lama bekerja di tempat ini?" Tanya Robert lagi.

Kaylee terdiam, dadanya begitu sesak. Tidak hanya keluarga Jackson yang menganggapnya sebagai pelayan, namun para tamu hanya menganggapnya sebagai seorang pelayan.

Kayllee perlahan mengangguk tanpa mengeluarkan kata sedikitpun. Dia tetap melanjutkan pekerjaannya meskipun wajahnya mulai basah akan linangan air mata. Kay sesekali menghapusnya.

Robert awalnya bingung dengan sikap yang diberikan oleh anak angkatnya tersebut. Dia yang penasaran mengamati Kaylee.

Robert menegakkan posisi duduknya sehingga kaca cermin yang sekarang ada di hadapan Kay nampak jelas mempertontonkan apapun yang dilakukan oleh Kay, termasuk saat Kay menangis.

Robbert bisa membaca dan merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Kay dengan jelas. Sedikit menyesal dengan apa yang ditanyakan tadi. "Apa dia sebenarnya bukan seorang pelayan?" Tanya Robert pada dirinya sendiri dalam hati.

Kaylee mempercepat pekerjaannya, kini dia mulai tidak nyaman dengan Robert yang bertanya-tanya padanya. Dia memang tidak suka jika seseroang mengusik hidupnya, terutama mengenai masalah pribadinya.

Robert tidak tinggal diam, dia masih penasaran dengan apa yang terjadi oleh Kaylee. Namun dia enggan menanyakan langsung pada Kay, dia tidak ingin jika hal tersebut membuat Kay merasa tidak nyaman.

Robert meletakkan gelasnya di atas nakas yang berada di dekatnya. Mendapati sebuah bingkai foto yang sengaja ditutup dan segera membukanya. Sebuah foto keluarga namun sangat anh di dalam foto tersebut. terdapat Paul, Sarah, Alicia, Kaylee dan Sean. Foto krluarga namun tidak menggambarkan keharmonisan sedikit pun. Paul berdiri bersampingan dengan Sarah, sementara Alicia berada di tengah-tengah mereka. Sementara Kaylee berdiri di depan Sean dan Sean memeluk Kaylee dari belakang. Seorang anak kecil perempuan dan anak kecil laki-laki tersebut nampak tertekan dan tidak ada gambaran kebahagiaan sedikitpun. Robert hafal betul dengan Kaylee meskipun belum lama mengenal, pasalnya wajah Kaylee dan anak kecil di foto sangat mirip. "Apa sebenarnya hubungan mereka?" Pikir Robert.

Setelah pakaian Robert kering, Kaylee mengeringkannya dengan hairdryer dan merapikannya dengan setrika portable.

"Pakaian anda sudah siap." Ucap Kay, dia menunduk tanpa mau menatap Robert seperti tadi.

Kaylee tidak segan mengenakan pakaian tersebut kepada Robert. Dia merasa yang membuat pakaian Robert hampir rusak sehingga dia berusaha dan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya tadi.

Setelah semuanya selesai, Kay besiap untu pamit. "Saya permisi," pamit Kaylee.

Robbert buru-buru meraih tangan Kaylee agar Kaylee tidak pergi begitu saja. Tubuh mereka sangat dekat karena ulah Robert. Robert mendekatkan bibirnya ke daun telinga Kaylee. "Sebenarnya kau siapa?" Tanya Robert.

Kaylee mendorong tubuh Robert dengan kuat hingga dia hampir terjungkal ke belekang. "Jangan bersikap kurang ajarm tuan!" Seru Kaylee dengan tegas.

Robert tahu jika Kaylee takut, dia mengambil sebuah kartu nama dari saku tuxedonya dan mengenggamkan ke tangan Kaylee. "Hubungi aku jika kau membutuhkan bantuan." Ucapnya dan segera berlalu dari hadapan Kaylee.

TBC.