Happy reading
*****
Aldrich menutup matanya erat-erat tatkala suara-suara itu datang dan memenuhi pikirannya. Sebaik apa pun ia menahan dirinya, tetap saja suara-suara tersebut selalu muncul.
Aldrich mengontrol laju pernapasannya yang mulai tidak teratur. Ia tidak boleh goyah sekarang. Setidaknya ... sampai ia berhasil mengalahkan Albert dan membuat pria tua itu membusuk di dalam neraka.
Sikap Aldrich tak luput dari pandangan Aretha. Ia sudah selesai mendongeng sejak satu menit yang lalu. Sejak saat itu, perempuan tersebut terus mengamati mimik wajah Aldrich yang seakan menahan sesuatu.
"Apa yang kau rasakan, Al? Bisakah pria kejam sepertimu merasakan sebuah kepedihan? Atau itu hanya reaksi karena kau tidak bisa mmebunuh musuhmu?"
Aldrich membuka matanya. Saat itulah mata mereka saling beradu. Hanya ada kebisuan. Keduanya hanya saling menatap. Hingga Aldrich memutuskan kontak matanya.