Sekuat tenaga nyonya Andine menahan dirinya untuk kuat dan tidak menangis. Dia merasakan kehangatan pelukan sang anaknya yang kini sudah cukup dewasa. Selama ini banyak waktu yang harus dia lewatkan untuk memperhatikan Deny setelah Deny bertumbuh dewasa, akhirnya nyonya Andine harus merelakan hal buruk terjadi begitu saj pada Deny.
"Ma ... bukan maksud Deny untuk menyakiti perasaan Mama dengan segala tingkah perilaku dan juga kata-kata Deny. Deny mungkin memang brengsek, Ma. Tapi Deny janji sama Mama, Deny bakalan berubah dan memperbaiki semuanya demi Mama dan keluarga kita," ucap Deny.
Semarah apapun nyonya Andine, diriya merasa luluh sekaligus terharu mendengar ucapan dan janji Deny.
Nyonya Andine melepas pelukan tangan Deny. Lantas nyonya Andine berbalik badan dan menghadap Deny. Kini keduanya saling berhadapan.
"Mama pasti akan maafin kamu tapi apa kamu yakin dengan apa yang kamu katakan barusan, Deny?" tanya nyonya Andine menyambut janji Deny.