Chereads / When They Are Summoned To Another Wold To Become Heroes / Chapter 13 - CHAPTER 13: HAMPIR KEHILANGAN

Chapter 13 - CHAPTER 13: HAMPIR KEHILANGAN

Sudah hari ketiga semenjak bantuan dari kelompok Barat datang. Saat ini Hanif dan yang lainnya sedang berkumpul di aula tempat rapat. Disana juga ada beberapa kapten kota, beberpaa menteri kota, bahkan ada Alcoria dan Michelia.

"Baiklah. Sebelum kita mulai rapat ini. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman dari pahlawan Hanif yang telah datang dari wilayah Barat untuk memberikan bantuannya untuk kota ini."

Setelah Alcoria berkata seperti itu. Semua orang, kecuali Kanon dan kelompoknya mulai bertepuk tangan karena menyambut kedatangan kelompok kanon. Walaupun Higuria adalah pusat kekuatan laut kerajaan Elonia. Tapi, untuk bagian darat Higuria. Ternyata adalah titik lemah dari kota tersebut.

"Untuk saat ini kita sudah berhasil menahan serangan musuh. Tapi, dampak negatifnya adalah kita kekurangan pasokan makanan, prajurit, dan lain-lain. Walaupun kita mendapatkan bantuan dari Barat. Tapi, kita harus melakukan tindakan perlawanan."

"Anda benar." Jawab Haru sambil menganggukkan kepalanya. "Untuk itu. Ojan, aku ingin kamu memimpin pasukan laut."

"EEEEEHHHH!!! Aku!?"

Ojan terkejut karena namanya dipanggil. Apalagi dia menjadi pemimpin dari pasukan angkatan laut. Alasan Haru memilih Ojan menjadi pemimpin angkatan laut karena ketika di bumi. Ojan adalah orang yang pandai di dalam game strategi. Apalagi kapal yang digunakan oleh pasukan angkatan laut adalah kapal terbaru, belum lagi tiga kapal buatan para pahlawan terdahulu.

"Ojan." Panggil Taya. "Berusahalah." Kemudian Taya mengacungkan jempolnya.

"Itu tidak membantuku!!"

Pada akhirnya. Hasil rapat telah keluar. Ojan ditugaskan untuk memimpin pasukan angkatan laut yang dibantu oleh Afandy. Hanif menjadi pemimpin pasukan belakang, tentu saja Kanon dan Amita menemaninya. Haru pergi bersama Alcoria dan Michelia untuk membantu menyerang dari depan. Sedangan Taya dan Athaya bertugas untuk menjaga kota.

"Kalau begitu, silahkan siap-siap!"

"Baik!!"

Kemudian mereka semua mulai berpisah. Hanif, Amita, dan Kanon mulai bergegas pergi ke pasukannya. Di mata orang-orang, mereka bertiga terlihat sangat tegas, kuat, dan memiliki wibawa yang besar. Tentu saja, walaupun begitu. Tapi semua orang tahu bahwa mereka bertiga adalah orang yang seperti apa.

Di dalam gereja. Athaya duduk di sofa, dia hanya menghela nafas saja. Dia merasa bosan sekali dengan pekerjaan yang dia berikan oleh Haru, sedangkan Taya. Dia sedang sibuk membersihkan pisaunya.

"Apakah kamu tidak bosan dengan ini?" Tanya Athaya kepada Taya.

"Tidak. Lagipula, ini merupakan pekerjaan yang berat."

"Iya sih...."

Athaya hanya menghembuskan nafasnya saja. Memang betul diam disini dan menjaga kota adalah sesuatu yang cukup bosan baginya. Walaupun begitu, pekerjaan ini bukanlah hal yang mudah. Karena mereka harus melindungi banyak nyawa penduduk kota, jadi ini bukanlah tugas sepele.

DI barisan terdepan, terlihat pasukan Alcoria yang sedang berhadapan langsung dengan pasukan iblis. Alcoria memimpin langsung pasukan dengan jumlah yang banyak, Haru membatu melindungi belakang Alcoria dengan pedangnya, sedangkan Michelia sedang bertarung bersama Elis.

"Hiyaaaa!!!!"

Elis berhasil menebas iblis dengan pedangnya. Dia kemudian menebas iblis yang mau menyerang dari belakang. Haru cukup terkagum dengan kemampuan berpedang Elis, walaupun Elis adalah perempuan yang seumuran dengan Hanif. Setidaknya kemampuan berpedangnya sudah di atas rata-rata.

"Memang hebat petualangan peringkat S." Gumamnya.

Kemudian Haru semakin semangat dan mulai bertarung dengan banyak iblis. Walaupun melawan iblis dengan mempertaruhkan nyawanya. Tetapi Haru tidak merasakan ketakutan untuk mati, melainkan dia semangat sekali untuk memusnahkan pasukan iblis.

"Amita awas!!!" Kemudian Kanon menusuk iblis yang mau menebas Amita.

Di sisi lain. Pasukan yang di pimpin oleh Hanif bertemu dengan pasukan iblis yang besar, jumlah musuh sangat banyak sekali sehingga membuat pasukan Hanif kelelahan. Satu demi satu nyawa dan orang terluka dari pihak pasukan manusia muncul.

Hanif terus berusaha melawan iblis dengan katana nya. Dia juga sudah merasa lelah karena sudah banyak membasmi banyak iblis, belum lagi dia masih terluka di bagian bahu kanannya karena di lukai oleh iblis katika pasukan iblis menyerang Higuria. Amita membantu melindungi Hanif dengan panahnya, dia terus memanah iblis yang mau mendekati Hanif atau Kanon.

"Amita! Sisa berapa anak panah kamu?" Tanya Kanon yang sedang menahan serangan iblis.

Kemudian Amita meraba-raba anak panahnya yang berada di punggungnya. "Tinggal 10!"

"Amita!" Panggil Hanif. "Kembalilah ke pasukan sumber daya, dan ambil anak panah baru!"

"Ta-tapi..."

"Biarkan aku saja yang melindungi Hanif!" Ucap Kanon.

Amita awalnya tidak yakin dengan perintah Hanif. Tapi, dia berpikir. Seandai anak panahnya habis, mungkin dia akan menghambat Hanif dan Kanon. Setelah berpikir, Amita mulai pergi meninggalkan medan pertempuran.

"Jadi, sayang. Apakah kita akan menang? Dilihat dari pasukan kita yang sudah kelelahan dan tinggal sedikit." Ucap Kanon sambil bersandar di punggung Hanif.

"Entahlah. Aku masih mengumpulkan energiku untuk mengeluarkan sihirku." Kemudian Hanif menatap Melirik Kanon dengan ragu. "Bu-bukannya itu terlalu cepat untuk memanggilku dengan sebutan "sayang"?"

"Memangnya kenapa?" Kemudian Kanon mencium pipi Hanif. "Bukannya aku adalah kekasihmu?"

Setelah itu Kanon mulai pergi unyuk menyerang iblis yang mendekat. Hanif hanya bisa terdiam saja, dia mulai menyentuh pipi bekas kecupan dari Kanon. Hanif kemudian merona, dia tidak menyangka bahwa Kanon akan seperti ini.

"Baiklah. Ayo kita lakukan!" Kemudian Hanif mulai menyerang pasukan iblis lagi.

Duarrr!!!

"Sial! Kenapa ini bisa terjadi?!" Tanya Athaya sambil menahan serangan iblis dengan perisainya.

"Aku tidak menyangka bahwa saluran pembuangan sudah di kuasai oleh musuh." Balas Taya yang baru saja menebas kepala iblis.

Tidak diduga bahwa pasukan iblis menyerang Higuria melewati saluran pembuangan. Hal itu terjadi karena dua penjaga kota yang berpatroli merasa curiga dengan saluran pembuangan yang selalu mengeluarkan suara aneh. Ketika kedua pasukan tersebut mengeceknya, mereka berdua langsung di tusuk oleh iblis.

Dan itulah serangan mendadak dari pasukan iblis dimulai.

Taya, Athaya dan beberapa pasukan berusaha menahan pasukan iblis di dekat saluran pembuangan. Tujuan mereka adalah memberi waktu kepada para warga untuk mengungsi ke pelabuhan, karena disana ada Ojan dan Afandy. Jadinya itu akan baik-baik saja.

Taya terus menebas setiap iblis yang menyerang. Kemampuan bermain pisaunya memang sudah tidak diragukan lagi, tentu saja karena dia adalah peringkat dua di akademi kesatria. Athaya dengan pedang pendek dan perisainya berusaha untuk mendorong musuh untuk tidak keluar dari wilayahnya.

"Gaaahhh!!!"

"Kyaaaa!!!"

Walaupun begitu. Masih ada beberapa warga kota yang terbunuh oleh iblis. Athaya dan Taya yang melihat itu sudah tidak tahan lagi, kemudian Taya mengeluarkan kemampuannya.

"Wahai roh angin. Aku membutuhkan kecepatan untuk menyelamatkan orang yang tidak berdosa. [Windspeed]!"

Kemudian di sekitar tubuh Taya mulai terlihat beberapa garis hijau yang mengelilinginya. Itu adalah sebuah sihir angin, kemudian sihir tersebut pergi ke kakinya. Taya kemudian mempersiapkan posisi kuda-kudanya dan mulai berlari dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap musuh yang berada di depannya terbunuh olehnya.

"Sepertinya aku juga tidak akan mengalah! [Hellflame]!!"

Kemudian seluruh tubuh Athaya muncul api yang berwarna biru. Itu adalah sihir api yang di dapatkan oleh Athaya ketika dia belajar di akademi kesatria. Umumnya, sihir tersebut tidak bisa dipakai oleh semua orang karena suhu yang di pancarkan oleh api tersebut sangatlah tinggi.

Tapi....

Hanya ada beberapa orang saja yang bisa menggunakan sihir tersebut. Dan syarat tersebut adalah fisik mereka harus kuat. Mungkin karena tubuh Athaya sudah dilatih ketika dia dilatih di beladiri wingchun ditambah dengan kekuatan pahlawan, dia memiliki fisik yang kuat. Walaupun begitu, ada batas waktu dia menggunakan kemampuan ini. Dia hanya bisa menggunakannya selama 10 menit, jika melebihi batas waktu, maka dia akan mati.

Atahya terus menyerang iblis dengan sembuaran api dari tangannya. Iblis tersebut langsung hangus seketika. Kemudian ada iblis yang berhasil menusuk bahu kanan Athaya dengan tombak, Athaya cukup terkejut dengan serangan mendadaknya. Tapi, tombak tersebut mulai terbakar. Dengan santai Athaya menusuk iblis tersebut dengan pedangnya.

Di sisi lain. Pasukan Hanif sudah sangat kelelahan. Selain itu, pasukan Hanif tiba-tiba di serang oleh pasukan iblis dari belakang sehingga memotong jalur pasukan Hanif. Hanif, Kanon dan beberapa pasukannya sudah terkepung oleh musuh.

"Ughh!!"

"Hanif!!" Kanon teriak ketika melihat pinggang Hanif di tebas oleh iblis.

Kemudian dengan cepat, Kanon menebas kepala iblis tersebut dengan kedua belatinya. Hanif hampir terjatuh jika saja katana miliknya tidak dijadikan penompa.

"Hanif! Apakah kamu baik-baik saja!?" tanya Kanon panik sambil melihat luka di pinggang Hanif. "Tunggu sebentar. [Heal]!!"

Kemudian Kanon mulai merapalkan sihir penyembuhan. Cahaya terang pun muncul dari tangan Kanon dan menyelimuti luka Hanif. Hanif hanya mengerang kecil saja karena merasakan sedikit perih. Setelah itu, Hanif merasa baik-baik saja walaupun darahnya masih keluar dari lukanya.

"Sialan!" Kemudian Kanon menyobek bajunya sehingga memperlihatkan pusarnya.

Kanon berusaha menutup luka di pinggang Hanif menggunakan baju yang dia sobek. Walaupun begitu, setidaknya itu bisa menghentikan pendarahannya.

"Te-terima kasih, Kanon."

"Hanif...."

Kemudian Hanif berdiri lagi dengan dibantu oleh Kanon. Mereka berdua kemudian melihat pasukannya yang sudah tinggal sedikit, banyak sekali pasukan yang sudah mati. Mereka berdua hanya memandang pasukannya yang terus melawan pasukan iblis. Kemudian Kanon dan Hanif saling menatap, mereka pun mulai tersenyum kecil.

"Sepertinya kita tidak akan bertahan lama." Ucap Kanon lembut.

"Kamu benar. Walaupun begitu, setidaknya aku bisa mati bersama dengan orang yang aku cintai. Tapi aku juga akan dibenci oleh Amita."

"Fufufu.... Kuharap dia tidak membencimu." Kanon kemudian memegang pipi Hanif dengan tangannya.

"Kamu benar."

Kemudian Hanif mencium bibir Kanpn dengan lembut. Mereka berciuman mesra seakan dunia hanya milik mereka berdua, para iblis yang melihat Kanon dan Hanif sedang berciuman mulai berlari untuk menyerang mereka berdua sehingga-

"TEMBAK!!"

Kemudian muncul sihir ledakan di sekitar Hanif, Kanon dan pasukannya yang membunuh para pasukan iblis dalam sekejap. Asap abu pun mulai berkumpul di dekat mereka semua, Hanif dan Kanon bingung apa yang terjadi. Kemudian asap tersebut menghilang dan menunjukkan sesuatu. Hanif, Kanon dan pasukannya melihat dengan terkejut. Di depan mereka semuia terlihat banyak pasukan iblis yang telah hancur kerena sihir ledakan tadi, walaupun masih ada yang hidup. Setidaknya iblis tersebut akan mati.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya Kanon bingung.

"Yo, kalian berdua."

"Suara itu-"

Kemudian Hanif memalingkan wajahnya ke sumber suara. Dia melihat di dataran tinggi Agunk yang di belakangnya ada pasukan penyihir berjumlah 15 orang. Agunk memandang Hanif dan Kanon dengan tatapan senyum puas, kemudian dia mengangkat salah satu tangannya dan memberi tanda kepada semua pasukannya untuk maju.

"Maju!!"

Kemudian terlihat banyak pasukan yang menuruni dataran tinggi dengan jumlah yang cukup banyak. Hanif dan Kanon melihat Aimi, Nizar, dan Vicent yang ikut menuruni dataran tinggi. Pasukan iblis yang tersisa melihat pasukan bantuan dari wilayah Tenggara turun dari dataran tinggi mulai berlalri menuju pasukan Agunk.

"Semuanya! Serang!"

Kemudian dari arah belakang, terdengar teriakan Amita yang menyuruh sisa pasukan untuk menyerang. Hanif dan Kanon yang melihat Amita memimpin mulai memasang wajah terkejut. Pasukan iblis yang melihat bahwa mereka di serang dari dua arah mulai terpecah belah.

"Baiklah, kita juga tidak boleh berdiam." Kemudian Hanif mengangkat katananya ke atas. "Semua pasukan! Serang!!"

Kemudian semua sisa pasukan yang awalnya sudah terpojok, sekarang mereka ikut membantu menyerang pasukan iblis. Pasukan iblis merasa bingung dan panik karena di serang dari tiga arah. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan pasukan iblis. Setelah iblis terakhir dibunuh, semua orang mulai bersorak kemenangan.

"WOAAAAHHH!!!!"

Hanif melihat semua orang bersemangat karena menang melawan pasukan iblis. Kemudian dia mulai duduk di tanah, pedangnya dia taruh di sebelahnya. Dia hanya menghembuskan nafasnya saja, dia melihat luka yang berada di pinggangnya mulai mengeluarkan darah.

"Sepertinya luka ku terbuka lagi."

"Hanif, apakah-" Amita yang awalamya berencana mau duduk di sebelah Hanif mulai terkejut melihat Hanif yang terluka di bagian pinggangnya. "Ya tuhan! Kamu terluka!"

Kemudian Amita segera berjongkok di sebelah Hanif. Dia mulai merapalkan sihir penyembuh kepada Hanif, Hanif yang melihat Amita berusaha menyembuhkan hanya tersenyum saja. Dia tidak menyangka saja bahwa dia dan pasukannya berhasil melawan balik pasukan iblis yang menyerang Higuria.

"Amita."

"Ada ap-"

Amita terkejut karena Hanif dengan tiba-tiba mencium bibirnya dengan lembut. Setelah mereka berciuman, Amita mulai memasang wajah malu. Dia mengomel kepada Hanif kenapa dia melakukan itu, Hanif hanya tertawa saja sambil mengelus kepalanya. Amita yang diperlakukan seperti itu mulai tambah merona.

"Yo, Hanif." Panggil Agunk.

"Halo."

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Agunk yang sedang melihat Amita menyembukan luka Hanif.

"Tidak apa-apa."

Setelah Hanif sembuh. Hanif langsung menyuruh semua pasukan untuk merapihkan mayat pasukan manusia dengan rapih. Dia juga menyuruh prajurit yang masih bisa bergerak untuk menumpuk mayat iblis dan membakarnya. Agunk dan yang lainnya hanya tersenyum saja melihat Hanif yang sedang memberi perintah, bahkan pasukan Agunk pun di beri perintah olehnya.

"Memang hebat dia." Ucap Aimi.

"Kamu benar." Balas Nizar.

"Bahkan sampai pasukan kita juga dikendalikan olehnya." Kata Agunk sambil melihat Hanif.

Kemudian mereka ber-7 mulai ketawa. Ini adalah pengalaman perang pertama mereka, dan lawan mereka adalah iblis. Tentu saja banyak yang bilang iblis sangat susah dikalahkan, tapi walaupun begitu. Kita bisa mengahlahkannya dengan semangat dan tekad untuk menang.