Happy reading
*****
Aretha melirik dari ekor matanya, ia tidak berani mengungkapkan apa yang diinginkannya. Meskipun dua hari telah berlalu sejak Aldrich sakit waktu itu, tapi rasa takut masih membayangi Aretha.
"Kenapa lihat-lihat?" tanya Aldrich tak sengaja melihat Aretha mencuri pandang ke arahnya.
Perempuan tersebut tersentak. Ia menggeleng. "Tidak. Aku tidak ingin mengatakan apa pun."
"Lalu kenapa melihatku seperti itu?"
"Karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Aretha refleks membungkam mulutnya sendiri. "Kenapa aku malah berkata seperti tadi," batinnya dalam hati.
"Dasar perempuan!" ujar Aldrich pelan. "Cepat katakan! Aku tidak punya waktu untuk menunggumu bicara."
"Memangnya kau pikir bicara padamu itu mudah?" batin Aretha agak kesal.
"Boleh aku keluar? Maksudku, aku hanya ingin menghirup udara bebas."
Aldrich menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kau tidak bisa bernapas di sini? udara di sini juga bersih, tidak beracun."
