Malam hari di kota Ivnisia adalah malam yang tenang dan dingin. Disana hanya terdapat beberapa orang saja yng berjalan di kota dengan keadaan seperti ini termasuk juga dengan tiga orang. Mereka adalah Anton, Rifqi, dan Ganawy. El Ganawy adalah merupakan mantan petualangan peringkat silver di kerajaan. Karena dia mendapatkan tugas dari ayahnya Kato, jadi dia memutuskan untuk pensiun dari dunia petualangan dan menjadi mata-matanya Kato.
"Jadi, dimana tempat lelangnya?" Tanya Anton.
"Disana." Jawab Ganawy sambil menunjuk ke sebuah bangunan.
Bangunan tersebut adalah sebuah rumah yang sangat besar sekali. Walaupun terlihat angker, tapi banyak sekali bangsawan yang mengantri untuk masuk, bahkan disana banyak sekali tentara bayaran untuk menjaga bangunan tersebut.
"Baiklah, Ayo kita mulai." Ajak Rifqi.
Kemudian mereka bertiga berjalan menuju bangunan tersebut, sebelum masuk ke bangunan. Mereka bertiga di beri tanda yang berupa logo belati dan burung di punggung tangan mereka. Kata salah satu penjaga, ini merupakan tanda pengenal dan tanda nomor unit jika ingin menawar.
"Jadi, kita nomor 145, 146, 147…" Ucap Rifqi sambil melihat logo yang berada di tangannya.
Kemudian mereka di arahkan menuju bawah tanah. Mereka mengira tempat lelangnya ada di dalam bangunan ini. Tapi kenyataannya adalah tempat lelangnya berada di bawah tanah bangunan ini. Pantas saja pasukan Kato tidak bisa menemukan apa-apa ketika melakukan investigasi.
Setelah itu mereka berempat tiba di sebuah aula yang sangat besar. Disana banyak sekali orang-orang, selain kaum bangsawan, ada juga para pedagang gelap yang menjadi buronan. Itulah yang mereka dengar dari Ganawy.
Setelah menunggu waktu yang cukup lama. Akhirnya acara lelang pun dimulai, di panggung muncul seorang pria bertopeng dari asap. Dia memakai topeng singa dan membawa tongkat, Rifqi dan Anton yang melihat pria tersebut langsung bercucuran keringat karena meraskaan auranya yang sangat kuat.
(Apa-apaan itu!?) Pikir Rifqi.
(Aura intimidasinya sangat besar!) Pikir Anton.
Ganawy tampak bingung melihat Anton dan Rifqi gemeteran. Sepertinya Ganawy, Tidak. Maksudnya semua orang yang berada disini tidak bisa meraskaannya kecuali Anton dan Rifqi. Seketika dalam pikiran Anton dan Rifqi.
(Jika melakukan hal yang gegabah. Maka kita akan MATI.)
"Baiklah! Semuanya. Selamat datang di acara lelang malam ini!!!" Ucap pria bertopeng. "Di lelang kali ini, kami menawarkan banyak barang, tentu saja harganya tidak kecil. Apakah kalian siap!?"
"OOOOOO!!!!!!" Balas semua orang.
"Baiklah, untuk yang pertama." Kemudian muncul orang bertopeng sambil mendorong sebuah gerobak kecil. Semua orang terkejut karena melihat sebuah batu hijau yang sangat besar. Bahkan tingginya melebihi peria bertopeng singa tersebut. "Ini adalah batu permata naga Emerlard. Batu ini bisa digunakan untuk energi sihir yang besar, membuat senjata, dan lain-lain. Dan untuk harganya, kami akan memulai dari 60 koin emas!"
"70!"
"84!"
"97!"
"Ada lagi?" Tanya pria bertopeng singa.
"150!!"
Semua pandangan orang langsung melihat kearah Anton. Bahkan, Rifqi dan Ganawy terkejut melihat Anton yang menawarkan dengan harga yang tinggi. Sebenarnya Rifqi bingung, kenapa Anton bisa punya uang sebanyak itu?
"Tunggu.... Apa yang kamu lakukan? Dan darimana koin sebanyak itu?"
"Lah? Kan kita dikasih sebuah kotak yang berisi 200 koin emas per orang. Apakah kamu belum mengeceknya?"
"EH?" Rifqi mulai memasang wajah bingung. Memang betul dia pernah dikasih sebuah kotak, tapi karena dia lagi banyak pikiran pada saat itu, jadinya dia tidak sempat mengeceknya.
"Tunggu sebentar tuan Anton. I-ini masih awal lelang-"
"Ganawy. Tenang saja, firasatku bilang bahwa benda ini akan berguna di masa depan."
Kemudian suasana aula mulai sepi. Tampaknya tidak ada orang lagi yang bisa menawar herga lebih tinggi dari Anton. Kemudian pria bertopeng singa tersebut mulai mengangkat tongkatnya dan berteriak.
"Baiklah!! Untuk batu permata ini. Sudah menjadi milik peserta nomor 146!!!"
Kemudian lelang pun berlanjut. Setelah lelang pertama, lelang demi lelang semakin bosan untuk Rifqi dan Anton. Kenapa? Karena barang yang ditawari tidak akan bisa berguna untuk kedepannya, dan juga harga lelangnya sangat kecil.
"Baiklah. Ini adalah lelang terakhir. Dan kali ini adalah seorang budak perempuan."
"!!!"
Anton dan Rifqi terkejut mendengar hal tersebut. Entah kenapa dalam diri mereka muncul amarah yang sangat besar, bahkan Anton hampir saja mengeluarkan belatinya jika saja Ganawy tidak menghentikannya. Kemudian Anton dan Rifqi mulai sadar dan berusaha tenang.
"Budak ini kami temukan di hutan perbatasan. Dan siapkan saja uang kalian, karena budak ini sangat mahal. Kenapa mahal? Karena budak ini adalah putri ketiga kerajaan Rodges!!"
Kemudian muncul pria bertopeng lainnya yang sambil menarik sebuah rantai. Tidak lama kemudian terlihat seorang perempuan yang hanya menggunakan pakaian usang. Dia memiliki rambut panjang berwarna pirang, wajahnya yang cantik dan memiliki kaki yang ramping.
Semua orang yang berada di aula berteriak dan mulai saling menawar. Anton yang merasa kesal karena melihat seorang perempuan di perlakukan seperti itu mulai menggigit bibir bawahnya hingga berdarah. Tapi untuk Rifqi, dia hanya terdiam terpesona karena kecantikan perempuan tersebut. Dalam diri Rifqi dia melihat perempuan tersebut sebagai perempuan yang snagat cantik dan menawan. Seakan tatapannya ingin menarik tubuh Rifqi.
"Baiklah! Kita akan mulai dari 400 koin emas!"
"1 koin emas putih suci!" Teriak Rifqi sambil mengeluarkan sekeping koin emas putih suci.
Semua orang yang mendengar tawaran Rifqi mulai melihat kearahnya. Bahkan Anton dan Ganawy masih tidak percaya dengan ucapan Rifqi. Koin emas putih suci bukanlah sembarangan koin. Karena untuk satu kepingnya berharga 900 koin emas, dan koin emas putih juga sangat langka.
"A-apakah kamu yakin?" Tanya pria bertopeng singa.
"Tentu saja!" Jawab Rifqi dengan tegas.
Kemudian seluruh suasana aula kembali sepi. Kenapa? Karena tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi jumlah lelang Rifqi. Karena tidak ada satu pun orang lagi yang berbicara. Pria bertopeng tersebut mulai mengangkat tongkatnya dan berteriak.
"Baiklah! Untuk budak ini, akan diserakan kepada peserta nomor 147!!"
Dan pada akhirnya acara lelang tersebut selesai. Semua peserta lelang yang berhasil menawar, diharapkan pergi ke sebuah ruangan untuk membayar. Karena ide bisnisnya Rifqi sedang aktif. Dia bilang kepada Anton dan Ganawy untuk menjadi peserta terakhir, karena dia mempunya rencana.
Setelah menunggu waktu yang cukup lama. Akhirnya kelompok Rifqi dipanggil, mereka pun mulai masuk ke dalam ruangan. Itu adalah ruangan yang sangat besar, disana ada banyak sekali rak buku, meja, kursi, lampu kecil, dan beberapa patung. Dan tentu saja ada pria bertopeng singa, batu permata naga, dan budak perempuan tersebut.
"Baiklah, kita mulai dari peserta nomor 146."
Kemudian Anton berjalan mendekati meja dan mulai duduk. Pria bertopeng singa awalnya melihat Anton sebentar, kemudian dia mengeluarkan sebuah kertas struk. Kemudian pria tersebut menyuruh Anton untuk membayar dengan koin yang Anton tawar. Tentu saja Anton membayar dengan jumlah 150 koin emas.
"Selanjutya, peserta terakhir. 147."
Rifqi mulai berjalan mendekati meja dan duduk di sebelah Anton. Kemudian sama seperti hal yang pria tersebut lakukan kepada Anton, Rifqi juga mulai membayar dengan sekeping koin emas putih. Tapi kali ini dia menaruh sekantong yang berisi banyak koin emas. Anton dan Rifqi bingung.
"Kenapa ada sekantong koin emas?"
"Hohoho.... Walaupun tuan 147 menawar dengan koin emas putih. Tapi, kami merasa tidak enak dan akan memberikan kembalian. Tentu saja isi koin emas ini ada 500."
"Baiklah, aku akan menerima." Ucap Rifqi sambil mengambil kantong tersebut, kemudian dia memasang senyum kecil dan berbicara kepada pria tersebut. "Ngomong-ngomong, apakah anda menjual informasi?"
Suasana di ruangan tersebut mulai sunyi. Pria bertopeng hanya mengusap dagunya sambil berpikir, Rifqi tahu bahwa pria ini bukanlah hanya sekedar penjual lelang, jadi dia ingin memastikan firasat dia dengan pertanyaan yang tadi. Kemudian pria tersebut mulai tersenyum ramah kepada Rifqi.
"Tampaknya anda adalah orang yang cukup menarik perhatian saya. Tentu saja! Saya menjual banyak informasi dari seluruh dunia! Informasi apa yang anda inginkan?"
Ganawy tampak terkejut dengan jawaban dari pria bertopeng. Sebenarnya pria tersebut adalah salah satu buronan, dan Ganawy ingin menangkapnya. Tapi, sebelum itu, dia ditahan oleh Anton. Anton memberikan tatapan kepada Ganawy bahwa Rifqi bisa mengatasinya.
"Aku butuh informasi mengenai kota ini secara detail. Mulai dari tempat kotor sampai tempat terbersih. Tentu saja, aku akan membayarmu 50 koin emas dan reputasi buronanmu akan kami kurangi. Mungkin hal baiknya, kamu akan hidup tenang di kota ini, karena kamu berada di dalam pelindunganku."
Pria bertopeng dan Ganawy terkejut dengan ucapan dari mulut Rifqi. Mereka benar-benar terkejut dengan ucapan Rifqi, bahkan Ganawy yang ingin protes langsung di tahan oleh oleh Anton. Ganawy melihat Anton dengan gelisah, tetapi Anton hanya menganggukkan kepalanya saja seolah semua urusan ini bisa di selesaikan oleh Rifqi.
"Hohoho.... Tampaknya anda sangat percaya diri dengan memberiku perlindungan. Memangnya tuan adalah siapa?"
"Fufu... Sebenarnya aku dan temanku ini adalah salah satu dari 32 pahlawan yang dipanggil!"
"Tuan Rifqi!!"
"Tenang saja Ganawy."
"Tapi-"
"Lihatlah matanya. Jika Rifqi sudah bertekad, maka dia akan melakukannya hingga akhir. Dan bagi dia negosiasi ini adalah medan perang dia."
Ganawy hanya bisa terdiam saja. Sedangkan untuk pria bertopeng, dia mulai menatap lurus Rifqi dan kemudian memberikan aura intimidasi yang sangat besar. Ganawy terkejut mleihat aura jahat yang di keluarkan dari pria bertopeng, bahkan dia ingin sekali mengeluarkan pedangnya. Tapi, hal itu tidak bisa dia lakukan karena seluruh tubuhnya gemeteran karena aura dari pria bertopeng.
Sedangkan untuk Anton dan Rifqi, mereka masih terdiam di kursi. Walaupun seluruh tubuhnya mengeluarkan banyak keringat, tapi mereka tetap bertahan. Pria bertopeng tersebut yang melihat dua pahlawan dengan tekadnya mulai tersenyum kecil dan menahan kembali auranya dan mulai berdiri.
"Tampaknya, kalian berdua tidak berbohong. Baiklah, saya Zoild akan menerima tawaran kalian. Jika perlu, rekrutlah saya menjadi mata-mata kalian." Ucap Zoild sambil menempelkan salah satu tangnnya di dadanya dan menunduk hormat.
Ganawy yang masih lemas tidak percaya melihat apa yang ada di depan matanya. Dia tidak menyangka bahwa buronan peringkat S mau menjadi mata-mata untuk pahlawan yang baru saja dipanggil beberapa hari yang lalu. Kemudian di dalam pikirannya dia berpikir, apakah mereka adalah harapan?
"Baiklah, kami terima. Mulai sekarang, mohon kerja samanya."
"Mohon bantuannya."
"Saya juga merasa terhormat bisa berkerja dengan kalian berdua."
Setelah kejadian di acara lelang. Kelompok Rifqi mulai berjalan menuju rumah, tentu saja mereka mendapatkan anggota baru dan material langka. Rikako, Amane, Kato dan beberapa pasukannya terkejut melihat Rifqi dan yang lainnya membawa material yang sagat langka. Tapi, mereka dikejutkan kembali karena melihat putri ketiga kerajaan Rodges.
Rifqi pun mulai menjelaskan informasi mengenai kejadian di acara lelang. Dia juga menjelaskan kepada Anton bahwa dia sebearnya di kasih dua keping koin emas putih dari Raja untuk melakukan bisnis, Kato juga terkejut mendengar bahwa buronan tingkat S akan menjadi mata-mata Rifqi dan Anton.
"Kalau begitu, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya adalah Riko Rodhi Rodges, karena tuan Rifqi telah menyelamatkan saya. Maka dari itu saya akan mengabdikan jiwa dan tubuh saya kepada tuan Rifqi." Ucap Riko sambil menunduk sopan. Saat ini dia sudah berganti baju dengan baju yang pantas.
"Tunggu sebentar! Kenapa jadi seperti ini!?" Protes Rikako.
"Da-dan. Kalau bisa kamu jangan memanggilku dengan sebutan "tuan" itu membuatku merasa tidak enak walaupun umur kita sama atau beda sedikit."
"Baiklah, saya mengerti."
"Oi! Jawablah pertanyaanku!"
"Tenanglah Rikako." Ucap Amane sambil berusaha menahan tubuh Rikako.