Chapter 9 - CHAPTER 9: KESALAHAN

Di kelompok Nizar, di kereta para pahlawan terlihat Vicent dan Aimi sedang tertidur. Nizar tampaknya termenung sambil melihat pemandangan sore hari. Agunk yang berada di sebelahnya sedang melihat ponselnya yang mati karena kehabisan daya.

"Haaaah….. Oi Nizar." Panggil Agunk.

"Ada apa?"

"wajahmu kelihatan bosan sekali. Apakah kamu tidak mau hidup?"

Nizar hanya menghela nafas saja. Sebenarnya, Nizar sangat gugup sekali, karena lawan yang akan mereka hadapi adalah iblis. Kalau lawannya cuman monster biasa, Nizar tidak akan seperti ini, melainkan dia sangat semangat. Tapi, di dalam hatinya. Dia merasa bimbang.

Apakah dia akan berhasil melawan pasukan iblis?

Apakah teman-temannya akan selamat?

Apakah dia tidak akan mati?

Semua pikiran tersebut terus saja mengisi pikiran Nizar. Kemudian, dia menoleh ke Agunk dan berbicara. "Agunk. Apakah aku harus mundur dari pertarungan ini?"

"Eh? Apa maksudmu?"

"Hanya saja... Aku tidak yakin... Apakah kita akan menang." Jawab Nizar pelan.

Agunk yang medengar hal tersebut dari mulut Nizar, mulai marah dan menarik keras kerah baju Nizar. Dia tidak menyangka teman yang paling semangat, dan terkuat di kelompoknya mau mengundurkan diri. Agunk merasa bahwa ini bukanlah jati diri Nizar.

"Sialan! Apa maksudnya itu!?"

"Ta-tapi.... Lawan kita adalah iblis, mungkin mereka lebih kuat dari monster yang kita hadapi sebelumnya."

"Kamu menjadi lemah karena kejadian tiga hari yang lalu kan?"

"..."

Kemudian Agunk melepaskan kerah baju Nizar dan duduk terdiam. Agunk masih tidak percaya bahwa kejadian tiga hari yang lalu masih saja di ingat. Kejadian tiga hari yang lalu, merupakan kejadian yang tidak menyenangkan bagi Nizar, sebab karena tindakannya yang sembrono. Dia membuat Ayumu terluka.

Tiga hari yang lalu...

Pada saat itu. Nizar, Agunk, Vicent, dan Aimi sedang bersantai di ruangan santai. Mereka semua sibuk melakukan aktivitas mereka, Nizar sedang asyik mengelap pedang pendeknya, Vicent sedang memakan kue bikinan Aimi, Aimi sedang melihat Vicent yang menikmati kue buatannya. Sedangkan untuk Agunk, dia sedang ada urusan dengan Noulg yang merupakan penjaga kota.

"Permisi." Ucap Ayumu sambil membuka pintu. "Nizar, kamu dipanggil oleh nona Feya."

"Aku? Baiklah, aku akan kesana." Nizar memasukkan kembali pedangnya dan pergi bersama Ayumu ke ruangan nona Feya.

Selama di perjalanan, Nizar terus melihat Ayumu. Tingkah Ayumu terlihat aneh, seakan dia tidak mau dekat dengan Nizar. Karena penasaran, Nizar menyentuh pundak Ayumu.

"Ayumu, apakah ada yang salah?"

"Hiiii…. Ti-tidak ada apa-apa…"

Nizar hanya memasang wajah bingung saja, kenapa tingkah laku Ayumu seperti itu? Ayumu hanya terdiam saja, wajahnya merah padam karena malu. Dia masih saja ingat kejadian kemarin malam. Kemarin malam, setelah tim Nizar melakukan ekspedisi, mereka langsung makan malam dan tidur.

Nizar tampaknya tertidur di sofa karena terlalu lelah. Ayumu yang melihat wajah Nizar yang sedang tertidur, mulai mendekatinya dan menyentuh pipinya. Dia merasa bahwa pipi Nizar sangat lembut, wajah tidurnya tampak seperti anak polos. Padahal dia adalah orang yang paling semangat di mansion ini.

"Imutnya…." Ucap pelan Ayumu.

Kemudian dia merapalkan sihir angin dan mengangkat Nizar dengan sihirnya menuju kamarnya. Setiba di kamar Nizar, Ayumu berhati-hati menurunkan Nizar ke Kasur dengan sihir anginnya. Setelah itu, Ayumu mulai memasangkan selimutnya.

Seketika, Nizar menarik tangan Ayumu sehingga Ayumu beradai sebelahnya. Ayumu sangat panik, wajahnya pun merona merah bagaikan tomat. Kemudian dia melihat Nizar yang masih tertidur, ketika Ayumu berusaha untuk meninggalkan Nizar, dia tidak bisa karena Nizar menguncinya dengan pahanya.

(Apa yang harus aku lakukan!?) pikir Ayumu.

Kemudian dia melihat lagi wajah Nizar yang sedang tertidur, dia merasa tenang sekali. Entah kenapa ketika dia berada di dekat Nizar, dia merasa tenang. Karena saking tenangnya, itu membuat Ayumu mengantuk dan akhirnya tidur di sebelah Nizar.

Keesokan harinya, Ayumu bangun. Dia terkejut karena di sebelahnya ada Nizar yang masih tidur, kemudian dia ingat kejadian kemarin. Beruntungnya Nizar masih belum bangun dan dia bisa melepaskan diri dari kuncian Nizar, dan pada akhirnya Ayumu pun langsung berlari menuju kamarnya.

Setiba di depan ruangan nona Feya. Nizar dan Ayumu mulai masuk kedalam ruangan. Disana mereka melihat Feya yang sedang duduk di mejanya seperti biasa, dan di sebelahnya kali ini adalah perempuan berambut hitam yang bernama Setsuna.

Kalau Nizar tidak salah, kemampuan Setsuna dan Ayumu bisa dibilang seimbang, bahkan di masa lalunya. Mereka berdua adalah mantan petualangan peringkat A. Kemudian Nizar memandang Setsuna yang sedang memakai pakaian maid, dia merasa Setsuna cantik sekali, ditambah rambut hitamnya yang berkilau karena cahaya matahari.

Ayumu yang melihat Nizar terpesona dengan Setsuna, mulai memasang wajah cemberut kecil. Dia merasa kesal kepada Nizar, padahal kemarin dia memaksa Ayumu untuk tidur dengannya, ya walaupun saat itu Nizar tidak sadar. Tapi, bagi Ayumu itu sama saja.

"Hari ini kalian akan dikirim ke desa Oligi untuk membasmi ogre." Ucap Feya.

"Serahkan saja kepadaku!!" Jawab Nizar semangat.

"Kami akan melakukannya."

Feya hanya menganggukkan kepalanya saja. Kemudian Nizar dan Ayumu mulai keluar dari ruangan Feya dan mulai bersiap-siap. Setelah mereka berdua selesai mempersiapkan diri, mereka berkumpul di depan mansion Feya.

"Wah, kamu terlihat berbeda." Ucap Nizar sambil memandang penampilan Ayumu.

"Te-terima kasih…"

Memang benar kali ini penampilan Ayumu terlihat berbeda. Dia memkai celana pendek dengan armor yang melindungi paha kirinya, bajunya yang minim sehingga pusarnya keliahatan dan dadanya yang di lapisi oleh armor pelindung. Ditambah rambutnya yang di ikat ke belakang. Dan dipunggungnya terlihat dua gelang tipis yang menempel.

Kalau tidak salah, itu adalah senjata Ayumu. Walaupun di mansion dia tidak selalu membawa senjatanya, tetapi dia sangat ahli bertarung. Kemudian mereka berdua mulai berjalan meninggalkan mansion.

"Tapi aku tidak menyangka kamu yang terlihat anggun ketika di mansion bisa berubah seperti ini."

"Ka-kamu terlalu berlebihan, i-itu karena nona Feya menyuruh kami terlihat anggun dan sopan ketika di mansion. Tujuannya supaya bisa melabuhi mata orang."

"Hahaha… Itu benar sekali. Jika saja ada orang yang meremehkanmu dari penampilanmu, aku yakin dia tidak akan menang ketika melawanmu."

Ayumu hanya tertawa kecil saja. Dia tampaknya nyaman sekali berbicara dengan Nizar, sebelum dia menjadi pelayan nona Feya. Dia memliki sebuah kelompok petualangan, mereka sangat mirip seperti Nizar dalam segi semangat. Sudah lama sekali dia tidak merasakan hal ini.

"Aku bersyukur bisa bertemu denganmu." Ucap pelan Ayumu.

"Heh? Apa yang kamu bicarakan sebelumnya?"

"Ah! Ti-tidak ada apa-apa…" Ucap Ayumu panik karena dia sadar apa yang baru saja dia ucapkan.

Setelah mereka melakukan perjalanan, akhirnya mereka tiba di desa Oligi. Desa Oligi adalah desa yang berada di dekat perbatasan, desa tersebut merupakan pusat tanaman jagung terbesar di wilayah Tenggara. Mereka berdua pun mulai berjalan menuju desa, disana dia disambut oleh salah satu perempuan.

"Ah! Nona Ayumu, akhirnya anda datang juga." Kemudian perempuan tersebut melihat kearah Nizar. "Anda pasti adalah Nizar yang merupakan salah satu pahlawan?!" Tanya perempuan tersebut dengan semangat.

"I-itu benar."

"Perkenalkan, saya adalah Miria. Nona pemimpin sudah memberitahu kepada saya bahwa anda dan nona Ayumu akan datang, kalau begitu. Izinkan saya mengantarkan kalian ke kepala desa."

Kemudian Miria membawa Nizar dan Ayumu ke rumah kepala desa. Setiba rumah kepala desa, Nizar dan Ayumu di sambut hangat oleh kepala desa. Kemudian kepala desa menjelaskan mengenai kondisi desanya saat ini. Dua hari yang lalu, ada sekelompok ogre yang menyerang desa. Walaupun mereka bisa mengusirnya, tapi mereka yakin. Pasti nanti akan ada banyak kelompok ogre yang menyerang, maka dari itu kepala desa meminta tolong kepada Miria untuk menuliskan surat permohonan kepada nona Feya supaya dikirimkan bala bantuan.

"Baiklah, kami akan mengurusnya sekarang juga!" Ucap Nizar dengan semangat.

"Tu-tunggu sebentar! Bukannya kita harus buat rencana?"

"Hmmm... Kalau begitu, kamu sembuhkanlah orang yang terluka. Aku akan pergi duluan."

"Tungg-"

Sebelum Ayumu menyelsaikan ucapannya. Nizar sudah pergi dengan sihir anginnya. Ayumu merasa kesal dan sedih karena Nizar bertindak semaunya, kemudian karena dia tidak mempunyai pilihan lain lagi. Dia memutuskan untuk membantu Nizar.

"Miria, apakah kamu masih bisa bertarung?"

"Tentu saja!" Jawab Miria sambil menyentuh senjata estoc­-nya yang berada di sampingnya.

"Kalau begitu, kepala desa. Bisakah anda menyuruh warga yang bisa bertarung untuk menjaga desa ini?"

"Te-tentu saja bisa."

"Baiklah, ayo Miria." Ajak Ayumu.

Kemudian Ayumu dan Miria mulai pergi ke hutan. Di dalam hutan, Nizar terus berlari sambil membunuh musuhnya dengan tombak miliknya, dia tampak semangat sekali ketika membasmi musuh.

"Hiyaaaaa!!" Teriak Nizar sambil menusuk kepala ogre.

Setelah itu, dia memutuskan untuk beristirahat. Walaupun dia masih bisa melanjutkan pembasmian. Tapi, dia masih lelah karena misi kemarin. Saat Nizar memutuskan untuk tidur sebentar, dia mendengar sebuah hentakan kaki yang besar.

Bdump!!

Bdump!!

"Apa itu?" Nizar pun mulai bangun dan mendekati sumber suara tersebut.

Nizar pun terus mencari sumber suara tersebut. Ketika dia tiba di dekat sumber suara, dia bersembunyi di semak-semak. Mata dia terbuka lebar karena melihat sesuatu yang menurut dia berbahaya, di depan matanya. Dia melihat sekelompok ogre, tapi yang bikin Nizar terkejut adalah salah satu ogre yang besar, ogre tersebut memakai armor lengkap dan kapak besar.

Sekolompok ogre tersebut tampaknya sedang saling berkomunikasi, itu menurut Nizar. Kemudian salah satu ogre besar lainnya muncul. Walaupun dia tidak memakai armor lengkap, tapi di pinggang belakangnya terlihat pedang pendek yang besar. Ogre tersebut terlihat sedang membawa dua perempuan yang tidak sadar diri, karena wajahnya tidak kelihatan karena tubuhnya membelakangi. Nizar tidak tahu siapa mereka.

Kemudian dia berhasil melihat kedua perempuan tersebut. Wajah Nizar mulai terkejut karena dia mengenal dua perempuan tersebut. Mereka adalah Ayumu dan Miria, kenapa mereka ada disini? Padahal Nizar menyuruhnya untuk diam di desa.

"SIALAN!" Teriak Nizar yang melompat tinggi keluar dari semak-semak.

Nizar berniat untuk mengalahkan ogre yang memegang Miria dan Ayumu dengan menusuk kepalanya. Tapi hal itu tidak terjadi karena ujung tombaknya di pegang oleh ogre beramor lengkap. Kemudian ogre tersebut mulai memutar tombak Nizar sehingga tubuh Nizar terhempas jauh.

Pohon, batu, semak-semak berhasil di terobos oleh tubuh Nizar yang terhempas, hingga dia berhenti setelah menabrak batu yang besar. Nizar langsung mengeluarkan darah dari mulutnya, dia merasa seluruh tubuhnya tidak bisa bergerak lagi. Dan pada akhirnya dia tidak sadarkan diri.

Di sebuah goa, terdapat banyak sekali ogre yang sedang melakukan tarian aneh. Disana terlihat jelas ogre yang memakai armor sedang duduk di sebuah kursi batu yang besar, di hadapannya terlihat Miria dan Ayumu yang kedua tangan dan kakinya sedang terikat di atas meja batu. Miria tampaknya belum sadar, tetapi Ayumu yang sudah sadar terlihat ketakutan. Dia ketakutan karena dua hal. Pertama kondisi tubuhnya yang tidak beruntung, kedua adalah dia melihat Nizar yaang tidak sadarkan diri yang di tempelkan di dinding dengan dua pisau yang menancap kedua tangan Nizar.

Setelah para ogre menari. Suasana di goa mulai sepi, kemudian ogre beramor mulai berdiri dari duduknya dan mendekati Ayumu.

"Me-menjauhlah.... Da-dasar monster!!!" Ayumu berteriak ketakutan sambil berusaha melepaskan diri dari ikatannya, tapi hal itu percuma.

Kemudian ogre beramor memegang keras kepala Ayumu, ogre tersebut mulai menjulurkan lidahnya dan menjilat pipi kanan Ayumu. Ayumu sangat syok sekali karena ogre yang menjilat pipinya, saking syok nya. Dia hanya bisa menatap ogre tersebut sambil ketakutan.

"Ugh... Di-dimana ini?" Tanya Nizar yang baru saja sadar.

"Ni-Nizar!!!" Panggil Ayumu.

"Hah... Ayumu?" Kemudian kedua mata Nizar ternbuka karena melihat kondisi Ayumu. "Ayumu!! Ugh-"

Saat Nizar mau menolong Ayumu, dia tidak bisa melakukannya karena kedua tangannya telah di tusuk dengan tujuan untuk menempelkan dirinya ke tembok. Setelah Nizar sadar bahwa kedua tangannya telah tertusuk, dia merasakan sakit yang luar biasa. Nizar hanya bisa meringis menahan rasa sakit tersebut, karena hal yang tersebut tidak penting dibandingkan nyawa Ayumu yang sedang dalam bahaya.

Ogre yang memakai armor hanya bisa mengabaikan Nizar, kemudian dia menjilat lagi pipi Ayumu yang kiri, wajahnya, rambutnya. Nizar hanya bisa berteriak sambil menangis, sedangkan Ayumu. Dia hanya bisa memberikan tatapan kosong saja karena dia tampaknya sudah pasrah. Kemudian tangan ogre beramor tersebut mulai merobek pakaian Ayumu.

Sekarang Ayumu hana terliha sedang memakai pakaian dalam saja, bahkan armor yang melindungin dadanya juga telah hancur. Nizar yang tidak tahan lagi dengan ini mulai memohon kepada ogre tersebut.

(Apakah kamu ingin menyelamatkannya?)

Kemudian Nizar mendengar suara di dalam kepalanya.

(Siapa kamu?)

(Aku? Aku adalah dirimu yang kuat. Apakah kamu mau menolong Ayumu?)

(Te-tentu saja! Aku akan memberikan segalanya!!)

(Kalau begitu, pinjamkan tubuhmu)

Kemudian Nizar tidak sadarkan diri lagi.

Ogre beramor pun mulai menjilati tubuh Ayumu dari tangan, kaki hingga perut. Kemudian ogre beramor tersebut mulai mundur, dia melihat ke ogre besar di sebelahnya, seakan dia memberitahu bahwa ogre besar tersebut di izinkan untuk bermain dengan Ayumu.

Ketika kedua tanga ogre besar mau menyentuh kedua dada Ayumu. Seketika kedua tangannya terpotong, tidak hanya kedua tangannya. Kepalanya pun juga ikut terpenggal. Semua ogre yang berada di situ terkejut. Kemudian dari belakang mereka, terlihat Nizar yang sedang berjalan.

Tapi, kali ini berbeda. Nizar yang sedang berjalan bukanlah Nizar yang biasa, dia tidak memakai pakaian atas, tubuhnya berwarna gelap dan merah ruby. Di beberapa bagian tubuhnya terlihat tanduk yang muncul, rambut dan matanya yang sebelumnya berwarna hitam. Sekarang mulai berganti matanya berwarna merah dan rambutnya berwarna putih. Tombak yang dia pegang kali ini mengeluarkan aura hitam yang sangat pekat. Para ogre yang melihat perubahan dari Nizar mulai ketakutan. Ogre beramor yang melihat semua anak buahnya ketakutan mulai mengaum.

Semua ogre yang melihat ketua mereka marah, mulai menyerang Nizar secara beramai-ramai. Nizar mulai menebas udara, dan semua ogre yang menyerang dirinya mulai terbelah semua. Sisa ogre yang melihat semua rekannya terbunuh mulai melarikan diri. Tapi, Nizar tidak mengizinkan hal tersebut, satu demi satu ogre di habisi olehnya, hingga tersisa satu ogre beramor.

"Tinggal kau…" Ucap Nizar sambil mengarahkan tombaknya ke ogre beramor.

Kemudian dalam sekejap, kepala ogre tersebut langsung tertusuk oleh tombak Nizar. Setelah semua ogre terbunuh, Nizar mulai melihat ke langit-langit goa. Seluruh tubuhnya mulai kembali ke semula, matanya juga. Terkecuali rambutnya yang masih abu-abu.

"Hah… Apa yang terjadi?" Tanya Nizar bingung.

Kemudian dia berpikir, bahwa dia baru saja bertukar dengan sesuatu yang berada di dalam dirinya, dia masih tidak tahu siapa itu. Yang pasti, orang yang merasuki Nizar telah berhasil menghabisi semua ogre. Kemudian dia tersadar dengan Ayumu, dia pun langung berlari menuju Ayumu.

"Ayumu!!"

Kemudian dia mengangkat tubuh Ayumu, Ayumu terlihat masih sadar, cuman tatapannya sangat kosong. Nizar yang berusaha membuat Ayumu sadar terus memanggil namanya, setelah Nizar menyadari bahwa Ayumu tidak akan sadar, dia mulai terduduk lemas. Air matanya mulai keluar, dia sadar baha semua ini adalah karena kesalahan dirinya yang ceroboh.

"Nizar…"

Kemudian dia melihat kearah Agunk yang memanggilnya, disana juga ada Vicent dan Aimi. Mereka bertiga terkejut melihat banyak ogre yang mati, bahkan ada dua ogre besar yang mati. Tapi, mata mereka semua tertuju ke rambut Nizar.

"Kalian…. Kenapa ada disini?"

Vicent mulai menceritakan bahwa mereka bertiga disuruh Feya untuk membantu Ayumu dan Nizar. Setiba di desa, mereka tidak dapat menemukan Nizar dan Ayumu, mereka pun mendatangi rumah kepala desa dan bertanya. Kemudian kepala desa tersebut menjawab bahwa Nizar pergi sendiri untuk membasmi semua ogre, karena Ayumu tidak bisa menerimanya. Mereka berdua pun ikut menyusul ke hutan. Setelah mendengar hal tersebut, mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke hutan juga.

"Nizar…" Panggil Aimi.

"Nizar… A-ada apa dengan rambutmu?" Tanya Agunk.

Kemudian Nizar mulai menceritakan kedatangan dia dan Ayumu ke desa. Nizar menceritakan bahwa dirinya yang akan membasmi semua ogre, tapi dia tidak tahu bahwa Ayumu dan gadis bernama Miria ikut menyusul, dan pada akhirnya mereka berdua di tangkap oleh ogre besar. Untuk masalah rambut Nizar, dia dirasuki oleh semacam makhluk yang ada di dalam tubuh Nizar.

"Nizar…" Panggil Agunk sambil berjalan mendekati Nizar.

Buk!!

Kemudian Agunk memukul wajah Nizar hingga dia terpental. Agunk terlihat marah sekali, kemudian dia mendekati Nizar dan menarik kerah bajunya.

"DENGARKAN AKU!! LIHATLAH! INI SEMUA KARENA KAMU YANG CEROBOH!! PADAHAL SUDAH KITA BILANG BERKALI-KALI UNTUK JANGAN BERTINDAK CEROBOH, TAPI KAMU TETAP SAJA MELAKUKANNYA!!"

"I-ini…. Salahku….."

Kemudian Aimi menutup tubuh Ayumu dengan jaketnya. Nizar hanya terduduk lemas saja, matanya terus memandang ke tanah. Di dalam hatinya, dia merasa bersalah kepada semuanya. Apalagi dia merasa bersalah kepada Ayumu dan membuat Ayumu mengalami hal yang mengerikan ini.

Kembali ke waktu sekarang…

"Walaupun kamu masih mengingat dan masih merasa bersalah. Aku berharap kamu tidak menghalangi kami, terutama Hanif." Cetus Agunk

"…"

Kemudian mereka semua terdiam selama perjalanan ke kota selatan