Happy reading
*****
Denaya datang membawakan teh untuk Chris. "Silakan diminum Nak Chris."
"Terima kasih, Bi."
Mata Denaya menelusuri sekitar. "Loh, ke mana Nak Aldrich," gumam perempuan itu.
Tak lama berselang, muncullah Aldrich dengan melingkarkan tangannya di pinggang Aretha. Perempuan itu tidak nyaman dengan perlakuan Aldrich. Ia tidak pernah "bermesraan" dilihat orang dekat.
"Aldrich, lepas."
Tatapan Aldrich tak bersahabat. "Diamlah Aretha. Jangan membuatku berubah pikiran untuk pergi dari sini," ancamnya. Berhasil membuat Aretha diam.
Chris melihat itu pun menyunggingkan senyuman kecil. Ia tahu Aldrich melakukannya sengaja. Pria itu seolah-olah ingin menunjukkan bahwa Aretha adalah miliknya seorang.
Denaya yang melihatnya pun tersenyum. "Mereka berdua terlihat serasi sekali," batinnya.
Aldrich dan Aretha akhirnya ikut duduk. "Apa kau tidak memiliki kesibukan lain selain mendatangi panti ini?" tanya Aldrich, bermaksud untuk mengusir Chris secara halus.