Chereads / Anti Romantic / Chapter 16 - 16. Ileana

Chapter 16 - 16. Ileana

Jarum jam menunjukkan pukul 8 pagi. Udaranya pun terasa hangat menerpa kulit Ryshaka dengan tingkat polusi yang masih rendah dikarenakan belum banyak kendaraan yang berlalu-lalang.

Namun ditengah kesempurnaan harinya, ada saja oknum yang berusaha merusak hari indahnya.

Perlukah ia memperjelas pernyataan dengan menyebutkan siapa sebenarnya oknum yang sedang ia maksud?

Sebut saja namanya Aletha dan seekor anak Simba.

Mereka berdua adalah tersangka yang patut disalahkan atas porak-porandanya hari cerah Ryshaka.

Jika ditilik dari segi finansial sangat nampak bila motor matic yang dikendarai oleh Leon tak akan sebanding dengan mobil Honda Civic Hatchback yang ditunggangi Ryshaka.

Namun dari penampilan fisiknya, dengan berat hati Ryshaka harus mengakui bahwa lelaki tersebut mempunyai paras rupawan diatas rata-rata.

Wajah itu begitu mulus tanpa noda sedikitpun, hingga membuat Ryshaka penasaran perawatan jenis apakah yang digunakan oleh lelaki itu. Tak nampak sehelai bulu pun yang menodai wajah tampannya. Berbeda dengan dirinya yang membiarkan janggutnya ditumbuhi rambut hingga membentuk The five o'clock shadow, karena ia sengaja tak mencukurnya selama beberapa hari. Tubuhnya pun tergolong jangkung untuk ukuran anak seusianya, ia bisa mengetahui hal tersebut dari sejajarnya tubuh mereka saat keduanya berdiri bersisian kemarin malam. Ryshaka memberi rating 9/10 untuknya.

Dirinya tidak sedang berubah haluan, tapi ia berusaha bersikap adil dengan mengakui kelebihan dari pihak lawan.

Karena terlalu kesal drama picisan yang tersaji dihadapannya tak kunjung usai, Ryshaka menekan tombol klakson kuat-kuat.

Persetan dengan banyaknya orang yang protes akan ulahnya!

Tiiinnn....

Kesal karena aksi protesnya tak di indahkan. Kepala Ryshaka melongok keluar jendela. Dengan mata yang menyorot tajam dan nada yang diucapkan dengan penuh penekanan, Ryshaka berkata "Apa yang kalian berdua lakukan di sana?! Segera menyingkirlah!"

Respon awal mereka hanya diam mematung di tempatnya. Mereka baru mau bergerak ke arah pinggir ketika mendengar klakson kedua yang dibunyikan oleh Ryshaka.

Tiiinnn.....

Setelah tak ada lagi penghalang yang menghambat pergerakan mobil Ryshaka, si empunya langsung saja melajukan mobilnya menuju parking area.

"See?" Ucap Leon retoris seraya mengedikan kepalanya ke arah mobil yang baru saja melaju.

"Jalannya begitu longgar dan motor ini sama sekali tak menghalangi laju kendaraannya. Jelas sekali kalau dia memiliki tabiat yang paling buruk." Ucap Leon kembali.

"Bukan hal baru bagiku Leon, tapi ia tak selalu berperilaku seperti itu." Bela Aletha.

Leon menghela napasnya lelah.

"Seorang wanita dan juga cinta butanya. Sesuatu yang tak akan pernah sejalan dengan akal sehat." Ucap Leon.

Karena kesal akan ucapan Leon yang mengolok-oloknya, Aletha pun dengan gemas mencubit pipinya hingga warnanya berubah menjadi kemerahan.

"Apa maksudnya berkata demikian, bocah kecil?! Kakakmu ini sudah dewasa untuk tahu mana yang baik dan tidaknya, jangan sekali-kali berkata bahwa aku tak punya akal sehat!" Ucap Aletha gemas.

"Sakit Aletha! Lepaskan!" Ucap Leon sembari menghalau tangan Aletha yang terus-menerus ingin mencubit pipinya.

"Panggil kakak dulu!" Pinta Aletha.

"Never! You're not my older sister!" Tolak Leon mentah-mentah.

Lewat pantulan kaca spion Ryshaka dapat melihat romansa yang tersaji di belakangnya.

Secara tak sadar ia meremat kuat kemudi mobilnya hingga jemarinya perlahan mulai memutih dan giginya menggertak menahan kesal.

Belum menjadi bagian dalam hidup Aletha saja, Ryshaka bisa seposesif ini, bagaimana kalau ia menjadi pendamping hidupnya?

Tapi pertanyaannya, apakah ia bisa menyematkan nama wanita lain, sedangkan dadanya masih terisi penuh akan kenangan masa lalu yang begitu sukar bagi Ryshaka untuk enyahkan?

Tiap detak nadi dan hembusan napasnya, selalu tersemat dirinya.

Ryshaka berada dalam kondisi yang sangat kalut.

Itu juga yang menyebabkan moodnya naik turun bila berhadapan dengan Aletha.

Di satu sisi ia ingin menjadikan wanita tersebut ratu di singgah sananya.

Di sisi yang lain Ryshaka juga tak dapat semerta-merta melupakan Ileana-nya, seorang wanita dengan senyum secerah mentari dan sikap selembut bludru yang dulunya selalu membuai Ryshaka dengan sikap penuh kasihnya.

Ryshaka keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju kantor tempat ia bekerja.

Karena masih terpengaruh oleh pemandangan yang sebelumnya telah memperkeruh suasana hatinya, secara tak sadar ia menampilkan mimik wajahnya yang kaku, kedua alisnya bertaut dan bibirnya yang tanpa senyum hingga berhasil menciptakan kesan bengis.

"Selamat pagi, Pak Ryshaka!" Ucap Aletha karena secara kebetulan mereka bertemu saat hendak menuju lift.

Tak ada respon apapun yang keluar dari bibir Ryshaka. Ia hanya memalingkan wajahnya barang sejenak ke arah Aletha dan menganggukkan kepala singkat. Hanya itu!

Aletha mengedikan bahunya singkat, berusaha acuh pada sikap tak tersentuh Ryshaka. Lagipula itu hanya sebuah sapaan formalitas yang tak masalah jika Ryshaka tak mengindahkannya.

Mereka berdua berdiri bersisian di depan lift sembari menunggu kemudi angkat tersebut berhenti di lantai tempat mereka kini berpijak.

"Selamat pagi, Pak Ryshaka!" Sapa dengan ramah seorang wanita yang bernama Kimmy. Senyumnya begitu lebar hingga membuat Aletha khawatir bila bibirnya akan menyentuh ke dua telinganya. Aletha meringis ngeri melihatnya.

Ryshaka menolehkan wajahnya pada wanita tersebut.

"Selamat pagi juga, Kimmy!" Jawab Ryshaka dengan nada yang sama ramahnya. Pandangannya secara terang-terangan menyapu keseluruhan penampilan cantiknya. Diakhiri dengan sudut bibirnya yang terangkat membentuk senyuman kecil.

Tentu saja Kimmy langsung memahami sebuah makna terselubung yang berusaha atasannya itu lakukan.

Lelaki itu tertarik padanya!

Senyum penuh kepuasan makin tersemat di bibir cantik Kimmy. Akhirnya setelah sekian lama Ryshaka menyadari juga keberadaan dirinya.

Ting!

Sebuah tanda yang mengartikan bahwa lift telah berhenti di lantai tempat mereka berpijak, kemudian pintu tersebut terbuka tak lama setelahnya.

"Saya duluan ya Kimmy, sampai nanti!" Ucap Ryshaka sembari tersenyum ramah.

Mereka berdua masuk ke dalam lift khusus direksi dan meninggalkan Kimmy yang masih menunggunya di depan lift karyawan.

Seketika itu pula raut wajah Ryshaka berubah menjadi sedia kala, tak ada sedikitpun raut wajah manis yang beberapa saat lalu ia tunjukkan.

Sadar dirinya terus diperhatikan, akhirnya Ryshaka menolehkan pandangannya pada Aletha.

Tak ada satupun kalimat yang terlontar dari bibir itu, sebelah alisnya terangkat untuk membuat gesture bertanya yang mengartikan "Ada apa?"

"Saya hanya penasaran dengan suasana hati Bapak yang berubah begitu cepat layaknya rollercoaster." Ungkap Aletha.

"Apakah kamu terusik oleh sikapku yang seperti demikian Aletha?" Tanya Ryshaka, ia menaruh atensi penuh pada Aletha.

"Tidak sama sekali!" Sangkal Aletha berdusta.

Ingin sekali bibir ini menjerit keras-keras dan menjawab "Sangat terusik!".

Ia tidak siap menghadapi suasana hati Ryshaka begitu sukar untuk Aletha pahami apa maksud sebenarnya, begitu tak terduga layaknya cuaca.

Dan apa maksud dari tindakannya yang memancing opini bahwa ia merasa tertarik pada Kimmy?

Entahlah.