Chereads / Anti Romantic / Chapter 18 - 18. Masih Terus Mencari

Chapter 18 - 18. Masih Terus Mencari

Dari     : Aletha_01@gmail.com

Kepada  : Hrd@qwords.com

URGENT!

Minta tolong submit kepada saya Curriculum Vitae salah satu mantan pegawai dari divisi IT atas nama Calvin. Terima kasih.

Aletha telah mengirimkan email tersebut kepada bagian HRD dan tinggal menunggu jawabannya saja.

Selain berperilaku layaknya sebuah dispenser yang bisa panas atau dingin sesuai dengan suasana hatinya, ternyata Ryshaka juga bisa random.

Aletha tak tahu alasan apa yang mendasari pikiran Ryshaka hingga ia tiba-tiba tertarik untuk mencari seluk beluk salah satu mantan karyawannya sendiri.

Aletha telah memikirkan beberapa teori konspirasi yang mungkin saja terjadi.

Pertama, Calvin telah melakukan tindakan kriminal ataupun melawan norma sosial yang kesalahannya begitu fatal hingga keberadaan masih terus di cari oleh Ryshaka hingga kini.

Kedua, Di kehidupan sebelumnya Calvin dan Ryshaka adalah sesama Don Juan yang bertikai demi memenangkan hati seorang wanita.

Ketiga, kedua jawaban diatas benar.

Aletha menghentikan lamunannya disaat layar komputernya menampilkan notifikasi email.

Kepada saya^

Dari : Hrd@qwords.com

Kepada : Aletha_01@gmail.com

Tanggal : 27 Agu 2021 08.30

Sejauh ini tidak ada karyawan ataupun mantan karyawan yang bernama Calvin seperti yang Ibu maksudkan.

Aletha membaca isi dari email tersebut dan menyebabkan kedua alisnya mengerut dalam. Ia yakin bahwa sebelumnya Ryshaka memintanya untuk mencari info seorang lelaki bernama Calvin. Tapi mengapa bagian HRD berkata bahwa tidak ada satupun lelaki seperti yang dimaksudkan oleh atasannya?

Aletha segera bangkit dari tempat duduknya, lebih baik ia bertanya langsung kepada yang bersangkutan, sebelum otak cerdasnya sibuk membuat spekulasi ini itu.

Aletha melangkahkan kakinya menuju ruangan yang berada persis di hadapannya.

Tok! Tok!

"Masuk!" Sahut suara dari dalam.

Aletha mendudukkan dirinya pada sebuah kursi yang berada tepat di depan lelaki itu.

"Pak Ryshaka?" Ucap Aletha pelan, ia tak ingin membuyarkan konsentrasi Ryshaka yang terlihat begitu sibuk meneliti beberapa berkas dihadapannya.

Dari mimik wajahnya yang terlihat amat serius tanpa mendongakan wajah saat melihat kehadirannya, Aletha dapat menangkap satu hal.

Ada sesuatu yang begitu menyita perhatian pria itu.

Ryshaka hanya sekilas mengangkat telapak tangannya, sebuah gesture yang mengartikan bahwa ia tak ingin diganggu terlebih dahulu.

Aletha menangkap makna gesture tersebut dan mengangguk paham. Ia menunggu dengan sabar setelah mendapat isyarat tersebut.

Karena terlalu bosan tak ada hal apapun yang bisa ia kerjakan, akhirnya Aletha menyibukkan dirinya sendiri dengan memperhatikan rupa lelaki yang sibuk menekuri berkas itu.

Sejauh yang Aletha ingat, jambang Ryshaka tak pernah selebat ini hingga menampilkan The five o'clock shadow yang membuat jemari lentik Aletha begitu gatal untuk merasakan sensasi rasa geli dan menusuk di telapak tangannya.

Penampilannya yang seperti itu terlihat begitu maskulin di mata Aletha.

Aletha menggenggam jemarinya erat. Bagaimanapun tubuh Aletha seringkali berbuat kompulsif dengan gerakan yang tak dapat ia tahan dan berjalan tanpa komando dari otaknya.

Tapi ia penasaran bagaimana rasanya!

Ryshaka mendongakkan pandangannya pada Aletha dan mendapati tingkah laku absurdnya yang sudah biasanya baginya.

Gadis itu terlihat memegangi satu tangannya yang lain tak lupa bibir manisnya sibuk mengucapkan mantra yang tak dapat ia pahami apa maksud dibaliknya.

"Ada apa dengan pergelangan tanganmu Aletha?" Tanya Ryshaka.

"Dia ingin bersikap kurang ujar!" Jawab Aletha masih belum tersadar.

"Maksudnya?" Tanya Ryshaka dengan dahi yang mengerut.

"Lupakan saja." Aletha menampilkan cengiran yang ia yakin terlihat begitu bodoh.

"Baiklah." Ujar Ryshaka singkat.

"Sebelum ini saya telah menyampaikan permintaan Bapak dengan menanyakan Curriculum Vitae kepada bagian HRD, namun beliau berkata bahwa tak ada seorang pun lelaki yang bernama Calvin di perusahaan ini." Jelas Aletha panjang lebar.

Tak ada satupun jawaban yang keluar dari bibir Ryshaka, hingga membuat Aletha berpikir lelaki itu tidak menyimak ucapannya.

Aletha melambaikan tangannya di depan wajah Ryshaka hanya untuk memastikan bahwa lelaki itu mendengar perkataannya.

"Pak Ryshaka?" Ucap Aletha.

"Seperti itukah Aletha?" Tanya Ryshaka.

"Benar Pak, atau Bapak ingin saya menanyakan sekali lagi kepada bagian HRD untuk sekedar memastikan ulang?" Tanya Aletha.

"Itu tidak perlu kamu lakukan Aletha, lagipula nama yang ia gunakan bukanlah Calvin." Ucap Ryshaka penuh teka-teki.

"Tapi Bapak sebelumnya telah berkata kepada saya bahwa lelaki itu bernama Calvin."

"Bukan Calvin. Aku pun sendiri tak tahu identitas siapa yang ia pergunakan." Ucap Ryshaka dengan pandangan menerawang.

Aletha yang tak dapat memahami arti ucapan Ryshaka hanya bisa diam. Ia takut salah bicara.

"Siapa yang berani-beraninya berbuat khianat di belakangku?" Ucap Ryshaka retoris.

Aletha jadi merasa tak berguna jika seperti ini. Ia adalah orang yang harusnya paling dekat dengan Ryshaka. Namun kini ia terlihat bagai orang yang tak tahu menahu mengenai lelaki itu.

"Karena tidak ada hal lain yang ingin dibahas, kamu sudah bisa pergi Aletha!" Perintah Ryshaka.

"Kalau begitu saya permisi." Pamit Aletha. Kepergiannya dari ruangan Ryshaka, bertepatan dengan kedatangan Jasmine.

Aletha sedikit tak nyaman dengan cara wanita itu memandang dirinya.

Pandangannya menyapu dari atas sampai bawah disertai dengan senyum tipis yang tersemat di bibir sensualnya.

Pandangan menilai.

Tak pelak apa yang wanita itu lakukan membuat rasa percaya diri Aletha menciut.

Entah untuk alasan apa.

"Just mine, come here, sweetie!" Ucap Ryshaka dengan nada manisnya.

Aletha meraba jantungnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri serta perih.

Panggilan Ryshaka pada Jasmine terdengar begitu manis.

Sebuah panggilan yang berartikan hanya milikku, Just mine.

Jasmine menghentikan aksi menyelidiknya pada keseluruhan tampilan Aletha setelah mendengar nada manis dari kakak tirinya tersebut.

"Aneh sekali!" Sebuah pernyataan yang terbesit dalam benak Jasmine.

Mereka masih tetap saja melakukan aksi tarik ulur, ia yang hanya bertindak sebagai penonton saja merasa muak! Batin Jasmine.

"Ada apa gerangan yang membawamu kemari, Sweetie?" Tanya Ryshaka seraya bangkit dari duduknya dan membelai surai halus Jasmine.

"Apakah ada barang branded yang new arrival atau hal lainnya?" Tanya Ryshaka kembali.

Aletha segera menutup pintu di belakangnya. Tak ingin mendengar segala perkataan manis lelaki itu yang bukan tertuju untuknya.

Setelah memastikan bahwa Aletha sudah benar-benar enyah dari sana, baru Jasmine menghentikan aksi memuakkan Ryshaka.

"Hentikan kelakuan konyolmu big brother, terasa begitu memuakkan di dalam pendengaranku!" Ucap Jasmine seraya mendorong Ryshaka jauh-jauh.

"Hal itu pula yang telah kudapatkan pagi ini. Begitu memuakkan!" Timpal Ryshaka.

"Tapi kamu tak bisa berlaku demikian manisnya padaku, semua orang mengira bahwa kita memiliki hubungan romansa!" Tolak Jasmine.

"Memang itu yang kuinginkan sweetie." Ucap Ryshaka disertai senyum penuh makna yang tak dapat Jasmine uraikan apa maksud sebenarnya.

"Dasar gila!" Rutuk Jasmine pada Ryshaka.