"Bukankah kita saling mencintai, iyakan Camelia?"
Sandiwara lelaki itu patut diberikan jempol, dari eksepsi bahkan cara menatapnya Rey benar-benar hebat. Dia bisa membuat siapa saja yang melihat mereka berdua pasti akan langsung percaya 100% ! namun tetap saja untuk David sandiwara itu tidak ada apa-apanya. Dia masih tidak percaya jika Rey serius untuk menikahi gadis bernama Camelia ini.
Sebuah cubitan kecil lelaki itu berikan untuk menyadarkan gadis yang ada diperlukannya, mungkin Camelia terlalu hanyut dalam tatapan mesra seorang Rey yang terlihat begitu menawan. Jujur saja sebagai seorang gadis normal, siapa saja pasti akan terpukau jika mendapatkan kecupan serta tatapan seperti ini. Apalagi dengan wajah Rey yang benar-benar di atas rata-rata lelaki lainnya.
Jawanlah dasar bodoh! batin Rey kesal.
Camelia mengedipkan matanya sendiri, dia sudah terlalu larut dalam lamunannya. Bahkan untuk memikirkan lelaki yang beberapa hari ini sudah menyiksa batinnya, Camelia terlalu berharap banyak! jika Rey adalah pangeran berkuda yang menyelamatkan dia dari kesengsaraan dan penderitaannya selama ini.
"Ehh iya! tentu saja aku sangat mencintaimu Rey. Bukankah itu kata-kata yang selalu kau ucapkan setiap saat? maaf aku terlalu fokus memandang wajahmu yang tampan itu." ucap Camelia dengan senyuman manis dibibirnya.
Rey tersenyum kecil, gadis ini benar-benar pandai sekali bersandiwara, padahal pada kenyataannya Camelia memang mengatakan apa yang sedang dia rasakan sekarang. Bahwa wajah lelaki itu sudah membuat fokusnya teralihkan.
Yuna sang ibu merasa begitu senang melihat jika anak bungsunya itu saling mencintai di acara pernikahan yang hampir di depan mata, dengan begini dia bisa sedikit tenang karena Rey tidak akan pernah mengikuti jejak sang kakak David yang sulit sekali dinikahkan dengan wanita mana pun di dunia ini.
"Kalian adalah pasangan yang benar-benar serasi, David sudah jangan ganggu adikmu! lebih baik kau pikirkan bagaimana nasib dirimu sendiri." ucap bu Yuna kepada anak sulungnya.
David berdecik kesal, dia merasa bahwa sang ibu terlalu polos untuk bisa dibodohi oleh adiknya ini. Siapa saja mungkin pasti akan curiga dengan si playboy yang tiba-tiba ingin menikah hanya karena tuntunan ibunya. Anak smp saja mungkin akan paham, tidak akan ada playboy yang mendadak merubah sikapnya hanya karena wanita kampungan seperti Camelia. Oleh karena itu demi kebaikan, David akan terus mengawasi kedua orang ini dengan matanya sendiri.
"Iya jika memang Rey benar-benar serius dengan keputusan yang dia ambil sekarang aku ikut senang ibu, dan semoga saja hubungan kalian akan langgeng sampai tua nanti. Terutama kau Camelia, aku harap kau bisa tahan dengan sikap adikku yang sedikit aneh itu." ucap David dengan nada yang mengejek.
Camelia hanya tersenyum kecil, lagi pula dia sudah tahu bagaimana sikap lelaki yang akan dia nikahi ini. Bukan hanya aneh tetapi brengsek luar biasa. Bahkan mampu mempermainkan sebuah ikatan pernikahan yang suci ini sebagai makanannya sehari-hari, jika bukan karena sang ibu dan juga kakaknya. Camelia tidak ingin menikah dengan Rey! tidak akan pernah.
"Lebih baik sikap aneh dari pada sikapmu yang tidak normal kak, itu lebih menyeramkan. Ayo Camelia kita pergi dari sini, aku ingin menunjukan gaun pernikahan yang akan kau pakai besok." ajak Rey kepada gadis itu.
David mengepalkan tangannya, rupanya adik kecil itu sudah mulai pandai untuk meledek kakaknya sendiri. Bahkan dengan kata-kata yang seolah menyinggung kehidupan pribadinya, jika saja tidak ada sang ibu disini dia sudah di pukul David berkali-kali.
"Sayang hey! sekarang ayo kita berkeliling rumah untuk melihat hasil pekerjaan para pelayan dan juga anak manja itu. Ibu ingin semuanya terlihat begitu sempurna, agar orang-orang tahu siapa keluarga kita." ucap wanita paruh baya itu sembari mulai berjalan mengitari rumah.
David hanya bisa menurut, dia mengikuti sang ibu dari belakang sembari menatap hiasan bunga yang hampir ada disetiap sudut ruangan. Ini mungkin terlihat begitu indah dan manis bagi sebagian orang namun untuk Rey, David tahu betul jika sang adik yang nakal itu tidak menyukai benda beraroma wangi ini. Rumah yang terasa bagaikan penjara, iya pasti seperti itu.
***
Sementara itu dilain tempat, Rey mengajak Camelia untuk berkeliling ruangan yang ada dirumah megah ini. Bahkan satu persatu lelaki ini menjelaskan setiap fungsinya, mungkin terlihat rajin. Hanya saja ini juga untuk kepentingan Camelia juga, apalagi sebentar lagi dia akan tinggal disini dan menjadi penghuni resmi walau pun sementara. Entah pembantu, budak atau apapun! Rey belum memutuskan apa yang akan dilakukan gadis ini untuk mengisi waktunya, yang jelas pasti itu tidak akan menyenangkan.
Ketika mereka hampir selesai mengitari seisi rumah lalu Rey mengajaknya untuk masuk ke dalam sebuah lorong yang terlihat cukup gelap karena pencahayaan nya yang minim, Camelia berhenti dengan lengan yang menarik pakaian lelaki didepannya. Perasaannya mendadak tidak enak, apalagi ketika mencium bau aneh yang terasa begitu menyengat memenuhi seisi lorong ini. Bahkan rasanya Camelia ingin sekali muntah, entah apa yang tersimpan disalah satu ruangan yang merek lewati ini. Yang jelas pasti itu sangat menakutkan.
"Jangan menyentuh pakaianku seperti itu Camelia!" bentak Rey kesal.
Gadis itu pun melepaskannya lalu menatap wajah Rey dari arah depan, dia menunjuk sebuah pintu ruangan yang menurutnya paling tercium aroma busuk. "Apa yang ada di dalam sana? kau belum menjelaskan apa-apa kepadaku. Dan kenapa tempat ini terlihat seperti diruang bawah tanah? tidak ada cahaya matahari pun yang masuk walau hanya sedikit. Belum lagi dengan bau yang menyengat ini, apakah kau?"
Camelia menghentikan pembicaraannya, dia bingung harus bagaimana cara mengatakan apa yang ada didalam pikirannya itu. Namun Rey hanya tersenyum kecil kemudian menarik lengan Camelia untuk lebih dekat lagi ke hadapannya.
"Semakin banyak kau tahu maka itu akan semakin membahayakan dirimu sendiri, aku kemari hanya ingin menunjukan ruangan yang tidak boleh kau datangi tanpa ijin dariku Camelia. Jadi mungkin ketika aku memutuskan bagaimana posisimu nanti, kau harus tahu terlebih dulu dimana ruangan ini berada." bisik Rey dengan nada yang mengerikan.
Jantung gadis ini berdebar begitu kencang, berbagai pikiran negatif terus berkerumun di dalam kepalanya. Apa pekerjaan lelaki ini? lalu hal aneh apalagi yang mungkin tidak Camelia ketahui. Sehingga orang-orang memanggilnya dengan sebutan iblis kejam!
Aku tidak perlu khawatir berlebihan bukan? lagi pula ini hanya permainan yang dilakukan Rey untuk menakut-nakuti diriku, iya pasti begitu. Namun tatapannya itu, ya Tuhan! apa dia seorang iblis yang berubah menjadi manusia? aku takut sekali. Bagaimana jika selama ini yang dikatakan orang-orang adalah benar, jika Rey adalah seorang lelaki yang tidak memiliki belas kasian. Bahkan untuk membunuh orang yang menghalangi semua rencananya.