Part 4
Agreement With You
FlashBack :
"It's Okay, No problem, but i have given something for you, wait."
Kemudian Alex kembali ketempatnya dengan para sahabatnya. Dia pun mencari sesuatu didalam tasnya, tak lama barang yang dia cari akhirnya ketemu. Buru-buru Alex berjalan menuju ketempat Elina dengan membawa kertas yang waktu itu tak sengaja dia temukan saat bertemu Elina.
"Hey .. give me back that, bastard."
Alexpun tersenyum saat dia menjahili Elina dengan seperti tadi. Dia bisa menilai bahwa Elina buka seperti gadis lain yang kebanyakan dilihatnya. Mungkin kalau gadis lain dia akan meminta nomor handphone Alex, Hal itu lah yang paling Alex benci.
"Alright, akan aku kembalikan kertas gak berguna ini asalkan kamu mau bantu aku." Tawar Alex kepada elina
"What dou you want ?" Tanya Elina
Alex tersenyum saat Elina ingin mengetahui keinginannya.
"Besok temui aku dicafe dekat kampus sehabis kamu selesai mata kuliah jam pertama, ada hal yang aku ingin sampaikan padamu." Jawab Alex dengan lugas
"Untuk apa aku menemuimu. Aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."
"Datang saja, dan jaminan agar kau datang adalah kertas ini, okay."
Tak lama Alexpun melegang pergi dari hadapan Elina. Disaat berjalan Alex tersenyum dengan semua yang dia hadapi sekarang. Ditempat Elina, dia hanya diam dan terpaku dengan semua perkataan Alex. Kemudian Elina dan Alex kembali menempati tempat duduknya masing-masing. Ditempat dudukunya Elina kembali memikirkan semua perkataan Alex, dan jaminannya adalah kertas quisnya yang sangat berharga itu.
Disisi lain Alex yang sudah duduk kembali bersama teman-temannya, kembali tersenyum saat melihat tingkah Elina, yang pusing memikirkan semua perkataannya barusan.
'Selamat Datang di duniaku yang penuh kejutan, Elina.' Gumam Alex dengan mata yang masih mengarah ke Elina.
****
Elina
Elina hanya terdiam saat Alex mengancamnya seperti barusan, tangannya mengepal saat Alex sudah menjauhi dirinya. Elina sangat mengutuk dirinya, mengapa dia tidak bisa melawan si 'Bastard' itu. Tak lama Elina pun kembali ketempatnya, beberapa menit kemudian Cathlyne datang dengan membawa makanan yang sudah dipesan.
Saat berjalan menuju meja, Cathlyne melihat raut wajahnya Elina seketika berubah, Entah apa yang terjadi saat dirinya pergi mengambil makan tadi. Sesampainya ditempat duduknya, Cathlyne langsung saja menepuk pundaknya Elina.
"El, ada apa ? .. kok aku tinggal muka kamu langsung berubah drastis." Tanya Cathlyne sambil memberikan makanan pesannya Elina.
Elina hanya bisa menghela nafasnya. Melihat Elina seperti itu, Cathlyne tidak ingin bertanya lebih jauh lagi mengapa Elina sikapnya jadi berubah. Cathlyne yakin Elina adalah gadis yang cukup kuat dalam menghadapi masalahnya.
Sampai akhirnya Elina membuka suaranya.
"Cath, tadi aku bertemu dengan Alexious lagi." Jawab Elina dengan nada cukup membuatnya lemas.
Cathlyne tersedak oleh minumannya saat mendengar penuturan dari Elina barusan.
"WHAAAAAATTTT .. Ngapain, dia gak ngeledek kamu, atau ngerendahin kamu kan." Kaget Cathlyne sambil dia memegang tubuhnya Elina.
"Enggak apa-apa kok, cuman besoka dia nyuruh aku ketemuan di cafe dekat kampus." Jawab Elina
"Ngapain dia nyuruh kamu kesana ? Atau jangan-jangan emnga benar dia mau ngerjain kamu lagi ?" Tanya Cathlyne sambil dia mencurigai apakah Alexious akan mengerjai Elina atau tidak.
"Gak tahu, yang jelas besok aku harus ketemuan dengan dia. Dan sebagai jamina akuu datang, dia mengambil kertas quis yang waktu itu." Jawab Elina.
"What, jadi kertas quis yang waktu itu kamu cari ada di dia ?" Tanya Cathlyne lagi
Elina hanya bisa menganggukan kepalanya menandakan bahwa itu benar adanya. Cathlyne juga hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia juga bertanya apakah ini adalah keberuntungan Elina atau justru kesialan buat Elina. Cathlyne berfikir jika dia menjadi Elina betapa beruntungnya dirinya bisa bertemu dengan idola seluruh orang itu. Namun saat melihat wajahnya Elina mungkin inilah bisa menjadi ujian terberat dalam hidupnya.
Sepertinya jika Cathlyne menjadi Elina harus berfikir dua kali dulu untuk menerima tawarannya Alexious. Lalu ..
"El, mendingan kamu besok datangi saja dulu. Siapa tahu Alexious memang benar membutuhkan dirimu." Sahut Cathlyne sambil memberikan pencerahan kepada Elina.
"Iya, pastinya besok aku datang nemuin dia. Ini cuman demi kertas quiz itu saja, kalau tidak aku juga malas bertemu dengannya."
Cathlyne hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari Elina. Saat sedang asyik mengobrol dengan Elina, tak sengaja dia melirik jam kearah tangannya. Ternyata sudah lebih dari dua jam berada dikantin kampus bersama Elina.
"El .. Pulang yuk, udah sore. Yang penting El kamu datangi dia saja dulu siapa tahu memang dia lagi butuh kamu."
"Iya, by the way .. thanks for opinion." Balas Elina
"No problem honey, apa sih yang tidak buat kamu."
Elina kembali tersenyum, karena masih ada yang mendukung dirinya. Dia tahu apa yang harus dilakukan nanti saat dirinya bertemu dengan Alexious.
****
Keesokan paginya Elina kembali menjalankan rutinitasnya seperti biasa, namun tidak untuk hari ini. Bagi Elina hari ini bisa jadi menjadi hari terburuk dalam hidupnya, Entah karena mata kuliahnya atau karena ulah Alexious. Tapi yang penting bagi Elina jalani dulu hidupnya, untuk urusan Alexious itu urusan belakangan.
Sesampainya dikampus Elina langsung memasuki mata kuliah bagian pertamanya. Mata kuliah ini merupakan bagian terfavorit dari hidupnya Elina. Dua jam kemudian mata kulianya berakhir, Elina masih mempunyai janji dengan Alexious.
Kakinya terasa berat saat ingin keluar dari meja. Pertama kali dalam hidupnya ia harus menepati sebuah janji, bukan dengan wanita melainkan seorang pria. Disisi lain Cathlyne melihat sang sahabat yang mungkin butuh dukungan darinya. Dengan sigap Cathlyne langsung saja menghampiri Elina, Elina yang saat itu malas untuk keluar dari kelas, saat melihat Cathlyne keberaniannya pun muncul. Dia tahu bagaimana harus menghadapi Alexious.
****
Dua jam setelah selesai mata kuliah jam pertama, dengan langkah seribu Elina pun langsung menuju cafe yang dimaksud oleh Alexious. Sesampainya dicafe yang dituju, Alexious ternyata sudah ada di dalam cafe itu. Tak membuang-buang waktu Elina langsung saja memasuki cafe itu dan menghampiri Alexious.
"Hai .. Nona Elina Luxiana, senang bisa bertemu denganm lagi." Sapa Alex dengan sangat ramah kepada Elina
Sembari duduk dan merapikan dirinya, Tanpa banyak basa-basi kepada Alex, Elina langsung saja berbicara dengan Alex.
"Tutup point saja, mengapa kamu ingin berbicara denganku." Jawab Elina secara gamblang.
"Wow .. Easy, 'Ratu Jutek' kedatangan aku ke cafe ini hanya ingin mengembalikan kertasmu yang terjatuh minggu kemarin."
Si ratu jutek, Nama itu tidak begitu asing ditelinga dia. Nama itu adalah nama yang diberikan para cowok-cowok yang Elina tolak cintanya. Sisi lain lipatan kening Elina terlihat oleh Alex saat dia memanggil Elina dengan sebutan "Si Ratu Jutek".
"Okay .. aku terima kasih sekali kamu mau mengembalikan kertas itu, dan sekarang dimana kertas itu ?" Jawab Elina sambil menadahkan tangannya seraya meminta kertas itu kembali.
"Kertas itu ada dirumahku, kalau kamu ingin sekali mengambil kertas itu. Kamu harus bantuin aku dulu."
Elina pun melotot saat tahu kertas itu tidak dibawa oleh Alexious, dengan spotan Elina langsung memukul meja yang ditempati mereka berdua.
"Apa ... jadi sekarang kamu tidak membawa kertasnya, terus untuk apa aku kesini coba kalau kamu tidak membawa kertas itu. Kamu tahu, kamu itu bikin susah aku." Teriak Elina pada Alexious.
Elina pun menangis. Rasa kesal dan sedih semua bercampuri menjadi satu saat tahu harapannya pupus. Kertas masa depan kehidupannya tidak dibawa oleh orang yang berda tepat didepannya.
*****
Alexious
Tanpa banyak basa-basi, Alex langsung membuka suaranya lagi. Walaupun Elina sedang menangis dihadapannya. Rencana ini harus berjalan sesuai dengan yang dia inginkan.
"Cengeng banget sih kamu, disini aku ingin minta tolong bantuan dirimu." Sahut Alex kepada Elina.
"Bantuan apa ?" Jawab Elina dengan nada suara yang cukup ketus kepada Alex.
Tanpa membuang kesempatan yang ada, Alex langsung mengeluarkan beberapa kertas dari dalam tasnya. Elina hanya bisa menatap heran dengan kertas itu. Mungkin dia berfikir apa yang ingin Alex lakukan terhadap dirinya.
"Apa ini ?" tanya Elina pada Alex
"Baca saja supaya kamu mengerti." Jawab Alex dengan nada yang sok cool kepada Elina.
Manhattan, December 12, 2018
CONTRACT MARRIAGE AGREEMENTS
On this Monday, January 5, the year two thousand and fifteen. We, the undersigned :
1. Name : Aexious Van Deugh
Job : Actor
Address : Water Mill, New York
Apartement: 740 Park Avenue, Lenox Hill Manhattan
In this case it is mentioned hereinafter as FIRST PART.
2. Name : Elina Luxiana
Workmanship : Student Collegt
Address : 10 Dana, Cambridge MA 02138
Hereinafter referred to as the SECOND PARTY.
Both parties have agreed to enter into a work agreement whose terms and conditions are set out in 5 (Five Articles) of the following articles:
This Working Agreement is valid for a period of 1 (one) Year, prohibited from interfering in the affairs of each spouse. It's a personal thing.
1. The First Part has an absolute right and also has the authority to make decisions where necessary.
2. Second Part, After marriage the second party will move and follow First Part.
3. Second Party will be the crown princess of Dutch work, and also get the best facilities owned by the First Part. with conditions that shall be otherwise determined by the First Part.
4. The Second Part shall be obliged to assist the The First Part if in urgent circumstances.
5. First Part and Second Part, are prohibited from falling in love, if one violates the contract of agreement. THEN THE CANCEL AGREEMENT
First Part Second Part
Alexious Elina Luxiana
Elina sangat terkejut saat tahu isi surat yang diberikan oleh Alexious, dia tidak menyangka bahwa cowok yang selama ini terkenal playboy, bisa berfikiran sependek itu. Disisi lain Alex hanya tersenyum saat melihat reaksinya Elina, mungkin hal ini bagi alex ini adalah hal yang biasa bagi dia namun bagi Elina ini merupakan hal yang baru.
"What are you crazy, huh ?" Teriak Elina dengan sangat keras.
Alex tersenyum dengan melihat reaksi Elina yang sangat berlebihan.
"Why, hal itu yang ingin aku sampaikan padamu. Semuanya sudah tertera dengan jelas dikertas itu." Jelas Alex pada Elina
"Iya.. aku sudah melihatnya, tapi kenapa harus aku. Kamukan seorang playboy kenapa tidak pilih saja wanita dari ONS kamu ?" Tanya Elina.
"Karena tipe wanita yang cocok menjadi putri mahkota dan keluarga kerajaan Netherland, harus mempunyai prinsip tentunya yang masih gadis." Jelas Alex
Mendengar jawaban Alex seperti barusan hati Elina merasakan geram sambil kepada Alex. Mengapa Alex bisa merendahkan wanita seperti itu. Lalu Elina melanjutkan lagi kegiatannya.
"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu, kamu ingin merendahkan para wanita malam itu." Sewot Elina pada Alex.
"Tenang saja, aku akan menggaji kamu, dan lebih hebat lagi kamu akan memiliki gelar sepanjang hidupmu. Pikirkan lagi tawarkan aku ini, karena aku. Karena aku banyak urusan aku pergi dulu. Aa .. di dalam kertas itu tertera alamat Penthouse dan Mansionku, kalau kamu mengingkan kertas kamu kembali datang saja ke Alamat itu." Sahut Alex sambil melenggang pergi meninggalkan Elina.
Elina hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat kepergiannya Alex. Entah apa yang ada dipikiran Alex saat ini, mengapa ia begitu nekat dalam bertindak. Mungkin sekarang ini Elina sedang berfikir, rencana apa yang akan dilakukan Alex selanjutnya.
****
Elina
Setelah kejadian kemarin, Elina masih belum bisa melupakannya. Bagaimana bisa, Alex memberikannya kesempatan kepada dia disaat wanita yang lain menginginkan kesempatan itu. Tapi Elina kesempatan ini adalah bencana untuk dia.
Pikirannya masih menanyakan hal kemarain. Dikepalanya masih banyak pertanyaan yang mungkin harus Alexious jawab. Mengapa Alexious memilih dirinya, bukankah selama ini Alexious banyak memiliki teman kencannya. Elina hanya bisa menggelengkan kepalanya saja, ia saat ini masih belum bisa memutuskannya, 'Semoga besok aku sudah mempunyai jawaban yang tepat'. Gumam Elina pada dirinya sendiri.
****
Dua bulan kemudian setelah kejadian itu, Elina bisa melupakannya namun kenyataan yang sebenarnya Elina selalu menghindari Alex, alasannya simple, ia tidak ingin Alex menanyakan mengenai surat kontrak yang ditawarkan padanya.
Saat Elina sedang menyusuri koridor kampus, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang yang membuat badannya mengikuti arah orang itu menariknya. Elina tahu pasti siapa orang telah menarik dirinya.
"Waktumu sudah habis Elina Luxiana, sudah dua bulan aku menunggu keputusanmu." Sahut Alex.
Iya orang itu adalah Alexious, orang yang membuat dirinya dua bulan kebelakang mendapatkan masalah serius, dan harus membuat Elina mengulang kembali mata kuliah yang kertasnya Alexious tahan.
"Waktu apa ? aku tidak mengerti apa yang kamu katakan barusan." Sanggah Elina dengan membuang mukanya dihadapan Alex.
"Jangan pura-pura lupa Elina, ini tentang kesepakatan kita. Kalau kamu menghindar lagi, tanpa persetujuan kamu aku akan mengumumkan pertunangan kita." Lugas Alex.
Elina sangat terkejut dengan pernyataan Alex, saat ini tidak bisa menjawab apa yang dibilang Alex, jika dia tak menjawabnya masalah dirinya dengan Alex akan semakin parah.
"Baiklah, aku menyutujui kesepakatan itu, dan sekarang mana kertas perjanjian itu ?" Jawab Elina
Alex pun menyerahkan surat perjanjian itu kepada Elina, dengan sangat terpaksa Elina menandatangani surat perjanjian itu. Melihat Elina menandatangani surat itu, Alex pun tersenyum. Mungkin menurut Alex semua keinginannya sudah terpenuhi sekarang.
"Bagus, dua minggu lagi persiapkan dirimu. Aku akan memperkenalkan dirimu kepada orang tuaku dan juga pihak kerajaan." Sahut Alex.
Elina semakin terkejut lagi. Kenapa Alex harus buru-buru memperkenalkan dia kepada lingkungannya. Saat Elina hanya bisa pasrah dan mengikuti semua keinginan Alex. Tanpa banyak bicara Elina langsung pergi meninggalkan Alex ditempat mereka menyutujui perjanjian itu. Hati Elina sangat down, mengapa musibah ini menimpa dirinya.
Tak beberapa lama Elina mengambil sebuah handphone dari dalam tasnya, Lalu ia menekan nama kontak tersebut,
"Cathlyne, Are you busy now .. Cath." Sahut Elina pada Cathlyne yang berada entah dimana.
"Nope, Why honey. Kayaknya lo lemes banget suaranya, ada masalah apa ?" Jawab Cathlyne
Air mata Elina yang dia tahan dari tadi akhirnya tumpah dan membasahi pipi mulusnya. Elina akhirnya menangis, Cathlyne yang berada jauh disana mendengar kalau Elina sedang menangis. Tanpa membuang waktu Cathlyne menutup teleponnya langsung menuju ketempat Elina berada.
Beberapa menit kemudian Cathlyne akhirnya sampai ditempat Elina berada. Dengan langkah seribu, Cathlyne langsung menghampiri Elina dan langsung memeluk tubuhnya Elina. Cathlyne tidak tahu masalah apa yang Elina hadapi, mungkin masalah cukup besar sehingga dapat membuat Elina menangis tersedu-sedu.
****
Setelah Elina tenang Cathlyne langsung saja menanyakan apa yang terjadi pada dirinya. Cathlyne berfikir mungkin bukan saat yang tepat menanyakan itu. Tapi tetap saja namanya sahabat dia akan menanyakannya, kenapa Elina bisa sampai seperti ini.
"El, kamu ada masalah apa ? , kenapa kamu jadi kacau kayak gini sih." Tanya Cathlyne. Setelah diam beberapa detik Elina akhirnya menceritakan kejadian yang ia alami dari saat bertemu dengan Alexious dicafe sampai dia menandatangani kontrak pernikahan dirinya dengan Alexious. Cathlyne yang mendengar hal itu hanya bisa membulatkan kedua bola matanya. Mendengar hal tersebut Cathlyne tidak menyangka mengapa sahabatnya mengalami hal diluar logikanya. Cathlyne hanya bisa mendekap tubuhnya Elina untuk memberikan suport kepada dia.
****