..."Yaudah, selamat istirahat adik kakak tersayang" ucap Alex sambil memberikan kecupan di kening Aleana.
Mereka berjalan menuju kamar masing-masih untuk beristirahat.
~~~[[]]~~~
Di sisi lain
Kring...kring...kring...
Kring...kring...kring...
"Sebentar sayang, itu ponsel aku ada telepon. Aku lihat dulu siapa tau penting"
"Tapi kan sayang..." belum selesai Yura melayangkan protes, Bastian sudah berjalan ke nakas tempat dia menaruh ponselnya.
Ketika Bastian melihat siapa nama si penelepon tanpa dia sadari senyum mengembang di sudut wajahnya.
"Siapa sih sayang yang telepon ?" tanya Yura penasaran dengan duduk menyandarkan kepalanya di sandaran kasur.
Ketika ditanya Yura, Bastian langsung menatap Yura dengan menaruh jari telunjuknya di depan bibir sebagai tanda bahwa Yura harus diam.
"Aleana, aku angkat dulu biar dia tidak curiga" alasan Bastian. Sebenarnya memang Bastian sudah dari tadi menunggu Kabar dari Aleana.
"Halo sayang, kamu sudah sampai ?" mendengar Bastian sudah mulai berbicara di telepon dengan Aleana menjadikan wajah Yura murah karena marah dan cemburu.
'Kenapa harus telepon sekarang sih, ganggu banget tau gak' batin Yura kesal.
"Iya, ini aku baru saja sampai. Aku telepon kamu cuma mau kasih kabar saja, takutnya kamu nanti khawatir kalau aku telat kasih kabar" ucap Aleana di seberang telepon.
"Baiklah, karena kamu sudah sampai dengan selamat sekarang kamu istirahat ya, pasti disana sekarang sudah tengah malam"
"Baiklah, Tian. Kamu juga ya"
"Selamat istirahat sayang, sering-sering kasih kabar kalau kamu sedang tidak sibuk" ucap Bastian sebagai kalimat penutup pembicaraan mereka di telepon.
"Aleana bicara apa?" tanya Yura.
"Dia cuma memberi kabat kalau dia sudah sampai disana, udah cuma itu saja" jawab Bastian sambil menaiki kasur bersiap untuk istirahat.
"Sayang..." ucapan Yura terpotong oleh Bastian.
"Aku mengantuk sekali sayang, apalagi besok aku ada kelas pagi. Sekarang kita tidur saja ya sayang" pinta Bastian yang memang dia sudah terlihat sangat mengantuk sekali.
Yura tidak dapat berbuat apa-apa walaupun hatinya kecewa, karena dia melihat bahwa Bastian memang sedang tidak berbohong padanya. Akhirnya Yura ikut membaringkan badannya di sampin Bastian sambil memeluk tubuh Bastian yang sudah terlelap tidur.
~~~[[]]~~~
Di pagi hari di ruangan Ceo Admajaya Grub.
"Kamu cari informasi sekecil apapun mengenai wanita itu" perintah Darel.
"Wanita mana Tuan ? apakah wanita tersebut telah membuat masalah?" tanya Yohan yang tidak mengerti siapa wanita yang dimaksud oleh Tuannya ini. Karena seingat dia beberapa hari ini kelihatannya Darel tidak berinteraksi dengan wanita manapun, kecuali satu wanita.
"Oh, apakah maksud anda nona Aleana Tuan ?" jawab Yohan ketika dia berusaha mengingat wanita yang berinteraksi dengan bosnya selama beberapa hari ini.
"Hmm, saya beri waktu sampai nanti siang informasi yang saya inginkan harus sudah ada di meja saya"
"Baik Tuan, dan untuk hari ini anda tidak memiliki jadwal bertemu klien, hanya perlu menandatangani beberapa laporan yang sudah saya siapkan di meja. Semua laporan tersebut membutuhkan persetujuan dari anda... Kalau tidak ada lagi saya ijin keluar dulu Tuan" ucap Yohan.
"Hmm"
Setelah kepergian Yohan, Darel terdiam beberapa saat.
"Aleana, baru kali ini aku bertemu dengan wanita yang bahkan sampai duduk di dekatku-pun dia tidak melakukan apa-apa, tidak seperti wanita-wanita yang selama ini sudah banyak aku temui. Tapi justru mampu membuat aku tertarik dan penasaran dengannya" gumam Darel lirih sambil menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kebesarannya.
'Penampilannya biasa saja tapi tidak mengurangi kecantikannya. Tapi dia memiliki aura yang terkesan sangat anggun dan kuat disaat bersamaan. Bahkan ketika dia masih menjadi mahasiswa' batin Darel yang dapat menciptakan sudut bibir pria tersebut sedikit terangkat. Suatu keajaiban seorang yang dingin dan datar seperti darel mampu tersenyum bahkan jika itu cuma sekilas.
~~~[[]]~~~
Di sisi lain
Prang...
Aleana dikagetkan ketika dirinya baru saja memasuki pintu rumah dengan suara benda yang dijatuhkan kelantai. Setelah memastikan hal itu ada di lantai atas, Aleana segera berlari menuju sumber suara.
"Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?" Aleana terkejut melihat nampan berisi makanan berhamburan di lantai.
"Maaf nona, Tu...tuan Alex menolak untuk makan" jawab salah satu pelayan dirumah itu dengan wajah menunduk karena takut akan kemarahan Alex.
"Huft, yasudah kalian bersihkan saja ini semua dan siapkan makanan di meja makan, sisanya biar saya yang mengurusnya..." Aleana berjalan memasuki ruang kerja. Alex tengah duduk di kursi dengan ekspresi marah karena menurut Alex pekerjaannya terhenti karena diganggu pelayan tadi.
"Kak... kakak kenapa enggak mau makan hem ?" tanya Aleana lembut sambil berjalan mendekat ke samping kakaknya.
"Kakak sedang sibuk, tapi pelayan itu terus saja menyuruh kakak untuk makan" kesal Alex yang setengah manja bermaksud mengadu pada Aleana.
"Nana tau kakak sibuk, tapi kakak enggak boleh sampai telat makan dan Nana kesinikan tujuannya memang mau membantu kerjaan kakak untuk sementara. Sekarang ayo kita turun buat makan, atau mau Nana masakin gimana ?" bujuk Aleana.
"Baiklah, kakak akan makan tapi harus sama kamu" putus Alex yang selalu luluh jika sudah Aleana yang membujuknya.
"Tentu saja, aku juga sudah lapar karena tadi pagi aku cuma makan roti isi sedikit" Aleana dan Alex berjalan menuju ruang makan sambil mengobrol.
"Memangnya kamu tadi kemana? kakak lihat kamu tadi sepertinya keluar rumah" tanya Alex penasaran.
"Oh, Nana tadi cuma keluar buat beli beberapa keperluan buat tugas kuliah jadi nanti malam Nana bisa langsung kerjain tugasnya"
"Kenapa gak suruh orang aja buat beli, kamu pasti masih capek, orang baru datang tadi malam"
"Enggak perlu kak, lagian sekalian Nana jalan-jalan. Karena Nana-kan udah lama enggak pulang kesini, hehehe"
"Oh, baiklah. Terserah kamu saja sayang"
"Ayo kakak harus makan yang banyak, Nana gak mau tau pokoknya. Badan kakak sampai kurus kayak gini"
"Enak aja ngatain badan kakak kurus, ini itu bukan kurus tapi ideal sayang" elak Alex yang tidak terima dikatakan kurus oleh Aleana.
"Bodo, kalau menurut Nana itu kurus. wleee...." ejek Aleana dan terjadilah aksi saling meledek yang menimbulkan senyuman di wajah para pelayan yang ada dirumah. Karena kehadiran Aleana rumah ini menjadi ramai dan Alex bisa tersenyum.
Sebenarnya Alex bukanlah orang yang terlalu kejam pada orang-orang disekitarnya, malahan terkesan baik walaupun dingun, namun ada saat tertentu Alex akan sangat galak seperti tadi contohnya.