Happy reading
*****
Aldrich menatap Aretha dengan senyum miringnya. Sedangkan perempuan tersebut sedikit membulatkan matanya.
"Dasar pria tidak tahu malu!" batin Aretha.
"Bagaimana? Kau mau, 'kan?" tanya Aldrich sembari mengelus pinggang Aretha.
"Jika aku menolak, apa kau akan mengabulkannya?"
"Tentu ... tentu saja tidak, istriku."
Aretha merasa oksigen di sekitarnya semakin menipis---menurutnya. Ia tidak bisa bergerak atau pun melawan dengan kata-kata. Aldrich mengunci tubuhnya. Tatapan pria itu juga seakan tak bisa dibantah.
"Ada apa denganku?" batin Aretha bertanya-tanya.
Tangan Aldrich menyelipkan helaian rambut Aretha ke belakang telinga. Ia masih menatap Aretha dengan netra abunya yang tajam hingga perempuan tersebut salah tingkah.
Aldrich melepaskan rengkuhanmu. "Aku sangat ingin menerkammu di sini, tapi aku urungkan. Ada hal yang lebih penting. Cepatlah bersiap-siap. Kita akan pergi." Aldrich melengos pergi begitu saja.