PART : 6
Prepare To be A
Royal Crown Princess – Part 1
Satu minggu setelah kesepakatan itu, Elina hanya mengurung dirinya apartement, memandang langit yang nampak bersahabat dengan cuaca disekitar kota Cambridge. Dia tidak ingin keluar atau hanya sekedar jalan-jalan semata, semua keinginannya akan hilang saat dia akan menikahi Alexious. Dulu Elina tidak ingin ikut campur dalam permasalahan orang, namun sekarang dirinya malah terjun dalam permasalahan orang yang baru beberapa bulan dikenalnya.
Saat sedang asyik memandang langit dari jendela kamar apartementnya, tiba-tiba handphone Elina berdering. Tanpa memandang kelayar handphone, Elina langsung saja menjawab panggilan dari handphonenya.
"Hallo .." Sahut Elina
"Hallo, El .. ini aku Cathylne. El, kamu sekarang ada dimana ?" Tanya Cathlyne dari balik teleponya.
"Oh, Cath .. aku di apartement, ada apa ? apa ada yang penting, Cath ?"
"Oh .. okay, aku ketempat kamu ya, soalnya ada hal yang harus aku kasih tahu kekamu."
"Hal apa ? kenapa gak lewat telepon saja ?" tanya Elina kembali.
"Akan panjang kalau aku jelaskan lewat handphone, lebih baik aku ketempat kamu ya."
"Ya sudah, datang saja. Lagian kapan sih aku melarang kamu untuk menemuiku."
"Thank you, Darling. Well see you in your apartment." Jawab Cathlyne. Tidak lama, mereka berdua akhirnya mengakhiri percakapannya. Beberapa menit kemudian, Elina juga melanjutkan Aktifitasnya sebagaimana selayaknya perempuan dan juga calon ibu rumah tangga.
****
Dua jam kemudian, disaat Elina sedang asyik belajar juga membaca buku, bel dari depan ruangan apartementnya berbunyi. Elina tahu siapa yang akan datang, dengan cepat dia menuju kearah pintu dan segera membukakannya.
"Elina ..." Pekik Cathlyne.
Melihat tingkah Cathlyne yang seperti itu, sudah menjadi kebiasan dari Cathlyne. Dirinya tahu tingkah sahabatnya ini kadang kala bisa membuatnya tertawa dan terlarut dalam candaan yang dibuat Oleh Cathlyne.
"Ada apa? kayak kamu senang banget sih." Tanya Elina pada Cathlyne yang masih memeluk dirinya.
"Ada kabar baik untukmu, darling. Tapi masa kita ngobrol dipintu sih, kamu gak mau aku masuk kedalam istanamu ini."
"Hahahaha ... sorry-sorry, masuk Cath." Tawa Elina memecah seluruh apartement, dia tahu bahwa begitulah sifat dari sahabatnya.
Elina pun mempersilahkan masuk Cathlyne, kedalam apartementnya. Sebelum melanjutkan obrolan Elina pun menyuguhkan minuman dan juga makanan ringan untuk mereka bisa mengobrol lebih lama.
"Well, apa yang kamu ingin bicarakan, Cath." Elina pun memnulai sebuah obrolan dengan Cathlyne.
"Okay .. pertama aku pengen bilang, sebenarnya aku masih punya hubungan darah dengan Alexious. Kedua, papaku dan His Royal Highnest The Crown Prince Of Netherland lebih singkatnya papanya Alex itu saudara kandung dari Ratu Netherland. Dan yang ketiga papaku mengingikan kamu datang kerumahku." Lugas Cathlyne
Elina hanya terdiam mendengar penjelasan dari Cathlyne, dia tidak menyangka bahwa sahabatnya ini merupakan cucu dari Ratu Netherland dan juga Sepupu dari Alexious. Untuk saat ini dirinya tidak berfikir lagi, kenyataan ini sungguh membuatnya shock teraphy.
"El, Elina ... Elina." Teriak Cathlyne ketika melihat Elina terdiam dengan semua penjelasan dirinya.
"Uh .. ya .. ya, kenapa Cath." Elina yang sangat terkejut dengan teriakan Cathlyne.
"Kamu mendengar dengan penjelasan aku barusan ?" Tanya Cathlyne saat melihat Elina terkejut dengan teriakan dia barusan.
"Dengar kok, aku cuman terkejut saja dengan penjelsan kamu barusan. Aku cuman gak nyaka kalau kamu masih punya hubungan darah dengan Queen Netherland."
"Baiklah ... El, besok kamu harus datang kerumah ku. Papaku ingin sekali bertemu denganmu."
Elina terkejut lagi saat mengetahui bahwa papanya Cathlyne menginginkan dirinya datang kerumah Cathlyne. Untuk saat ini dirinya tidak berfikir secara jernih. Apakah dia harus bertemu dengan papanya Cathlyne atau tidak.
"Memang aku harus kesana ya, Cath ?" Tanya Elina lagi kepada Cathlyne.
"Harus El, soalnya ini menyakut masalah yang kamu hadapi sekarang."
Elina pun berfikir sejenak, dia berfikir kalau memang ada sangkut paudnya dengan dirinya berarti dia memang harus mendatangi kediamannya Cathlyne. Mungkin juga Elina bisa mendapatkan jawaban yang tepat.
"Baiklah, besok aku akan kerumah kamu. Jika ini memang ada halnya dengan diriku."
Mendengar jawaban Elina membuat bibir Cathlyne tersenyum. Karena dirinya bisa meyakinkan Elina, bahwa dia memang harus menemui kedua orang tuanya. Kemudian Cathlyne pun berhenti menyantap hidangan yang disediakan oleh Elina lalu berdiri sambil menyudahi pembicaraan mereka berdua. Sebelum sampai di depan pintu utama, Cathlyne pun membalik badannya dan mengatakan sesuatu kepada Elina.
"Baiklah, besok aku disini jemput kamu jam 10 tepat."
"Okay. Jam 10."
"Jangan lupakan ya El."
"Okay."
Cathlyne pun akhirnya meninggalkan Elina sendiri didalam apartementnya. Hingga pembicaraannya yang terakhir tadi, dia masih kefikiran dengan omongan Cathlyne. Mengapa orang tuannya Cathlyne ingin sekali bertemu dengan dia. Apa karena ayahnya itu paman dari Alex, makanya dia ingin bertemu dengan calon ipar keponakannya. Dengan cepat Elina langsung saja menggoyangkan kepalanya, menandakan bahwa dia jangan berfikiran terlalu jauh terhadap keluargannya Cathlyne.
*****
Keesokan paginya, Elina bersiap merapihkan dirinya. Dia bukannya tidak sabar, melainkan gugup untuk menghadapi kedua orang tuanya Cathlyne. Semua fikirannya semakin berkecamuk, saat mendekati jam 10. Ada banyak pertanyaan didalam kepala Elina, mengapa orang tuanya Cathlyne ingin sekali bertemu dengan dirinya. Apakah Cath, menceritakan semua tentang perjanjian dia dengan Alexious. Sedetik kemudian dia pun membuang jauh semua pikiran itu, dan berfikir positive untuk kedepannya.
Beberapa menit kemudian, nampak dari jendela apartementnya, Elina melihat sebuah mobil limosin yang begitu mewah dan memikat hati. Saat Elina ingin mengambil tasnya, bel pintu pun berbunyi.
"Miss Elina ?" Tanya orang-orang berbaju hitam tersebut.
"Iya, saya sendiri. Maaf kalian siapa ya ?"
"Miss Elina, maaf kalau kami mengganggu anda tapi kami orang suruhan nona Cathlyne, dan ini video untuk anda." Jawab orang-orang berbaju hitam tersebut.
Dengan cepat mereka menyerahkan sebuah I Pad kepada Elina. Didalam I Pad itu, ada sebuah video yang bermuka Cathlyne. Tanpa ragu Elina langsung mengeplay video tersebut.
"Hal El, sorry aku gak bisa datang kerumah kamu, karena orang tuaku langsung menyuruhku ke berverly hills. Tapi kamu tenang saja kedua orang suruhanku akan menjeput kamu dan mengantarkan kamu kerumah utama orang tuaku. Oh El, jangan lupa kamu bawa semua pakaian kamu, soalnya kamu disini akan mendapatkan pelajaran khusus dari papaku. Keep figthing El, love you."
Elina tersenyum saat melihat isi video yang dibuat oleh sahabatnya itu. Namun dirinya masih berfikir, untuk apa dia membawa semua bajunya.
"Ada masalah kah nona Elina ?" Tanya salah satu orang yang berbaju hitam itu.
"Ah .. tidak, saya hanya sedang berfikir, untuk apa saya membawa semua baju saya seperti yang Cath bilang. Bukannya saya cuman bertemu dengan orang tuanya saja."
"Kalau soal itu .. yang saya dengar, anda akan mendapatkan sebuah pendidikan untuk menjadi Putri Mahkota, nona." Jawab salah satu dari mereka lagi
Mata Elina langsung membulat saat dia mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Untuk apa pendidikan Putri mahkota itu, apa ini ada hubungan dengan Alexious.
"Kalau begitu kami kebawah duluan nona, silahkan anda mempersiapkan barang kebutuhan yang ingin anda bawa."
Elina hanya menganggukan kepalanya kepada orang suruhannya Cathlyne. Untuk saat dia hanya bisa mengikuti apa yang menurutnya baik dan bisa dilakukan olehnya. Tidak beberapa kemudian, Elina sudah selesai mengemas pakaian dan juga barang yang akan dibawah olehnya. Dan akhirnya Elina pun meninggalkan kehidupannya di apartement ini. Dengan langkah pasti dia keluar menuju dimana para bodyguard dari Cathlyne menunggu.
Sesampainya didepan mobil, barang-barang Elina segera dimasukan kedalam bagasi. Elina akhirnya memasuki mobil tersebut, Elina diduduk disebelah kiri dekat kaca mobil. Setelah semua beres, mobil akhirnya melaju sesuai dengan koordinat yang telah ditetapkan. Dalam perjalanan Elina hanya memandang langit dan juga pemandang disekitar mobil ini lewati. Sepanjang perjalanan hati Elina semakin gelisah, Elina takut kalau orang tuanya Cathlyne, menganggap bahwa dia adalah cewek gold drigger. Dia takut stikma negtive ini menghampiri dirinya.
Sesampainya dibandara JFK, Elina melihat sebuah jet mewah terparkir di bandara JFK, dirinya tidak menyangka bahwa keluarganya Cathlyne merupakan keluarga terkaya di Amerika. Tepat didepan jet itu, mobil yang ditumpangi Elina pun berhenti, salah satu bodyguard dengan sigap membukakan pintu untuk Elina.
"Silahkan nona Elina." Sahut salah satu dari mereka.
Dirinya hanya bisa menganggukan kepala saat salah satu bodyguard membukakan pintu mobil. Beberapa saat kemudian salah satu dari bodyguard menyuruh Elina untuk memasuki jet itu. Anak tangga demi anak tangga dilewati Elina, sesampainya didalam Jet Elina kembali disambut oleh beberapa pramugari, pramugara serta Captain Pilot, juga Co. Pilotnya.
"Selamat datang di Jet kami, Your Highnest." Sambut mereka kepada Elina sambil menundukan kepalanya.
"Ah, Thank You. But, please .. don't call me, Your Highnest. Just Call me miss Elina or Elina."
"Maafkan kami, Your Highnest. Panggilan kami kepada anda merupakan perintah dari tuan besar yang harus dilaksanakan. Jadi kami tidak bisa memanggil nama anda secara sembarangan." Jelas salah pramugari satu mereka kepada Elina.
"Ah ya sudah, tidak apa-apa. Saya bisa maklumin itu."
Elina hanya bisa menundukan kepalanya saja, ia tahu untuk saat ini tidak ada yang bisa dirinya lakukan.
"Your Highnest, mari saya tunjukan tempat duduk anda." Ajak sang pramugari.
"Um.." Gumam Elina. Elina pun mengikuti sang pramugari untuk menuju tempat duduknya didalam Jet itu. Dirinya melihat betapa mewahnya jet pribadi milik keluarganya Cathlyne. Desain interiornya dapat membuat orang lupa diri seperti tidak dalam pesawat.
Setelah beberapa saat, sang pramugari pun berhenti disalah satu kursi jet ini. Desain yang sangat mewah seakan orang menaiki sedang berada dikereta kencana. Tak butuh waktu yang lama, Elina akhirnya menempati kursi tersebut, dan segera memakai sabuk pengaman.
Lima belas menit kemudian, pesawat bersiap untuk lepas landas dan meninggalkan bandara JFK. Setelah pesawat berada diketinggian 30.000 feet, sabuk pengaman yang ada dibadan Elina akhirnya dilepas oleh dirinya. Sesaat kemudian para pramugari menyediakan makanan yang sangat mewah kepada Elina.
"Ini buat saya ?" Tanya Elina pada salah satu pramgari yang ada dipesawat.
"Yes .. Your Highnest, ini hidangan terbaik yang kami hidangkan untuk anda." Ujar salah satu dari mereka.
Tanpa buang waktu, Elina langsung menyantap makan yang telah disediakan. Matanya langsung membuat begitu tahu ini adalah hidangan yang terenak selama hidupnya. Selama dipesawat Elina hanya bisa mengagumi semua kemewahan yang dia dapatkan ini. Entah apakah karena Alex atau karena sahabatnya.
Setelah selesai makan dan bersih bersih, rasa kantuk muncul didiri Elina. Perjalanan dari Bandara JFK ketempat Cathlyne memakan waktu lebih satu jam. Sebab itu, supaya bisa mengahadapi ujian yang lebih berat lagi istirahat merupakan hal yang sangat baik untuknya.
****
Satu Setengah Jam itu adalah perjalan yang ditempuh Elina untuk menuju rumahnya Cathlyne. Saat Elina masih tertidur dikursinya, tiba-tiba pengumuman dari sang pilot pun akhirnya menggema seisi pesawat, "Dear passengers, soon your plane will land at Los Angeles international airport, California. Make sure you still wear your seat belt. what if the plane has landed perfectly, the seat belt lights will automatically turn off and all passengers may open their seat belts.
Thank you for your participation. I hope we can meet again with the opportunity." Disaat itu juga Elina tersadar dari tidurnya. Dirinya tahu bahwa sebentar lagi pesawat yang ditumpangi akan mendarat. Saat itu juga Elina langsung merapihkan seluruh penampilannya sambil masih ditempat duduknya.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya pesawat yang dirinya tumpangi mendarat dengan sempurna. Kini hati Elina semakin gusar, entah karena persoalan rumit ini atau bertemu dengan orang tuanya Cathlyne, yang jelas saat ini Elina hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Sesaat pesawat telah berhenti dengan sempurna para bodyguard yang tadi menemani Elina, dengan sigap menolong Elina untuk mengambil barang bawaannya. Saat ini Elina masih belum terbiasa dengan perlakuan bak seperti putri raja ini.
Tidak lama setelah mengambil barang, Elina akhirnya sampai menginjakan kakinya di Los Angeles, California. Tempat dimana hanya deretan rumah mewah dan juga para artis bekerja.
Dengan langkah yang sangat hati-hati Elina menuruni setiap anak tangga dari pesawat jet milik Cathlyne, disaat yang bersamaan juga sebuah mobil telah terparkir menunggu kehadiran sang calon putri mahkota.
Kemudian Elina akhirnya memasuki mobil tersebut. Dalam perjalanannya menuju rumahnya Cathlyne, hamparan perumahan mewah tersaji didepan mata. Dirinya menggerutu didalam hatinya bahwa betapa beruntungnya orang-orang yang tinggal disini, karena mereka yang tinggal disini pasti tidak susah lagi mencari pekerjaan atau memikirkan bagaimana kehidupannya seminggu lagi atau juga kedepannya, karena orang yang ada disini pasti mereka telah menjamin kehidupannya sampai hari tua nanti.
Saat sedang asyik melihat pemandangan sepanjang perjalanannya. Tanpa sadar mobil yang membawa Elina pun berhenti di sebuah rumah yang sangat mewah bergaya Eropa dengan halaman yang sangat luas. Elina bisa membayangkan pasti yang tinggal dirumah ini adalah seorang pengusaha perpangkat CEO. Mobil pun kembali bergerak memasuki rumah itu. Elina sangat kagum dengan desain arsitek rumah yang dirinya kunjungi ini, desainnya menujukan bergaya Eropa Klasik, betapa orang yang tinggal dirumah ini bisa jadi merupakan bangsawan Eropa.
Saat mobil memasuki lobi utama rumah ini, Elina melihat banyak sekali Maid dan juga Chef yang berdiri didepan pintu utama, dengan sigap para bodyguard membukakan pintu mobil untuk Elina turun. Saat Elina turun dari mobil, sambutan pun menggema, "Welcome to FleurDeLys Mansion in beverly hills, Royal Highness Crown Princess." Sambutan para maid dan juga Chef yang ada dirumah ini. Elina heran mengapa sejak tadi dirinya dibilang Royal Highness.
"Yeah .. Thanks, but please don't call me 'Royal Highness' it's very awkward for me." Sanggah Elina kepada para maid dan juga pelayan dirumah ini.
"Maaf, Your Highness .. tapi ini adalah dari tuan besar." Jawab salah satu dari mereka.
"Tapi saya bukan princess,.." Jawab Elina
"Bukan Princess, tapi akan menjadi Crown Princess Of Netherland." Sahut suara yang ada didalam rumah itu.
"Cathlyne, ..." Teriak Elina sambil berlari kearah Cathlyne yang sudah ada didepan pintu utama.
"Jadi ini rumah kamu ?" tanya Elina sambil melepas pelukannya.
"Iya, Eh masuk yuk. Orang tua aku sudah menunggu kamu." Jawab Cathlyne sambil mengajak masuk Elina dirumah orang tuanya.
"Eh tapi .. barang-barangku gimana ?" Tanya Elina sambil melihat semua barang-barangnya yang tergeletak didepan pintu utama.
"Udah .. ada pelayan kok nanti langsung diantar kekamar kamu." Jawab Cathlyne dengan sangat santai.
Saat memasuki rumahnya Cathlyne, Elina sangat kagum dengan seluruh interior yang ada didalamnya. Dia tidak menyangka bahwa selera orang tuanya merupakan selera yang sangat tinggi. Sesampainya diruang tamu, Elina melihat ada dua orang, pria dan wanita yang tengah duduk disofa bergaya klasik. Tanpa Elina sadari Cathlyne menghampiri kedua orang tersebut dengan langkah yang menggambarkan kebahagiaan.
"Mommy, Daddy. This Elina, yang kemarin aku ceritakan." Sahut Cathyne kepada kedua orang itu, sambil tangannya memperkenalkan Elina kepada mereka.
Elina sangat terkejut, ternyata kedua orang yang berada didepan matanya adalah orang tua dari Cathlyne. Elina akhirnya membungkan diri kepada orang tuannya Cathlyne.
"Your Highness .." Sahut Elina kepada mereka sambil menundukan kepalanya yang menujukan rasa hormat.
Saat Elina bilang seperti itu, salah satu dari mereka akhirnya berdiri dan menghampiri Elina. "Cath, jadi ini Elina yang kamu ceritakan kemarin sayang ?" tanya salah satu dari mereka.
"Yes mommy, ini Elina sahabatku dan juga Crown Princess of Netherland. Karena Alex, Mommy." Jawab Cathlyne dengan nada girang namun juga tidak suka kepada alex.
"Oh my, sorry darling. Saya memang suka bergini kalau dengan orang baru dikenal, jangan tersinggung ya sayang." Jawab mommynya Cathlyne sambil memegang bahu dari Elina.
Elina hanya bisa tersenyum saat menerima perlakuan dari ibunya Cathlyne. Dirinya melihat bahwa ibunya Cathlyne adalah wanita yang luar biasa dan tidak bisa diremehkan oleh banyak orang. "It's okay, Your Highness. Saya mengerti kok. Tapi bolehkah saya bertanya kepada anda." Jawab Elina sambil mengajukan sesuatu.
"Ofcoures. Mau tanya apa, darling." Jawab Mommynya Cathlyne.
Melihat kegugupan Elina yang semakin menjadi, akhirnya sang tuan besar buka suara untuk menetarlisir kegugupan yang ada.
"Tidak perlu lagi kamu mengajukan pertanyaan Elina, saya sudah tahu semuanya dari putri saya yang paling cantik ini. Pembekalan ini hanya untuk supaya kamu lebih siap menghadapi ibu saya. Dan mengenai perjanjian kamu dengan Alex, saya yakin kamu bisa merubah semuanya yang ada pada Alex dan juga kerajaan. Karena kamu adalah cahaya baru bagi kami semua." Lugas daddynya Cathlyne.
Mata Elina semakin membulat takala Ucapan Daddynya Cathlyne semakin membuat dirinya tidak mengerti maksud Ucapanya. "Cahaya ? maksudnya Your Highness. Saya tidak paham dengan yang anda ceritakan ?" Jawab Elina dengan pertanyaan yang semakin membuatnya ingin mengetahui semua maksud yang diucapkan oleh Daddynya Cathlyne.
"Nanti kamu akan tahu semuanya. Hari ini saya tidak akan memulai pelajaran kamu, sekarang kamu istirahat dan persiapkan dirimu untuk besok Elina. Karena pelajaran untuk menjadi puutri mahkota akan saya laksanakan besok." Jawab Daddynya Cathlyne sambil dia dan istrinya meninggalkan Elina bersama anaknya.
Melihat kepergian Daddynya Cathlyne, Elina semakin gugup kala mendengar pernyataan dari dia. Entah karena pelajaran yang mematika itu atau karena dirinya tidak yakin dengan ini semua. Disisi lain Cathlyne melihat Elina semakin tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya, tapi bagi Cathlyne disinilah yang akan semakin menarik. Karena Cathlyne tahu bagaimana sifat Elina yang sesungguhnya, dia tidak akan mungkin menyerah dalam keadaan apapun.
"El, kita kekamar kamu yuk. Aku mau tunjukin sesuatu untuk kamu." Sahut Cathlyne dengan memecah pikiran dari Elina.
"Mau tunjukin apa sih Cath, kenapa tidak disini saja ?" Tanya Elina
"This is Secret, follow me." Jawab Cathlyne sembari menarik tangannya Elina menuju sebuah tempat, yang mungkin tidak bisa dibayangkan Elina.
****
Saat ini Elina sedang mengikuti langkah Cathlyne. Didalam hatinya bertanya, kemana Cathlyne akan membawa dirinya. Apa dia akan membawa dirinya kesesuatu yang lebih berat lagi dari sebelumnya atau justru sebaliknya. Saat dirinya sedang memikirkan sesuatu, langkah Cathlyne berhenti tepat didepan sebuah ruangan.
Elina semakin dibuat penasaran oleh Cathlyne. Dirinya juga bertanya, mengapa seluruh keluarganya Cathlyne menganggap bahwa dia adalah Cahaya untuk keluarga kerajaan. Saat Elina masih memikirkan yang lain-lain, tiba-tiba suara Cathlyne memecah semua keheningan yang ada diri Elina.
"Nah El, this your bedroom. Mungkin ini agak terlalu kecil tapi jangan kamu fikirkan hal itu ya." Sahut Cathlyne dengan menujukan tangannya kesebuah ruangan kepada dirinya.
Elina hanya tersenyum mendengar omongan dari Cathlyne. Dengan segera, Cathlyne membukakan pintu ruangan itu kepada Elina. Segera setelah dibukakan pintunya, Elina melihat betapa Elegan dan mewahnya kamar yang disiapkan oleh keluarganya Cathlyne, unsur klassik Eropa dengan warna pink menghiasi kamar ini. Seakan Elina menyadari bahwa dirinya dengan Cathlyne sangat berbeda jauh, baik dari segi kekayaan maupun garis keturunan. Tapi itu semua tidak jadi masalah, yang penting persahabatannya dengan Cathlyne hingga saat ini masih sangat baik.
"Cath, really .. this so big, aku gak mau disini, apa masih ada kamar lain yang lebih kecil, Cath ?" Tanya Elina dengan tidak menutupi keterkejutannya terhadap kamar ini.
Saat ditanya Oleh Elina dengan pertanyaan seperti itu, Raut wajah Cathlyne berubah menjadi sendu, "Jadi kamu tidak suka dengan kamar ini, El. ... Padahal ini semua aku yang rancang." Ucap Cathlyne.
"No .. No .. No, It wasn't that, Cath. I just very shock now dengan kamar ini. That's it." Jawab Elina.
Melihat reaksinya Elina yang sangat ketakutan, Wajah Cathlyne langsung tersenyum.
"It's okay darling, me too that was just kidding. Sekarang kamu istirahat, besok kamu akan diberitahu apa saja yang akan kamu lakukan." Senyum Cathlyne kepada Elina.
Senyuman Elina kembali terpancar dari wajahnya, kala Cathlyne sang sahabat baik selalu saja membantu dirinya saat susah maupun senang. Untaian kata tidak akan pernah cukup, untuk menggambarkan bagaimana betapa Elina memiliki kasih sayang dari orang-orang yang berada didekatnya.
"Thank You, Cath." Jawab Elina.
Hanya kata itulah yang bisa diucapkan oleh Elina.
****