Desas-desus pernikahan Alex sudah mulai tersebar, publik semakin penasaran dengan siapakah yang wanita beruntung itu. Sebagian orang berpendapat bahwa wanita yang paling berutntung itu adalah Nicole Mountanna Hermis seorang model juga bintang film america, Namun sebagian juga bilang bahwa wanita paling beruntung adalah Lady Terressa Elizabeth of Manchesster, merupakan Aristocrat yang masih mempunyai hubungan dengan keluarga kerajaan Inggris. Disisi lain berita ini membuat orang yang dibicara menjadi jengah.
Bagi Alex pemberitaan ini semakin menyudutkan dirinya harus segara mengumumkan siapakah yang pantas menjadi pendamping dirinya, dan juga membuat statment yang jelas agar Kerajaan tidak semakin disudut kan.
Walaupun begitu, mungkin ini adalah jalan terbaik dari semua pemberitaan mengenai dirinya. Sehingga harus ada yang dikorbakan dalam hal ini, entah Elina ataupun dirinya, atau bisa juga Cinta sejatinya Alex yang sampai saat ini belum bisa dilupakan oleh dirinya. Dia harus mengubur semua impiannya untuk menikahi perempuan impiannya. Tidak akan mungkin cintanya menerima dirinya yang penuh dengan kemunafikan scandal yang berada di dirinya.
Pengorbanan ini mungkin akan menjadi sesuatu berharga untuk Alex di kemudian hari. Walaupun tidak begitu mencintai perempuan yang saat ini sedang dia persiapkan, namun hati harus siap dan teguh untuk hal yang satu ini. Dan kenyataan ini harus Alex terima dan tidak bisa dia lari dari ini semuanya.
Apa hatinya akan berpaling atau bertahan dengan cinta yang masih di pendam, Namun disisi lain dia juga merasa kasihan dengan Elina yang menjadi korban dirinya. Entahlah saat Alex lah yang mungkin mengetahui jawaban itu.
*****
Hampir enam bulan kabar pernikahan Alex semakin terdengar, berita ini semakin membuatnya harus berfikiran lebih cepat lagi dan dapat mewujudkan berita itu. Untuk semetara Alex tidak tinggal dirumah orang tuannya, dirinya lebih memilih menetap di Apartement, bagi dia hanya ini lah tempat paling aman.
Disudut ruang kamar apartement ini lah tempat terbaik untuk memikirkan cara supaya dia dapat mewujudkan keinginan nya itu. Dirinya juga menanti bagaimana kabar dari Elina, apakah dia berhasil atau tidak dalam menjalani trainee dari pamannya. Tidak lama sebuah ketukan berhasil membuyarkan lamunan Alex, dengan segera Alex membuka pintu rumahnya. Ternyata orang yang datang adalah Theo yang merupakan Assistent pribadi dari Alex
"Ada apa kamu kemari?" tanya Alex.
"Lex, beritamu semakin menyebar, apa tidak sebaiknya kau umumkan saja tentang kabar itu," jawab Theo mengenai berita Alex.
"Kamu pikir dengan cara begitu bisa diselesaikan?". Tanya Alex pada Theo
"Tidak ada cara lain, Lex. Hanya cari itu yang dapat menyelesaikan masalahmu itu," timpa Theo dengan jawaban yang membuat Alex berfikir.
Jawaban Theo membuat Alex berfikir, cara yang di kasih Theo mungkin itu adalah solusi terbaik untuk meredam semua pemberitaan itu. dengan cepat Alex meraih handphonenya dan langsung menelepon seseorang.
"Cath, Kita harus bicara .. ya, ini masalah Gue dan Elina. Tempatnya Cafe kampus, Seminggu lagi kita ketemu, okay?" Dengan cepat Alex menyudahi teleponnya.
Theo hanya bingung, kenapa Alex menelepon Sepupunya itu. Mungkin kah ini ada hubungannya dengan pemberitaan itu, entahlah yang penting disinin Theo hanya melaksanakan tugas sebagai manajer dan juga orang kepercaya penuh sang Putra Mahkota. Setelah menelepon Cathlyne, Alex langsung terfikir sesegera mungkin dia umumkan pertungannya dengan Elina.
Seminggu kemudian Alex langsung segera bergegas menuju cafe dekat Harvard University. Jarak Apartement dan juga kampusnya sedikit jauh sehingga dirinya harus mengeluarkan mobil Sportynya yang keluaran terbaru. Tiga puluh menit kemudian Alex tiba ditempat yang sudah dijanjikan. Dari dalam mobil dirinya melihat bahwa Cathlyne sudah berada didalam Cafe itu.
"Hay Cath, ... How are you?" Sapa Alex dengan ramah kepada sesepupunya.
"You can see how I am now, why say that?" Jawab Cathlyne dengan nada yang sedikit Jutek pada Alex.
"Hanya bertanya saja kenapa jutek banget sih," sahut Alex dengan nada yang sama.
Terlihat dari mata Cathlyne bahwa saat ini sepupunya tidak ingin diajak bercanda oleh dirinya. Pancaran dan sorot kemarahan terlihat jelas. Tidak lama setelah itu pelayan cafe menghampiri dan memberikan menu untuk mereka berdua. Lima menit kemudian makanan pun datang.
Dengan cepat Alex langsung membuka obrolannya.
"Ada apa kamu panggil aku kesini?" Tanya Cathlyne dengan tatapan sinis.
Tanpa diduga Alex langsung memperlihatkan senyumannya, namun Cathlyne semakin mual melihat Alex.
"Bagaimana kabar sahabatmu itu? Apa dia sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh kerajaan?" Tanya Alex dengan nada yang sedikit mengejek yang ditujukan untuk Elina.
"She is good personallity, dan sangat mampu mempelajari yang sesuai dengan peraturan kerajaan, bahkan dia lebih baik dari wanita yang kamu cintai dulu," jawab Cathlyne dengan lugas kepada Alex.
Jawaban Cathlyne sangat membuat Alex terkejut, pasalnya Elina hanyalah gadis biasa mana mungkin dia sanggup untuk menjalankan semua peraturan yang ada kerajaan. Peraturan itu bisa menjadi bumerang untuk dirinya Elina
"What do you mean?" Tanya Alex
"She is good personallity, bahhkan dia lebih baik dari semua mantan kamu, mungkin dia lebih baik lagi dari cinta pertama kamu," jawab Cathlyne sebari memanasi Alex.
"Are you sure about that?" Tanya Alex lagi
"Well you can see soon."
Pembicaraan mereka pun terhenti sejenak, karena makanan yang mereka pesan itu datang. Didalam pikiran Cathlyne menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, mungkinkah Alex merencanakan hal lain lagi yang bisa membuat Elina terpojok, ataukah hal yang ini. Yang mungkin sampai saat ini Cathlyne masih belum mengetahuinya. Disisi lain Alex juga memperhatikan sepupunya ini, dia merasa bahwa saat ini Cathlyne tidak bisa di ajak berkerja sama dengannya. Apalagi membantunya untuk mendapatkan keinginannya, sepertinya sangat mustahil itu terjadi.
Setelah itu Alex kemudian kembali membuka suaranya.
"Cath, beritahu dia minggu depan aku akan umumkan tentang pertungan ini. Suruh dia untuk siap-siap menerima semua."
Cathlyne kaget bukan kepalang, dirinya terheran mengapa Alex ingin umumkan beritanya secepat itu, mungkin kah ini atas suruhan sang Ratu atau ini hanya perangkap yang lain untuk semakin menjatuhkan Elina. Mungkin dirinya harus bertanya dulu pada orang ini.
"Kenapa cepat sekali kamu ingin ungkap semuanya?" Tanya Cathlyne sembari menghentikan acara makan dirinya.
"Dengar saat ini aku sedang terpojok, semua pemberitaan ini membuat aku muak. Aku ingin semua ini berakhir, dengan begitu hidupku bisa tenang".
Cathlyne pun menanggapi ucapan Alex dengan mimik muka yang tidak mengenakan. Disisi lain Alex bisa melihat bahwa Cathlyne tidak menyukai ucapannya itu. Tanpa diduga Cathlyne melayangkan tangan tepat kearah muka mulusnya Alex.
"Are you crazy Alex, kau ingin menghancurkan hidup Elina. Dengar jika kamu ingin menghancurkan Elina langkahi dulu aku."
Saat yang bersamaan Alex reflek memengang pipinya. Dia merasakan bahwa kali ini Cathlyne sangat marah kepada dirinya.
"No..I'am seriously now, beritahu saja kepada dia, untuk siap-siap mendengarkan berita dari aku". Cathlyne pun memperhatikan wajah Alex, dia melihat bahwa kali ini Alex sangat serius dengan ucapannya. Untuk kali ini Cathlyne bisa merasakan bahwa Alex sangat serius. Mungkin inilah cara satu-satunya yang bisa mengatasi masalahnya, tapi didalam diri Cathlyne masih ada keraguan terhadap Alex. Perasaan Cathlyne makin tidak karuan, karena dia tahu bahwa ini akan menjadi hidup Elina yang terakhir menjadi orang biasa.
************
POV ELINA
Hampir enam bulan aku menjalani pelatihan menjadi putri mahkota, rasa masih tidak bisa di bayangkan. Aku sendiri juga masih ragu dengan keputusan ini. Disisi lain hati ini juga mengisyaratkan bahwa aku jangan menerima ini semua. Tapi nasi sudah jadi bubur, keputusan yang aku ambil mungkin, jalan terbaik yang bisa aku lakukan dalam hidupku.
Seminggu kemudian Alex, akhirnya mengumumkan pertunangannya dengan diriku. Ingin rasanya aku mati saja, sesungguhnya aku tidak ingin di posisi ini. Aku tidak ingin harta dari Alex, ataupun tahta yang akan dia miliki.
Saat diriku lagi asyik memikirkan maslah ini, Cathlyne datang ke kamar, dengan cepat dia menarik tanganku ini. Sesampainya diruang keluarganya Cathlyne, disitu aku melihat banyak sekali wartawan dan juga media yang sedang melakukan konfresi press pada Alex.
"Good afternoon everyone, I'm Alex Van Deugh. I want to tell something to all my fellow journalists. Today I will announce my engagement to an American girl. She is not from a royal or aristocratic family. This girl is a very simple girl, She is an outstanding student at Harvard University. To be honest the first time she was this heart immediately attracted to me. For some reason, I immediately chose her to be my life companion. This girl's name is Elina Luxiana. For this girl's photo, I still can't tell all of you, but I promise to bring her in front of my fellow journalists. Because currently Elina is running training to become a Dutch crown princess. so all journalists please be patient waiting for Elina's presence. Thank you everyone." Lugas Alex kepada semua jurnalis itu.
Diri ini hanya terdiam mendengar semua penjelasan Alex kepada para wartawan itu. Tangan dingin seperti es batu, tubuh kaku seakan ingin dikubur secara hidup-hidup. Saat sedang memperhatikan omongan Alex, Cathlyn begumam sesuatu yang membuat semua yang ada di ruang keluarga itu terkejut.
"Akhirnya dia umumkan juga. Kukira dia tidak akan pernah melakukannya."
Aku pun hanya terdiam, sesungguhnya aku sendiri juga tidak akan pernah menyangka, bahwa Alex bersunggu-sungguh dengan semua ucapan nya beberapa bulan yang lalu.
"Sepertinya kita harus bersiap Elina, Alex sudah memberikan sinyal nya. Sekarang tinggal kita, sepertinya dirimu juga harus memperkenalkan Alex pada orang tuamu El." Sahut papanya Cathlyn. Dari tatapan itu aku mengerti satu hal, aku harus kuat dan juga sabar dalam menghadapi hidupku.
"Baik, Your Royal Highness. Akan saya usahakan secepatnya menghubungi mereka. Walaupun ada penolakan dari mereka, akan saya usaha mereka mengerti dengan masalah ini." Jawabku dengan sangat lugas.
******
Pelatihanku pun masih berlangsung, malah sekarang materi yang diberikan semakin bertambah. Akibat pernyataan Alex, yang bikin geger itu pembelajaran putri mahkota semakin ketat. Hari-hariku semakin tidak ada artinya, tidak ada lagi waktu santai. Dulu aku bisa melakukan hal-hal yang aku inginkan, aku masih bisa bebas berpergian dengan siapapun yang aku inginkan, dan hati ini juga masih bisa bebas menentukan kemana arahnya.
Tapi sekarang hal-hal itu sudah tidak bisa lagi aku lakukan, semuanya harus terpaku dengan aturan-aturan yang sudah tertera sejak dahulu kala. Pikiran-pikiran di masa lalu itu harus aku kubur dalam-dalam. Semua impian yang aku rancang sudah hancur saat aku menerima pernikahan kontrak ini. Diri ini sudah tidak bisa lagi bebas terbang kemana yang ku mau, sekarang ini harus terkurung disangkar emas yang sebentar lagi dirasakan.
Tapi ada hal yang tidak bisa sebuah aturan itu lakukan, kebebasan aku untuk mengungkapannya dalam secarik kertas.
Dear Diary
Saat ini aku sedang dalam masalah, seluruh kehidupanku sebentar lagi akan terambil secara perlahan, tidak ada lagi tawa, tidak ada lagi harapan dan cita-cita, tidak ada lagi cinta dan tujuan hidup. Ingin rasanya aku melompat kedalam jurang yang sangat dalam. Sejujurnya aku tidak pernah menginginkan kehidupan yang seperti ini, aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku kenal apalagi dia mempunyai kekuasaan yang sangat luas. Aku hanya ingin seseorang yang sederhana dalam hidupku, yang bisa menyayangi keluarga kecilku. Aku tidak pernah berharap diri ini untuk menjadi penguasa bahkan orang kaya sekalipun, justru aku ingin kehidupan yang sederhana saja dalam kehidupanku ini.
Sedikit bebanku sudah terangkat, walaupun hanya pada sebuah kertas dalam buku diary. Bayang-bayang kehidupan dengan penuh aturan masih sangat menghantuiku, apalagi tentang perasaan ini. Hati ini masih belum siap, juga masih belum bisa menerima perasaan orang lain. Tapi aku berdoa semoga tidak ada kejadian buruk dalam kehidupanku untuk kedepanya nanti.
**********
POV Alex
Persiapan sudah aku lakukan semua undangan untuk para wartawan sebagian sudah aku kirim, dan juga istana sudah aku bertahu. Walaupun harus ada saja pertengkaran yang aku lakukan dengan kedua orang tuaku, mereka sangat tidak setuju dengan ide gila ini. Tapi mau gimana lagi hanya ini cara satu-satu yang membuat gosip itu mereda.
"Kamu gila Alex. Jangan kamu libatkan orang tidak bersalah masuk dalam kehidupan kamu." Teriak mamaku
"Ma, cuman ini cara satu-satunya, sekarang aku tanya apa mama ada cara lain untuk masalahku ini. Ga adakan ma, udahlah ma aku tidak akan libatkan mama ataupun papa dalam masalahku ini." Begitulah kataku pada mama.
Ya walaupun sedikit keras tapi itulah cara agar mama mengerti pada masalahku ini.
"Bagaimana Theo apa semua jurnalis sudah kamu beritahu besok akan news baru untuk mereka?" tanyaku pada sekertaris pribadiku.
"Sudah Your Royal Highness, dan jamnya juga sesuai dengan yang anda mau." Jawab Theo.
"Bagus kalau begitu, oh ya satu lagi Theo .. aku ingin berita ini disiarkan secara langsung dan juga sampai ke belanda. Jangan sampai ada kesalahan Theo." Lugas diriku pada Theo.
"Baik Your Royal Highness." Jawab Theo.
**********
Keesokan hari Aku dengan Theo menuju gedung pertemuan yang sudah di booking oleh diriku untuk konfresi press ini. Hati ini semakin gusar, entah kenapa rasa ini datang tiba-tiba. Walaupun begitu rencana ini haruslah dilaksanakan, aku tidak ingin semua ini gagal dan sia-sia begitu saja. Walaupun ada jurang dalam hidupku akan lalui dan kujalani itu semua, demi meredam gosip ini.
"Your Highness, kita sudah sampai." Sahut Theo.
Sesaat aku tersadar, dan aku bersiap dengan ini semuanya. Lima belas menit kemudian aku memasuki ruangan konfrensi. Sudah banyak sekali wartawan berkumpul, dari berita sampai wartawan gosip. Tanpa banyak basa-basi aku langsung saja berucap kepada mereka mengenai isi kepalaku.
"Good afternoon everyone, I'm Alex Van Deugh. I want to tell something to all my fellow journalists. Today I will announce my engagement to an American girl. She is not from a royal or aristocratic family. This girl is a very simple girl, She is an outstanding student at Harvard University. To be honest the first time she was this heart immediately attracted to me. For some reason, I immediately chose her to be my life companion. This girl's name is Elina Luxiana. For this girl's photo, I still can't tell all of you, but I promise to bring her in front of my fellow journalists. Because currently Elina is running training to become a Dutch crown princess. so all journalists please be patient waiting for Elina's presence. Thank you everyone." Lugasku kepada mereka semua.
Setelah aku umumkan, tidak ada sesi tanya jawab dalam announcement ini. Karena aku ingin sesi tanya jawab saat Elina sudah rampung dengan pendidikannya. Sesegera mungkin aku langsung meninggalkan tempat konfrensi itu, karena bagiku sudah tidak ada lagi yang aku jawab lagi untuk mereka semua. Walaupun begitu wartawan itu masih mengejar diriku sampai aku masuk ke mobil pribadiku. Semua security itu berusaha untuk mereka tidak mendekati diriku.
Tidak lama mobil ini bergerak menuju Apartementku. Karena untuk saat ini aku hanya ingin berada disana untuk aku fikirkan lagi rencana selanjutnya setelah Elina selesai dengan pembekalannya. Walaupun harus menunggu lama, tapi aku bertahan demi meredam semua gossip menjijikan itu.
Tak beberapa lama handphoneku berbunyi, kulihat nama yang tertera. Ternyata Cathlyne
"Ada apa … tumben sekali kau menelepon." Sahut aku pada Cathlyne yang berada disebrang sana.
"Kukira kau akan bercanda dengan rencanamu, ternyata tidak. Baguslah kukira kau akan lari tak akan bertanggu jawab."
"Maksudmu apaan, tentu saja aku tidak akan lari kau tenang saja. Suruh Elina siap-siap saat aku membutuhkan dia."
"Jangankan kau suruh .. Elina itu sudah siap, kau tenang saja saat dia sudah selesai dengan pendidikannya aku akan meneleponmu Kembali untuk bilang kalua dia sudah siap bertemu keluarga kita."
"Baguslah Kutunggu kabar darimu untuk selanjutnya, inget Cath … jangan kecewakan aku."
"Tenang saja, aku tidak akan pernah mengecawakan sepupuku ini. Aku jamin Elina akan menjadi orang yang berbeda saat bertemu kamu nanti."
"Oke kalau begitu kututup telepon mu."
"Oke."
Perkataan Cathlyne akan menjadi patokan saat Elina sudah selesai, akan kujemput dia untuk bertemu dengan orang tuaku, setelah itu akan kutemui orang tuanya.
****************