"Bi, Apa Alex sudah bangun ?"
"Belum Nyonya, palingan sebentar lagi tuan akan bangun."
"Kebiasaan deh anak itu, kalau waktunya kuliah bangun siang giliran libur bangunnya pagi. Bi, bangunkan Alex ya."
"Baik Nyonya."
Atas perintah sang Nyonya Besar, Bibi pun mendekati kamarku. Kemudian diapun mengetok pintu kamarku. Dengan spontan akupun terbangun saat itu juga.
"Tuan, Tuan Alex .. Bangun, Tuan Dipanggil Nyonya Tuan."
"Iya Bi, Bilang ke Mama Alex lagi siap-siap dulu."
Perkenalkan namaku Alexious Van Deugh. Dimansion bernuansa klasik bergaya eropa inilah aku tinggal bersama kedua orang tuaku. Aku merupakan anak dari pasangan Veronica Tan Hiltons dan Ludwigh Van Deugh. Ibuku merupakan Artis terkenal sekaligus CEO dari Perusahaan Hiltons Airlans, sedangkan Ayahku merupakan Putra Mahkota Kerjaan Belanda.
Aku juga merupakan Artis terkenal yang sedang naik daun, banyak sekali Award yang pernah aku menangkan, namun itu semua tidak berarti. karena bagiku kehidupkan ini tidak ada yang menarik selain diriku.
Aku juga punya julukan yaitu Alexious 'sang penakluk', Julukan ini diberikan oleh para wanita yang pernah mendekatiku ataupun yang pernah one stand night bersama diriku. tapi dari semua wanita yang pernah mendekati diriku, belum ada yang bisa menaklukkan hati ku ini. Kenapa aku tidak mudah jatuh dengan wanita-wanita yang selama ini mendekatiku. Karena aku tahu, mereka yang mendekatiku hanya mengincar harta kekayaan juga gelar kerjaan pada diriku ini. bagiku wanita seperti itu tak lebih dari parasit yang siap mengambil semuanya dariku. Tapi tenang saja aku punya tipe wanita ideal yang akanku jadikan calon masa depanku nanti.
****
Setelah aku beres dengan semua urusanku, akupun menuju ruang makan. Ternyata mama sudah lebih dulu berada diruangan ini.
"Lama banget siap-siapnya ?" Tanya Mamaku
"Ya dong mah, aku kan harus terlihat perfect dong."
"Alex, mama mau ngomong sesuatu." sahut mamaku
"Mau ngomong apa ma ?"
"Ini tentang Kerajaan, Kamu tahukan sebentar lagi Papa akan diangkat menjadi raja."
"Tahu, terus kenapa ma ?"
"Terus kenapa kamu bilang, Alex kalau kelakuanmu masih seperti ini terus, reputasi papa akan semakin jatuh. hilangkanlah kebisaan kamu yang aneh itu."
"Kebisaan yang mana ya ma, aku gak paham." dengan wajah keheranan
"Kebiasaan yang kamu lakukan dengan wanita-wanita diluar sana." jawab mamaku dengan nada suara yang cukup meninggi
"Tenang saja ma, aku selalu pake pengaman kok. Jadi hal yang maa fikirkan itu tak akan mungkin terjadi."
"Terserah kamu saja deh, mama capek dengan kamu." Jawab mamaku dengan nada yang sangat pasrah dengan keputusanku.
Tak lama mama menyudahi percakapan dan sarapan bersama kami dengan melanjutkan aktivitasnya.
"Alex, mama berangkat dulu ya, bye son."
"okay mom, becarful mom."
***
Setalah selesai sarapan, akupun menuju mobil yang sudah disiapkan dari tadi. Diperjalanan aku memikirkan tentang omongan yang mamaku ucapkan saat sarapan tadi.
Pewaris Kerajaan, satu hal itulah yang membuatku muak dengan hidupku. Selama ini aku selalu bertanya kepada yang menciptakan diriku ini. Mengapa aku harus dilarihan dengan darah bangswan yang harus menjaga imagenya, aku ingin juga merasakan kebebasan untuk memilih jalan hidupku sendiri. Walaupun begitu aku sangat bersyukur, karena dengan dari ini aku bisa melihat mana yang baik dan juga yang buruk, yang bisa melihatku bukan dari harta juga yang melihatku hanya dari hartaku saja.
Dalam perjalanan menuju kampus, aku lebih banyak bermain handphone dari pada memikirkan apa yang sudah dikatakan mamaku. Hingga suatu ketika, supirku membuka suaranya kepadaku.
"Bos ada masalah apa, kok suntuk banget ?" sahut dia.
"Biasa nyokap gua, dia tadi ngomong tentang bokap, yah pasti lo tahu lah masalah apa ?" Jawab diriku.
"Ooh, pasti soal tahta kerajaan ya. Yah mungkin bos besar ingin yang terbaik untuk bos."
"Sok tahu lo, mana mungkin nyokap gua kayak gitu. Nih ya, yang dia pikirkan itu cuman kerja .. kerja dan kerja. Gak akan mungkin dia kayak gitu."
"Siapa tahu aja bos, ini sih cuman pendapat saya saja. Tapi mungkin saja seperti itu, bos."
"Iya, ada benar juga omongan lo. Mungkin aja kayak gitu ya."
****
Tak lama kemudian, mobilku sudah memasuki gerbang kampus, dan tiba-tiba riuh suara para penggemarku itu datang saat mobilku memasuki halaman utama kampus. "KYAAAAAAAAAAA, ALEXIOUSSSSS" begitulah teriakan yang selalu membuatku malas untuk datang kekampus ini. Lalu setelah mobilku berhenti disaat yang bersamaan juga para bodyguard yang telah disiapkan oleh pihak management juga kerajaan itu datang dan mengawalku sampai aku memasuki kampus juga kelas.
Di saat aku sedang menuruni mobil, para wartawan pun datang menghampiriku. Aku tahu apa topik yang ingin mereka bicarakan kepadaku, pasti mengenai kabar diriku yang akan segera menikah. Berita ini sudah menyebar hingga kerajaan belanda pun mengetahui berita ini.
"Alexious, apa benar kamu akan segera menikah ?"
"Dimana tempat pernikahan itu diselenggarakan, kapan itu akan dilaksanakan, Alex ?"
"Siapa calon pendamping kamu Alex, apa dia putri dari aktor terkenal, atau dia dari keluarga bangsawan pilihan kerajaan belanda ?"
Berbagai macam pertanyaan ini membuatku muak. Satu hal lainnya yang aku tidak dari mereka semua, mereka terlalu ingin tahu tentang kabar itu. Mungkin kalau aku jawab sekarang semua akan makin tambah kacau dan bisa membuat reputasiku hancur di dunia yang sudah membesar namaku dalam karirku.
"Alex, apa pendapatmu soal ini ?" Tanya salah satu dari mereka
"Untuk saat ini mungkin saya tidak bisa menjawabnya, mungkin suatu hari nanti aku akan memberitahukan kepada rekan-rekan semua."
"Kapankah itu terjadi, Alex ?"
"Apakah kamu akan memperkenalkan calonmu kepada publik ?"
Senyumpun aku keluarkan, agar membuat mereka semua tidak curiga dengan berita bohong yang sudah aku buat ini.
"Pasti, mana mungkin sih aku menutupi berita bahagia itu dari kalian semua. Sudah ya saya masuk kedalam, nanti pasti saya kabari kalian semua tentang kabar tersebut." Jawabku sebari melangkah menuju kedalam kampus.
****
Tanpa memerdulikan semuanya, aku pun berjalan menuju ruang kelas. Sesampainya dikelas, aku melihat semua orang memandang diriku. Entah apa yang mereka pikirkan, mungkin mereka semua masih bertanya tentang kabar pernikahan itu.
Dua jam kemudian sang dosen pun berjalan keluar dari ruang kelas. Disaat aku mau beranjak dari bangku kampus, tiba-tiba seorang mahasiswi menghampiri diriku. Aku melihat wajahnya yang memerah saat dia berada di dekatku, tanpa perlu dikasih tahu aku sudah tahu apa alasannya dia mendekati ku.
"Alex, bo .. boleh tidak a.. aku ber .. bicara dengamu saja." Tanya dia dengan terbata-bata.
"Boleh, kita bicara dimana ?"
"Gi .. Gimana kalau di .. di cafe tempat kamu biasa nongkrong." Usul dia
"Hmm .. Okay, kapan? Sekarang ?"
"I .. iya, sekarang."
****
Sesampainya di cafe tempat biasa aku nongkrong dengan sahabat-sahabatku, disana aku melihat dia telah menempati tempat duduk kita bicara. Tak lama berselang, akupun menghampiri dia, dan dia pun berdiri seakan menyambutku.
Tanpa membuang waktu, akupun langsung bertanya kepada dia.
"Okay, baiklah .. ada hal apa sampai kamu ingin berbicara denganku ?" Tanya ku kepada dia.
"Apakah berita soal kamu tentang pernikahan itu benar adanya ?"
Aku hanya bisa membuang nafas saat dia menanyakan tentang hal itu lagi kepadaku. Mengapa hanya pertanyaan itu yang keluar dari dia, aku tahu dia adalah stalker tapi tidak seperti ini juga. Seaakan dia ingin mengetahu tentang diriku sepenuhnya.
"Itu benar, tapi aku masih ingin merahasiakannya, karena aku ingin menjaga privasi tunanganku. Aku tidak ingin dia stress dengan semua pemberitaan diriku, maka nya aku merahasiakan identitasnya dari semua orang." Jawabku dengan sangat lugas kepada dirinya.
****
Aku melihat raut wajah kecewa itu, seakan menandakan bahwa dia tidak ingin mempercayai berita yang aku bilang. Tanpa banyak bicara dia pun langsung meninggalkan tempat ini.
Aku sih tidak heran dengan orang seperti dia, bagiku orang seperti dia hanyalah pengganggu untuk hidupku. Tak berapa lama aku pun meninggalkan restoran favoritku, disaat aku berjalan menuju pintuk keluar aku tak sengaja menambrak seseorang. Kemudian orang itu pun berbicara kepadaku
"Woy .. where you're eye's huh ?" teriak dia
"Sorry .. I accidentally you." Jawab diriku kepada dia.
"Makanya kalau punya mata itu dipakai yang benar, biar tahu arah jalan." Sahut dia lagi dengan nada yang cukup tinggi kepadaku.
Pertama kali dalam hidupku, aku dimaki oleh seorang wanita. Aku hanya bisa melirik saat dia melenggang pergi dari hadapanku. Aku jadi kepikiran dengan gosip yang aku buat, kurasa dialah orang yang tepat untuk menjalankan semua permainan yang akan aku buat.
Namun saat aku ingin melangkah lagi, aku melihat selembar kertas yang berada didekat kakiku. Ku lihat sebuah nama dari kertas ini, nama dari wanita yang tadi tak sengaja aku tabrak.
'Elina Luxiana, kurasa dialah orang yang pantas' gumamku saat melihat nama wanita tersebut.
*******