Chereads / Anti Romantic / Chapter 19 - 19. Gold Digger?

Chapter 19 - 19. Gold Digger?

"Apakah kau ingat seorang lelaki bernama Calvin yang dua tahun lalu telah angkat kaki dari perusahaan ini, Jasmine?" Tanya Ryshaka dengan raut wajah serius pada Jasmine.

"Si bajingan tengik tak tahu diri yang beraninya menggoda tunanganmu? Tentu saja aku ingat!" Timpal Jasmine.

"Tidak perlu kau menguraikannya dengan sedetail itu, lagi pula wanita itu bukan lagi tunanganku." Sahut Ryshaka, mimik wajahnya seketika mengeras setelah diingatkan kembali akan masa lalu yang enggan untuk ia ingat kembali.

"Hal apa yang membuatmu tiba-tiba teringat dengan lelaki itu?" Tanya Jasmine.

"Sebelum ini aku telah melihat lelaki bedebah itu sedang berkeliaran di perusahaan ini dan lucunya ia tetap sama bodohnya," Ucap Ryshaka dengan suara tawa yang terdengar ganjil di telinga siapapun yang mendengarnya. Matanya memancarkan sorot terluka yang sangat dalam.

"Di tempat sama dan kejadian yang sama pula, hanya bedanya bukan sosok Ileana yang berada di dalam rengkuhannya." Sambung Ryshaka dengan tatapan mata yang nyalang.

Jasmine seketika terkesiap kaget mendengar perkataan Ryshaka.

Ia ingat dengan benar bahwa kakak tirinya tersebut telah mendepak nama seorang Calvin dan mem-blacklist namanya dari perusahaan ini setelah kejadian memalukan itu.

Bila Ryshaka berkata ia telah menemui lelaki tersebut sebelum ini, itu artinya ada sosok berkuasa yang berdiri di belakangnya.

Jasmine pun sama cemasnya setelah mendengar perkataan Ryshaka, ditambah lagi lelaki itu dengan beraninya berbuat keji di tempat ini, seolah ia dengan sengaja ingin menunjukkan kehadiran dirinya di tempat ini.

Suasana hening beberapa saat lamanya karena keduanya sibuk berpikir dengan praduganya masing-masing.

Jasmine menghela napas lelah disaat benaknya tak menuju pada siapapun dalang di balik ini semua.

"Otakku saat ini terlalu buntu untuk dibuat berpikir." Keluh Jasmine putus asa.

Ryshaka berdecak sinis setelah mendengar keluhan Jasmine.

"Kukira perkataanku padamu akan membawa titik terang, nyatanya sama saja." Ucap Ryshaka. Ia kembali mendudukkan dirinya pada kursi empuk kebanggaannya.

Kedua tangannya menangkup di depan wajahnya. Matanya pun terpejam erat. Bahu yang biasanya terlihat begitu nyaman untuk dibuat sandaran, kini kelihatan sangat rapuh.

Jasmine yang melihat gesture putus asa dari Ryshaka pun merasa bersalah karena ia tak dapat melakukan suatu hal yang bisa meringankan bebannya.

Jasmine berjalan menuju tempat Ryshaka duduk. Kedua tangannya ia letakkan di bahu lelaki tersebut dan mengelusnya perlahan, ia berharap apa yang dilakukan dapat meringankan sedikit bebannya.

"Maafkan aku, aku sama sekali tidak memiliki praduga siapakah dalang dibalik ini semua." Ucap Jasmine pelan.

Ryshaka mendongakkan kepalanya mendengar perkataan wanita cantik tersebut.

"Apa yang kamu maksud? Bukankah jelas-jelas bahwa pelakunya adalah Calvin?!" Tanya Ryshaka dengan kedua alis menyatu.

"Aku mendengar ucapanmu sebelumnya, lelaki itu tak mungkin dengan serta merta menyerahkan dirinya padamu dengan berbuat asusila di perusahaan ini. Apakah kamu tidak berpikir dirinya telah menanti pertemuan kalian?" Ucap Jasmine.

"Aku sebelumnya juga telah berpikir, siapa kiranya yang bisa memasukkan lelaki itu ke dalam perusahaan ini." Ucap Ryshaka seraya mengelus dagunya.

"Fokus utamanya bukanlah lelaki bajingan itu, melainkan sosok besar di belakangnya!" Ucap Jasmine.

"Yang kamu ucapkan benar." Ucap Ryshaka.

"Sebuah wacana lama memang. Bahwa wanita selalu benar." Ucap Jasmine seraya tersenyum manis yang terlihat begitu menyebalkan di mata Ryshaka.

"Terserah ucapanmu saja." Ucap Ryshaka, ia tak ingin berdebat dengan adik tirinya karena pasti akan berbuntut panjang.

"Mengenai assistenmu. I think she has same energy with your Ex." Ucap Jasmine.

"Mengapa kamu berkata demikian? Mereka berdua memiliki kepribadian berbeda dan aku adalah orang yang sangat menentang keras untuk pernyataan mu!" Tolak Ryshaka mentah-mentah.

"Aku pun mendoakan yang terbaik untukmu mu big brother. Tapi tetap saja, aku masih merasa skeptis dengan tampangnya yang naif, biasanya wanita yang seperti itu, ia menyembunyikan sesuatu yang besar di belakangnya." Ucap Jasmine.

"Aku sama sekali tak dapat menangkap arti dari ucapanmu." Timpal Ryshaka.

"Kuharap dia bukan sejenis wanita gold digger penggila harta." Ucap Jasmine.

"Kurasa sangat wajar bila wanita mencari seorang lelaki untuk memenuhi segala kebutuhan dirinya." Ucap Ryshaka menentang pernyataannya Jasmine.

"Sangat wajar, yang tidak wajar ialah ia sudah mendapatkan apa yang ia mau lalu enyah begitu saja." Ucap Jasmine masih terus mencoba meracuni otak kakak tirinya.

"Terima kasih akan semua petuah darimu Jasmine. Sekarang kamu bisa pergi karena kapasitas otakku sudah penuh untuk kau jejali dengan pernyataan tak penting itu." Usir Ryshaka pada Jasmine.

"Aku hanya ingin yang terbaik bagimu, aku sama sekali tak ada maksud untuk merubah pandanganmu pada Aletha." Ucap Jasmine dengan senyum tulusnya.

"Aku tahu my just mine." Sahut Ryshaka seraya memeluk erat tubuh Jasmine.

"Aku akan segera angkat kaki dari ruangan ini jika kamu mau membelikan diriku tas branded keluaran terbaru." Ucap Jasmine dengan senyum tanpa dosanya.

"Bukankah permintaanmu sudah kuberikan sebelumnya?" Tanya Ryshaka bingung.

"Yang namanya barang branded tak hanya satu tapi banyak sekali, kukira kau sudah mengetahuinya." Ucap Jasmine seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu saja aku tahu, yang tak bisa ku pahami ialah kamu membutuhkan berapa tas dalam satu waktu, seingatku kamu memiliki koleksi tas yang tak terhitung jumlahnya." Ucap Ryshaka.

"Tapi wanita menyebalkan yang bernama Beatrice juga memiliki barang branded limited edition yang kumiliki, jadi intinya saat ini aku tidak memiliki tas titik!" Ucap Jasmine setengah merajuk.

"Dan siapa lagi itu Beatrice?" Tanya Ryshaka bingung.

"Wanita menyebalkan yang sudah menarik perhatian Axelsen dariku." Ucap Jasmine.

Ryshaka hanya menarik alisnya sebagai reaksinya.

"Sekarang kita semua tahu siapa wanita gold digger yang sesungguhnya." Ucap Ryshaka.

"Hey! aku tidak masuk hitungan. Bagaimanapun kamu adalah saudara lelakiku!" Tolak Jasmine.

"Akan aku pertimbangkan terlebih dahulu dan mungkin saja aku akan mengabulkannya jika kamu mau bersikap yang lebih manis lagi." Ucap Ryshaka dengan senyum penuh makna.

"Apa yang kamu maksud?" Tanya Jasmine, ia sama sekali tak dapat menangkap arti dari ucapan Ryshaka.

"Seperti bersikap yang lebih baik lagi pada Aletha contohnya." Ucap Ryshaka seraya mengedikan pundaknya.

Manik mata Jasmine membola mendengar perkataan Ryshaka.

"Apakah kamu sungguh jatuh hati pada pesona wanita itu?" Tanya Jasmine.

"Bisa iya bisa juga tidak." Jawab Ryshaka.

"Mengapa seperti itu?" Tanya Jasmine.

"Terkadang saat melihat tingkah laku lucunya membuat hatiku sangat senang namun bisa merubah sangat jengkel jika ia mulai berani berdebat atau yang paling menyebalkan, ia dengan beraninya berbuat manis pada lelaki lain." Ucap Ryshaka panjang lebar.

"Itu namanya kamu benar-benar jatuh hati padanya." Jawab Jasmine.

"Tapi yang lebih utama dari itu semua, hati ini menyimpan ketakutan yang amat sangat, jika wajah naifnya hanyalah kedok untuk menutupi sesuatu yang lain seperti ucapanmu sebelumnya." Ucap Ryshaka lemah.