"Kenapa?" Tanya Aqilla yang semakin mencurigai tingkah laku Dika dan Rio.
"Kenapa apanya?" Dika pun justru berbalik untuk bertanya kepada Aqilla.
"Yehh di tanya malah nanya balik lu. Lu kenapa? Lu berdua kok kaya aneh gitu."
"Aneh apanya? Ah perasaan lu doang kali."
"Gua juga ngerasa ada yang aneh di antara kalian berdua." Keisya pun angkat bicara.
"Aneh aneh apaan si. Lu berdua tuh yang aneh. Udah yu mending masuk ke dalam lagi, kita rayain lagi pesta ulang tahun Aqilla," ucap Dika yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.
Karena Aqilla sedang malas untuk debat dengan Dika, akhirnya Aqilla menuruti perkataan Dika yang menyuruhnya untuk masuk ke dalam kembali.
Mereka semuanya pun masuk ke dalam tanpa terkecuali. Bermaksud untuk melanjutkan pesta kecil-kecilan yang di buat oleh teman-teman Aqilla untuk Aqilla.
Acara berlangsung selama kurang lebih 5 jam. Acara kini telah selesai. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kini semuanya harus pulang ke rumah masing-masing. Hari ini adalah hari Jum'at, jadi tidak ada beban bagi mereka untuk pulang lebih malam dari biasanya. Karena besok adalah hari Sabtu, yang berarti sekolah libur. Aqilla pun sudah mengabari kedua orangtuanya jika dia akan pulang terlambat. Dan Abang Aqilla juga sudah mengetahuinya tadi. Jadi tidak apa bagi dirinya jika pulang malam, karena sudah izin sebelumnya.
"Pulang bareng gua aja," ucap Dika.
"Keisya sama siapa? Gua sama dia aja deh, kasian sendirian."
"Gua di jemput Qil."
"Di jemput? Sama siapa? Mamah lu?"
"Haha, bukan lah. Ya kali gua suruh Mamah gua jemput malam-malam gini."
"Terus sama siapa?"
"Tuh," ucap Keisya sembari dirinya menunjuk ke arah sebuah sepeda motor.
"Ohh, siapa lagi tuh? Cowok baru lu?"
"Baru? Sejak kapan gua ganti-ganti cowok, haha."
"Gua baru lihat tapi."
"Itu ga baru, cuma yang waktu itu udah lama aja, haha."
"Iya deh, terserah lu."
"Yaudah gua balik duluan ya. Hati-hati lu sama Dika, nanti di apa-apain lagi, haha."
"Lu tuh yang hati-hati, emangnya gua apaan sampe Aqilla harus berhati-hati sama gua." Kali ini Dika yang sedikit kesal dengan perkataan Keisya pun angkat bicara.
"Haha becanda kaki. Kaku amat lu. Yaudah gua balik yaa. Byee semuanya, gua duluan." Keisya berpamitan untuk pulang dan melambaikan tangan kanannya kepada semua teman-teman yang lainnya, terutama kepada teman dekatnya, Aqilla.
"Yaudah yu kita juga pulang." Ajak Dika kepada Aqilla.
"Iya."
Mereka berdua akhirnya menaiki sepeda motor milik Dika. Aqilla sebenarnya terpaksa mau menerima tawaran dari Dika. Karena malam-malam seperti ini Aqilla tidak ada yang bisa menjemput dirinya. Di izinkan untuk pulang lebih malam saja sudah sangat bersyukur.
Mereka melaju dengan kecepatan sedang di bawah cahaya bintang-bintang yang berkelap-kelip dan bulan yang seakan datang untuk menyinari dan menemani malam mereka berdua. Di tambah angin yang berhembus segar terasa menembus ke tubuh hingga tulang-tulang mereka berdua. Jalanan yang tidak macat pun seakan memberikan kelancaran untuk mereka berdua supaya sampai di rumah dengan cepat dan selamat.
Sesampainya di rumah Aqilla, di sana sudah terdapat kak Anindira yang sedang menunggu Aqilla pulang. Karena Ayah dan Ibu Aqilla masih berada di rumah sakit.
"Mampir dulu?"
"Ga usah Qil, makasih. Gua langsung balik aja, udah malam juga."
"Oh gitu, yaudah. Makasih ya."
"Iya sama-sama. Salam buat Ayah Ibu lu."
"Iya nanti gua sampaikan."
"Oke, bye."
"Bye."
Drt... Drt... Drt...
Tiba-tiba handphone Aqilla bergetar. Ternyata ada telepon masuk di handphonenya. Nomor tidak di kenal. Karena Aqilla penasaran, kmudian di angkatlah telepon dari seseorng tersebut.
"Hallo? Iya saya sendiri, ada apa ya? Apa? Jangan bercanda. Yaudah saya segera kesana."
Begitulah kata-kata yang di ucapkan oleh Aqilla. Tidak tahu apa yang di ucapkan oleh seseorang dari seberang sana.
"Keisya, anterin gua sekarang. Kita ketemuan aja di Jl.Kebagusan." Aqilla tanpa berpikir panjang langsung mengirim pesan kepada Keisya.
Tanpa berlama-lama lagi, Aqilla langsung menganti baju seragam sekolahnya dengan celana panjang berwarna hitam dan jaket berwarna merah. Aqilla pun izin kepada sang kakak untuk kembali keluar. Sebenarnya ini bukan seperti izin, tetapi hanya memberi kabar, dan langsung pergi begitu saja tanpa sepatah dua patah yang kakaknya katakan terlebih dahulu kepadanya.
************
"Kenapa si Qil malam-malam gini lu ngajakin gua ke sini?"
"Tadi ada yang nelpon gua."
"Terus? Siapa emang? Rentenir? Mau minjam duit lu sama gua buat bayar mereka? Bilang aja kali di telepon, nanti gua transfer. Ngapain jauh-jauh gua harus keluar dulu."
"Ngaco, bukan lah. Ngapain coba gua minjam duit ke rentenir."
"Ya terus apa Aqilla?"
"Ada cowok nelpon gua, dia bilang kalau kak Rian sekarang lagi di rumah sakit dan butuhin donor darah."
"Donor darah? Emang siapa yang nelpon lu?"
"Gua juga ga tau dia siapa. Gua ga kenal suaranya siapa, dan dia ga ngasih tau gua dia itu siapa."
"Oh gitu."
"Eh Kei.."
"Hmm? Gua ngantuk ini. Besok aja kalau mau ke rumah sakit jengukin kak Rian."
"Apa jangan-jangan ini jebakan lagi?"
"Jebakan gimana maksud lu?" Keisya yang awalnya merasa sangat ngantuk, tiba-tiba menjadi segar kembali setelah mendengar perkataan Aqilla. Maklum, dia itu memang anaknya kepoan.
"Ya kaya yang di lakuin Dika tadi sore."
"Maksud lu kak Rian bohongin lu gitu dengan cara nyuruh orang ngabarin kalau dia sakit dan ternyata itu semua adalah jebakan buat kasih suprise ulang tahun lu gitu?"
"Iya."
"Ke GR an lu, haha." Kali ini tangan Keisya beraksi, dia memukul kepada Aqilla dengan sedikit keras.
"Aduh. Sakitt. Jadi lu mau nemenin gua kesana ga?"
"Engga."
"Ih, ayolah. Masa lu tega si gua sendirian."
"Gua punya ide."
"Apa?"
"Gimana kalau kita ga datang sekarang ke sana. Tapi besok aja."
"Ah itumah karena lu ga mau nganterin gua."
"Bukan. Supaya rencana dia buat ngerjain lu tuh gagal, ga kaya Dika. Jadi biarin aja dia nungguin lu di sana. Besok palingan dia bete haha. Sekalian kita kerjain dia balik."
"Jahat banget si lu."
"Sekali-kali. Ga apa lah. Apaa... Jangan-jangan... Lu khawatir beneran ya sama kak Rian? Suka beneran lu sama kak Rian?"
"Ih ga gitu juga."
"Yaudah mending lu dengerin apa kata gua sekarang deh. Lagian jual mahal sedikit lah Qil jadi cewek, jangan gampangan mau di ajak kemana aja. Apalagi malam kaya gini."
"Yaudah deh, terserh lu aja deh."
"Nah gitu dong. Yaudah sekarang kita pulang ke rumah masing-masing aja yu. Besok kalau mau ketemu kak Rian gua temenin deh. Janji "
"Yaudah. Awas lu ya kalo besok tetap ga mau temanin gua."
"Iyaa bawel... Yaudha pulang yu. Bye. Hati-hati sayang kuhh."
"Dih. Bye."
Akhirnya Aqilla mendengarkan kata Keisya juga. Dia pulang ke rumahnya dan mengurungkan niatnya untuk datang ke tempat yang katanya terdapat kak Rian di dalamnya. Dengan langkah yang menurutnya agak berat, dan perasaan yang kurang enak terhadap kak Rian, Aqilla pun pulang ke rumah dengan perasaan cemas. Sebenarnya Aqilla juga tidak yakin, apakah ini semua hanya rencana kak Rian untuk memberikannya kejutan seperti Dika, atau memang dia sakit sungguhan?
**********
"Aqilla...." Suara lirih itu pun kembali memanggil nama Aqilla dengan nada yang sangat pelan.
-TBC-